Apakah Makanan dari Kedelai Berbahaya untuk Perempuan? Ini Kata Ahli

makanan dari kedelai
Foto: www.freepik.com

Eits, sebelum kamu memberikan respons “topik macam apa ini?”, #newsflash, ada sejumlah perempuan yang deg-degan saat mengonsumsi makanan dari kedelai. Alhasil, hati-hati banget saat menikmati tempe, tahu, atau susu kedelai.

Ah, tempe dan saudara sepupunya, tahu, adalah salah satu makanan dari kedelai terlezat di dunia. Benar ‘kan? Jadi, apakah makanan dari kedelai berbahaya untuk kesehatan perempuan?

LIMONE menghubungi dr. Kurnia Sitompul, M.Gizi, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi klinik agar bisa menikmati tempe goreng dan tahu bacem dengan tenang.

Apa Kelebihan dan Manfaat Makanan dari Kedelai?

panduan konsumsi makanan dari kedelai
Foto: www.freepik.com

“Sejak lama, kacang kedelai diketahui memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan,” Dokter Kurnia menjelaskan. Tidak seperti jenis kacang-kacangan lainnya, kedelai memiliki komposisi yang lebih lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

“Bahkan, kuantitas serta kualitas protein dalam kacang kedelai dinilai lebih baik bila dibandingkan dengan sumber protein nabati lain,” terangnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa salah satu senyawa penting dalam kedelai yang merupakan golongan tanaman Leguminoceae ini adalah fitoestrogen. “Fitoestrogen disebut sebagai estrogen alami dalam tanaman pangan, dengan Isoflavon sebagai salah satu jenis paling banyak yang terkandung dalam kedelai dan terbukti memiliki efek baik untuk kesehatan,” bebernya.

Manfaat isoflavon? Ini daftar panjangnya:

  1. Dapat menurunkan risiko kanker saluran cerna
  2. Mengurangi gejala klinis menopause
  3. Mencegah osteoporosis
  4. Melindungi individu dari gangguan kognitif, kardiovaskuler, kejadian kanker payudara dan prostat
  5. Memiliki khasiat pada sistem saraf dan reproduksi.

Banyak ya, kebaikan dalam kedelai. “Kedelai juga dinyatakan sebagai sumber asam lemak tak jenuh, serat, vitamin B, zat besi dan seng,” lanjutnya.

Hm, adakah ‘kekurangan’ kedelai?

“Sama halnya dengan komponen aktif lain seperti alkohol dan kafein, hingga kini konsumsi kedelai masih memberikan pro kontra. Hal tersebut berhubungan dengan terbatasnya penelitian pada manusia. Hingga ada yang menyatakan bahwa konsumsi produk olahan kedelai dalam jumlah banyak dan lama dapat memengaruhi kadar hormon dalam tubuh,” papar Dokter Kurnia.

“Jadi, penggunaannya perlu diperhatikan pada bayi, masa pubertas dan perempuan sebelum dan saat hamil, serta individu yang telah memiliki gangguan hormonal sebelumnya,” bebernya.

Apakah Makanan dari Kedelai Kurang Baik Dikonsumsi Perempuan?

apakah makanan dari kedelai kurang baik dikonsumsi perempuan | | Apakah Makanan dari Kedelai Berbahaya untuk Perempuan? Ini Kata Ahli
Foto: www.freepik.com

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kacang kedelai, “memang mengandung estrogen alami (fitoestrogen), suatu hormon yang juga ditemukan dalam tubuh manusia,” jelasnya.

Dokter Kurnia menjelaskan bahwa fitoestrogen ini bisa disebut bermuka dua, karena dapat beraktivitas agonis dan antagonis saat berikatan dengan reseptor estrogen dalam tubuh.

“Aktivitas agonis terjadi saat fitoestrogen bereaksi layaknya hormon estrogen dalam tubuh, sedangkan aktivitas antagonis terjadi saat fitoestrogen berkerja menghambat estrogen dalam tubuh,” lanjutnya.

Apa akibatnya bagi tubuh?

“Kedua efek tersebut dapat memicu ketidakseimbangan produksi dan kerja berbagai hormon. Namun, berbagai penelitian juga menegaskan bahwa potensi fitoestrogen ini cukup lemah dan sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme serta penyerapannya dalam saluran cerna manusia,” katanya.

Ini artinya: efek yang dikhawatirkan berupa ketidakseimbangan hormon sangat tergantung pada waktu, lama paparan, jenis kelamin serta usia yang disebut estrogen- sensitive (sebelum dan selama kehamilan, bayi baru lahir dan sebelum pubertas).

“Berdasarkan hal tersebut, maka kedelai masih baik untuk dikonsumsi perempuan,” tegasnya. Yaaaas!

Bagaimana Kita Tahu bahwa Ketidakstabilan Hormon Disebabkan oleh Makanan dari Kedelai?

panduan konsumsi makanan dari kedelai
Foto: www.unsplash.com

Sayangnya, tidak ada jawaban “iya” atau “tidak” untuk mengetahui apakah keseimbangan hormon yang dialami perempuan disebabkan oleh kedelai.

“Kita tidak dapat secara spesifik menyatakan bahwa ketidakstabilan hormon terjadi karena makanan dari kedelai saja,” jelas Dokter Kurnia. Pasalnya, ketidakseimbangan hormon tubuh disebabkan multifaktorial, sebut saja:

  • Genetik
  • Pola makan yang salah (konsumsi gula dan lemak jenuh berlebihan), kurang konsumsi sayur dan buah (rendah serat, defisiensi vitamin dan mineral)
  • Konsumsi xenoestrogen (fitoestrogen selain kedelai)
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan
  • Gangguan tidur
  • Stres psikologis
  • Paparan polusi, radiasi, pestisida, insektisida dan senyawa kimiawi lain

Namun, berita baiknya, kamu bisa mengetahui apakah kamu sedang mengalami ketidakstabilan hormon.

“Akan muncul gejala seperti gangguan menstruasi, nyeri perut, nyeri kepala, gangguan makan, infertilitas, gangguan mood, gangguan konsentrasi, kelelahan, hingga munculnya keluhan pada kulit, rambut serta berat badan. Untuk mengetahui lebih lanjut adanya ketidakseimbangan hormonal dapat melakukan pemeriksaan ke dokter terkait,” anjur Dokter Kurnia.

Untungnya, hormon bisa diseimbangkan dengan banyak cara. Pastinya, dengan mengatasi penyebab ketidakseimbangan hormon yang sudah disebutkan di atas.

Dan dari segi makanan, “maka prinsip diet seimbang dengan mengutamakan karbohidrat kompleks, kecukupan protein, konsumsi sayur dan buah untuk memenuhi vitamin dan mineral, dapat membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh,” tekannya.

Lalu, ingat: kurangi konsumsi gula dan lemak jenuh berlebih, batasi konsumsi kafein dan alkohol, dan konsumsi lemak yang kaya omega-3 dan omega-6.

Perlukah Membatasi Konsumsi Makanan dari Kedelai?

perlukah membatasi konsumsi makanan dari kedelai | | Apakah Makanan dari Kedelai Berbahaya untuk Perempuan? Ini Kata Ahli
Foto: www.pexels.com

FYI, jenis olahan kedelai yang dianggap mampu mempengaruhi ketidakseimbangan hormon adalah olahan kedelai yang mengandung tinggi fitoestrogen, serta dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama.

“Jenis tersebut banyak ditemukan pada produk tepung kedelai, kedelai mentah, bentuk suplementasi dan hasil ekstraksi khusus,” terangnya.

Apakah ini membuat kita sebaiknya membatasi konsumsi makanan dari kedelai?

Sayangnya, penelitian terkait jumlah konsumsi makanan dari kedelai masih sangat terbatas, kata Dokter Kurnia. Dan sebagian besar pada hewan coba, yang dikhawatirkan memiliki pola metabolisme dan penyerapan yang berbeda dengan manusia.

“Penelitian pada manusia dengan dosis isoflavon 600–750 mg memberikan efek merugikan pada sistem resproduksi laki-laki dan perempuan,” jelasnya.

Menurut EFSA (European Food Safety Authority) konsumsi isoflavon dari suplemen dan makanan dari kedelai sebesar 35–250 mg per hari selama 2,5 tahun tidak memberikan efek samping pada sistem reproduksi.

“Penelitian lain menyatakan konsumsi isoflavon hingga 200 mg selama 2 tahun tidak akan memengaruhi fungsi hormon,” tambahnya.

Ohya: “Perlu diketahui bahwa kandungan isoflavon dalam 100g olahan kedelai bervariasi sekitar 85–179 mg. Dan kandungan isoflavon paling tinggi terdapat pada tepung kedelai, isolat protein kedelai, kacang kedelai mentah, kedelai roasted serta natto (makanan tradisional Jepang hasil fermentasi menggunakan bakteri Bacillus),” paparnya.

Bagaimana dengan makanan favorit jutaan umat, tempe dan tahu?

“Dalam 100g tempe sendiri terkandung 3,82 mg isoflavon, sedangkan pada 100 g tahu terdapat 13,1 – 34,78 mg isoflavon.” jawabnya. Dengan kata lain, masih aman dikonsumsi.

Kesimpulan…

mengonsumsi makanan dari kedelai | | Apakah Makanan dari Kedelai Berbahaya untuk Perempuan? Ini Kata Ahli
Foto: www.freepik.com

Prinsip dasar tentang makanan dan pola hidup “seimbang dan tidak berlebihan” pun sepertinya berlaku dalam mengonsumsi makanan dari kedelai.

error: Konten dilindungi !!