Apa Sebenarnya Arti “Komitmen” dalam Hubungan?

arti komitmen dalam hubungan
Foto: www.unsplash.com

Komitmen. Kata ini sering banget kita dengar, entah itu dari lagu romantis sampai di obrolan gibah tentang percintaan bersama teman. Namun, apa sebenarnya arti komitmen dalam hubungan? Apakah se-membuat meleleh seperti lirik Grenade dari Bruno Mars? Atau se-messy di film Marriage Story? LIMONE bertanya kepada Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dewasa, dari Tiga Generasi dan Brawijaya Clinic Kemang.

Punya waktu lima menit? Komitmen kamu diuji saat bisa membaca artikel ini sampai habis.

Apa Arti Komitmen dalam Hubungan?

commitment 4 | | Apa Sebenarnya Arti
Foto: www.unsplash.com

“Komitmen berarti membersamai diri dengan seseorang dalam perjalanan hidup kita. Jika mengacu pada triangle love yang disampaikan oleh Sternberg, komitmen sama dengan ketika kita memilih seseorang yang akan dijadikan pasangan dalam hidup kita,” jelas Alfath, melalui email.

Menurutnya, dalam jangka panjang, komitmen dikaitkan dengan usaha yang dilakukan untuk menjaga hubungan tetap terjalin. “Namun demikian, tidak lantas ketika kita memutuskan seseorang menjadi pasangan hidup, lalu kita akan mempunyai komitmen untuk mempertahankan hubungan tersebut. Keduanya bisa menjadi hal yang tidak hadir bersamaan,” imbuhnya.

Apa Tanda-tanda Seseorang Berkomitmen dalam Hubungannya?

arti komitmen dalam hubungan
Foto: www.unsplash.com

Alfath menjelaskan ada beberapa tanda yang sering dijadikan “tanda” bahwa seseorang berkomitmen dalam hubungan. Di antaranya:

  • Adanya statement atau pernyataan yang menyatakan bahwa seseorang memilih dia menjadi pasangannya.
  • Ada aksi/usaha konkrit yang dilakukan untuk menjaga hubungan atau memperbaikinya.
  • Melakukan apa yang menjadi tanggung jawab peran seseorang dalam hubungan.
  • Menjadikan dia sebagai satu-satunya pasangan dalam hidupnya.
  • Membangun visi dan misi bersama pasangannya untuk jangka panjang.

Idealnya, happily ever after. Namun, pada kenyataannya, komitmen bisa berkurang dan menghilang dari sebuah hubungan.

Dalam hal ini, Alfath menerangkan bahwa ini ada kaitannya dengan komitmen dan “trust” atau kepercayaan.

“Walaupun keduanya berbeda, keduanya saling terkait. Trust adalah tentang perasaan jika seseorang merasa aman dan nyaman dengan pasangannya. Sedangkan, komitmen adalah tentang aksi atau usaha,” tuturnya.

“Maka dari itu, saat seseorang kehilangan trust atau kenyamanannya dalam hubungan, maka sangat mungkin akan memengaruhi komitmen. Komitmen pun cenderung menurun,” tambahnya.

Tidak hanya kepercayaan, ada hal lain yang juga memengaruhi komitmen seseorang, yakni adalah gaya kelekatan (attachment) yang milikinya.

“Orang-orang dengan gaya kelekatan yang aman (secure attachment) akan mempunyai kemampuan untuk mempertahankan komitmen dalam hubungan. Namun orang-orang dengan kelekatan yang tidak aman (anxious, dismissive, fearful attachment) akan cenderung kesulitan untuk mempertahankan komitmen dalam hubungannya,” jelasnya.

Bagaimana Cara Menjaga Komitmen dengan Pasangan?

commitment 5 | | Apa Sebenarnya Arti
Foto: www.stocksy.com

Alfath menjelaskan bahwa, “dalam penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa sparkling cinta akan memudar setelah dua tahun pernikahan.”

Dan berdasarkan teori tahap pernikahan, fase honeymoon dalam rumah tangga akan memudar saat anak hadir dalam keluarga. “Maka dari itu, cinta adalah sesuatu yang bisa mati, tapi bisa tumbuh,” tegasnya.

Menurutnya, menjaga komitmen sama seperti menjaga sparkling cinta tetap ada di dalam pernikahan, menjaga kepercayaan kepada pasangan, dan melakukan upaya untuk menjaga hubungan. “Misalnya, menyelesaikan konflik, memenuhi kebutuhan pasangan, menyampaikan kebutuhan diri kepada pasangan, merencanakan masa depan dengan pasangan, dan sebagainya,” paparnya.

Namun demikian, ada hal yang lebih penting dari hal-hal tersebut.

“Yaitu kita perlu mengenali diri kita dulu dan meyakini bahwa kita layak untuk dicintai. Ketika kita kurang mengetahui diri kita, maka kita kesulitan untuk mengetahui, ‘Apa sih, yang aku mau dalam hubungan? Apa sih, yang membuatku nyaman dan tidak nyaman dalam hubungan? Apakah itu sesuatu yang realistis atau tidak untuk dipenuhi?'”

Menurutnya, tanpa mengetahui hal tersebut, “maka kita tidak saja mengalami kebingungan dalam menjalani hubungan—semuanya jadi serba salah, tidak terasa nyaman—tapi juga membuat bingung pasangan kita.”

Alfath kembali menekan tentang pentingnya memiliki keyakinan bahwa kita layak untuk dicintai.

“Tanpa keyakinan ini, maka kita akan cenderung mempertanyakan kesetiaan pasangan atau khawatir pasangan akan meninggalkan kita tanpa alasan yang logis,” ujarnya.

Konsekuensinya? “Perasaan tidak aman ini bisa membuat kita menjadi terlalu menuntut pasangan, sehingga akan mungkin bagi kita untuk mudah merasa kecewa atau membuat pasangan kita merasa tidak nyaman. Atau malah membuat kita menghindari/berjarak dengan pasangan kita (acuh atau melarikan diri dari hubungan). Kedua respon ini sangat mungkin menghambat komitmen diri dalam relasi,” tekannya.

Kapan Komitmen tersebut Sebaiknya Diakhiri?

arti komitmen dalam hubungan
Foto: www.unsplash.com

Apa jawaban atas pertanyaan di atas?

“Sebenarnya mengakhiri atau tidaknya komitmen, itu hak masing-masing individu,” tegas Alfath.

“Namun demikian, walaupun itu hak individu, mengakhiri komitmen perlu disampaikan kepada pasangan kita. Mengakhiri komitmen dengan perilaku yang tidak pantas, misalnya berselingkuh, tetap tidak dapat dibenarkan,” tambahnya

Menurutnya, komitmen sebaiknya diakhiri jika relasi sudah bersifat abusive, misalnya, di dalamnya terdapat kekerasan fisik, seksual, finansial, dan sebagainya. Dan upaya-upaya yang dilakukan tidak dapat menghilangkan perilaku abusive tersebut dalam relasi.

Atau mengakhiri komitmen menjadi sebuah pilihan, “ketika kebutuhan diri kita tidak dapat dipenuhi oleh pasangan dan itu menghambat  kita berkembang ke arah yang baik. Sekali lagi, sebaiknya akhiri komitmen jika memang upaya-upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil sedikitpun,” sarannya.

Selanjutnya: Ini tanda-tanda perselisihan bukan percekcokan, tapi sebuah kekerasan dalam rumah tangga.

error: Konten dilindungi !!