Sebelum dan sesudahnya, tanpa mengurangi rasa hormat: tidak ada yang melarangmu untuk mengadopsi pola makan sehat. Malah, sangat dianjurkan. Akan tetapi, adakah kemungkinan kita terlalu lebay saat mengaplikasikan “clean eating” dalam hidup? Uh-uh. Dalam sebuah artikel di MyBody+Soul, Susie Burrell, seorang ahli diet menuliskan bahwa akan sangat berbahaya bagi kesehatan jika kamu terlalu berlebihan saat mengaplikasikan pola makan sehat. Istilahnya, terlalu terobsesi dan menerapkan banyak aturan yang tidak masuk akal. Apa misalnya? Berhenti mengonsumsi gula dalam bentuk apa pun atau melarang peredaran karbohidrat dari makananmu, adalah dua contoh yang tidak sehat.
Alih-alih menerapkan sebuah gaya hidup sehat, “tiba-tiba makan sehat lebih seperti sebuah disordered eating dan hal tersebut bisa menjadi isu kesehatan besar yang memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental,” tulisnya.
Hal ini juga biasa disebut orthorexia. Sebuah istilah yang pertama kali “dideskripsikan oleh seorang dokter Amerika di akhir 1990an,” tulisnya. Pada saat itu, dokter tersebut mengamati bahwa semakin banyak perempuan yang memperlihatkan sebuah eating disorder. Beberapa gejalanya adalah termasuk hanya mengonsumsi variasi makanan tertentu—sangat membatasi diri hingga cenderung ekstrim.
Lalu bagaimana mengenali tanda-tanda pola makan sehatmu sudah berlebihan? Berikut tanda-tanda yang bisa kamu perhatikan.
- Kamu menghindari acara-acara ketemu teman karena takut dengan makanan yang disiapkan.
- Kulitmu kucel.
- Jadwal menstruasimu kacau.
- Kamu selalu merasa letih dan lesu.
- Kamu tetap tidak merasa senang dengan bentuk badanmu padahal sudah diet dan olahraga gila-gilaan.
Burrell menyarankan jika gejala-gejala tersebut sudah cenderung menjadi obsesi dan membuatmu depresi, sangat disarankan untuk mencari bantuan profesional.
Selanjutnya: makanan fermentasi ternyata tidak untuk semua orang. Bagi sejumlah orang tipe makanan tersebut bisa mengganggu kesehatan. Ini penjelasannya.
