Mengapa Kita Suka Bergosip–dan Adakah Faedahnya?

gossip | | Mengapa Kita Suka Bergosip–dan Adakah Faedahnya?
Foto: www.freepik.com

Justin Trudeau, Emmanuel Macron, dan beberapa pemimpin negara lain tertangkap kamera sedang menggosipi Donald Trump. Ah, siapa sangka para pria dengan jabatan super penting (beberapa di antaranya tahu kode nuklir)—juga suka julid seperti kita? Ini membuat LIMONE menjadi penasaran kenapa kita suka bergosip.

Ini Alasan Kita Suka Bergosip

Kenapa sih, kita suka bergosip? Jawaban pendeknya: itu adalah bagian dari takdir kita sebagai mahluk sosial. Lebih panjang lagi, para ilmuwan menyatakan bahwa karena para nenek moyang kita cenderung hidup dalam grup kecil, maka wajar jika mereka mengenal satu sama lain dengan intim. Dan untuk bertahan hidup dari kerasnya alam dan musuh, mau tidak mau, mereka harus bekerja sama satu sama lain. Di sisi lain, karena segala sesuatu sangat terbatas (sumber daya alam dan pasangan hidup), mereka juga harus tahu rahasia dan tetek bengek anggota lain a.k.a. bergosip.

Dan gen ini diturunkan dari generasi ke generasi, termasuk kamu dan saya. Bukan hanya perempuan, tapi juga laki-laki. Sebuah penelitian menegaskan tidak ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa hanya perempuan yang suka bergosip.

Manfaat Bergosip

gossip2 | | Mengapa Kita Suka Bergosip–dan Adakah Faedahnya?
Foto: www.freepik.com

Mengapa manusia suka bergosip? Mungkin salah satu alasannya ini: menurut seorang psikolog bernama Colin Gill, gosip bisa “menaikkan level-level hormon positif seperti serotonin, mengurangi stres dan kecemasan berlebih.” Dan ketika kita bergosip, “kita memperlihatkan rasa antusias dengan apa yang orang lain katakan dan sebaliknya, dan kedekatan ini membuat kita merasa lebih senang.” Kita merasa punya teman dan menjadi bagian dari sebuah kelompok.

Lalu ada juga yang bilang bahwa bergosip itu bisa berfungsi sebagai motivasi untuk meningkatkan diri sendiri. Bahkan ketika yang digosipkan adalah sesuatu yang negatif. Istilahnya, ‘untung aku nggak kayak dia’ atau ‘pokoknya nggak mau jadi kayak dia.’

Akan tetap yang namanya gosip, yah ada sisi gelapnya. Misalnya, gosip bisa mengucilkan pihak tertentu, merusak reputasi orang yang sedang jadi subjek (dan terkadang sulit diperbaiki lagi), dan membuat seseorang merasa superior dari orang lain. Oh, belum lagi sisi moralnya yang patut dipertanyakan. Iya ‘kan?

Menjauhkan Diri atau Tetap Bergosip?

Lantas, apakah harus menjauhkan diri dari bergosip? “Intinya adalah kita perlu memikirkan ulang peran gosip dalam hidup sehari-hari; tidak perlu menjauhkan diri atau malu bergosip,” tulis Frank T. McAndrew Ph.D, seorang psikolog di Psychology Today. Dan aturan yang wajib kamu terapkan: “tahu kapan harus bicara, dan kapan untuk menutup mulut,” jelas McAndrew.

Conan Gill juga mengatakan bahwa gosip sah-sah saja sepanjang tidak mengandung informasi-informasi yang jahat dan tidak menyenangkan. “Gosip adalah sebuah hal penting dalam hidup manusia,” ujarnya. “Sembilan puluh sembilan persen isi komunikasi manusia adalah tentang orang lain. Itu adalah salah satu kunci kita sukses sebagai sebuah spesies. Tanpanya, kita akan mati.”

Well, berhubung kita belum mau mati, mari menonton video Trudeau dan Macron lagi—dan bergosip pas makan siang. Dan sambil makan siang, jangan lupa bergosip tentang zodiak yang katanya paling sering selingkuh.

error: Konten dilindungi !!