Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan menyusui bisa membantu ibu mengurangi risiko terkena diabetes. FYI, perempuan hamil terkadang menderita gestational diabetes selama kehamilan. Gestational diabetes sendiri adalah sebuah kondisi di mana seorang perempuan tanpa diabetes, tapi mengalami tekanan gula darah rendah selama kehamilan. Tidak banyak gejala kondisi ini, tapi biasanya jika mengalaminya, maka meningkatkan risiko pre-eclampsia, depresi, dan mungkin membutuhkan proses Caesar saat melahirkan. Nah, penelitian yang diterbitkan di Diabetes Care ini mengatakan bahwa risiko tersebut bisa berkurang jika ibu menyusui anaknya.
Menggunakan data dari Health Study II, penelitian ini mengamati 4.000 perempuan yang memiliki gestational diabetes. Dan ternyata, lebih dari 800 partisipan mengalami diabetes selama 25 tahun ke depan. Akan tetapi, mereka yang menyusui selama enam sampai 12 bulan mengalami penurunan risiko menderita diabetes hingga 9%, dibandingkan dengan mereka yang tidak menyusui sama sekali.
Sementara itu, para perempuan yang menyusui selama satu sampai dua tahun mengalami penurunan risiko hingga 15% menderita diabetes, dibandingkan dengan mereka yang tidak menyusui. Dan risiko diabetes semakin menurun hingga 27% bagi mereka yang menyusui lebih dari dua tahun.
Dengan kata lain, penelitian ini menemukan bahwa semakin lama seorang perempuan menyusui bayinya, semakin rendah risikonya memiliki diabetes di usia lanjut.
Penelitian ini semakin menekankan sisi positif menyusui. Penelitian sebelumnya dari tahun 2017 menemukan bahwa menyusui bisa mengurangi risiko terkena eksem pada bayi. Menurut penelitian ini risiko anak mengalami eksem akan berkurang, terutama ketika ibu menyusuinya minimal selama tiga bulan.
Meski memang menyusui memiliki banyak manfaat, tetapi para ibu sebaiknya tidak dihakimi ketika mereka tidak melakukannya. Dan memang Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa menyusui selama enam bulan sangat baik untuk kekebalan tubuh—tapi tetap saja menyusui adalah pilihan para ibu.
Selanjutnya: ini nutrisi super penting yang tidak boleh terlupakan saat pandemik
