Tanya Psikolog: Apa yang Terjadi Jika Kita Selalu Memendam Emosi?

pengertian emosi
Foto: www.freepik.com

Semua orang pasti mengalami emosi, baik itu tertawa, sedih, dan marah. Mungkin kini kamu juga sedang merasakan berbagai emosi, hingga berujung menemukan artikel ini untuk mendapatkan jawaban cara mengendalikan emosi. Namun apakah sebenarnya pengertian emosi itu sendiri? Dan bagaimana cara mengelolanya?

Jangan khawatir, karena LIMONE telah menghubungi  Dwi Ningsih Ariani, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis dari Ibunda.id dan Kita Berkisah, yang akan membahas lebih lanjut terkait pengertian emosi dan cara meregulasinya agar tidak berdampak buruk.

Apa Pengertian Emosi?

pengertian emosi
Foto: www.freepik.com

Menurut Dwi, pengertian emosi adalah “pengalaman subjektif yang muncul dari sisi afeksi dan perasaan, yang membuat kita siap untuk bertindak. Emosi bukan hanya berkaitan dengan perasaan saja, namun terdapat beberapa komponen dari emosi yang saling berkaitan, sehingga menimbulkan pengalaman emosional tersebut,” jelasnya.

“Emosi sendiri diawali dengan adanya pemaknaan terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita, terutama ketika adanya interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis,” imbuhnya.

Dwi menambahkan bahwa “pemaknaan ini yang kemudian menimbulkan adanya perasaan atau pengalaman afeksi, sensasi tubuh terkait emosi, kecenderungan berpikir dan bertindak, ekspresi emosi, hingga menghasilkan respon tertentu terhadap emosi yang muncul,” lanjutnya.

Lantas, apakah pengertian emosi sama dengan marah?

“Marah merupakan salah satu jenis dari emosi. Namun emosi tidak hanya sebatas marah, karena terdapat beberapa jenis emosi lain yang kita rasakan,” jawabnya.

Mengapa Kita Bisa Merasakan Emosi?

pengertian emosi 2 | | Tanya Psikolog: Apa yang Terjadi Jika Kita Selalu Memendam Emosi?
Foto: www.rawpixel.com

Sebenarnya, “emosi sendiri muncul sebagai respons terhadap interasi kita dengan lingkungan. Emosi ini muncul karena kita memaknai interaksi tersebut dengan cara tertentu, dan emosi inilah yang kemudian menyiapkan diri kita untuk bertindak,” terangnya.

Misalnya “ketika kita dikejar anjing, dan kita memaknai anjing sebagai ancaman. Maka akan muncul perasaan takut, dan perasaan inilah yang membuat kita bersiap untuk menghindari atau menghadapi sumber bahaya (fight-or-flight response). Tanpa adanya emosi takut, tentu kita akan santai saja ketika bertemu anjing,” contohnya.

Psikolog Klinis yang satu ini mengungkapkan bahwa emosi dalam diri manusia sangat beragam dan memiliki spektrum yang luas. Namun terdapat beberapa emosi dasar yang ada di dalam diri manusia, yakni:

  • Bahagia
  • Sedih
  • Takut
  • Jijik
  • Marah

Dan, “emosi adalah hal yang wajar untuk dirasakan. Justru ketika seseorang tidak merasakan emosi, maka kondisi ini perlu diwaspadai karena menandakan adanya gangguan mental tertentu,” paparnya.

Apakah Perasaan Ini Dapat Memengaruhi Kehidupan Kita?

pengertian emosi 3 | | Tanya Psikolog: Apa yang Terjadi Jika Kita Selalu Memendam Emosi?
Foto: www.freepik.com

Sesungguhnya emosi dapat memengaruhi kehidupan kita dalam berbagai cara, di antaranya adalah:

Proses belajar dan konsentrasi

Emosi dapat memengaruhi proses belajar dan konsentrasi. Menurut sebuah “penelitian menemukan bahwa kita lebih dapat fokus dan lebih mudah belajar jika kondisi tersebut sejalan dengan emosi yang kita rasakan,” tuturnya.

“Misalnya jika kita mempelajari hal positif dalam suasana hati yang positif, maka hal tersebut akan lebih mudah untuk kita ingat dan pelajari. Begitu juga sebaliknya, saat kita mempelajari hal negatif dalam suasana hati negatif, maka kita akan lebih cenderung mengingatnya di masa depan,” lanjutnya.

Kesiapan untuk bertindak

Ternyata, emosi juga dapat memengaruhi kesiapan kita untuk bertindak. “Setiap emosi memiliki tema dan fungsi tertentu, dan hal ini menyiapkan kita untuk bertindak dalam cara tertentu. Misalnya, perasaan marah biasanya menyebabkan kecenderungan untuk menyerang, takut membuat kita cenderung menghindar, dan malu membuat kita cenderung untuk menghilang,” ujar Dwi.

Meningkatkan kemampuan berpikir

Selain itu, “emosi positif juga dapat membuat kita meningkatkan kemampuan berpikir dan bertindak. Misalnya, perasaan tertarik (interest) membuat kita cenderung ingin mengeksplorasi,” katanya.

Lebih kreatif

Emosi juga dapat mendorong individu untuk “menjadi lebih kreatif, curious, dan terhubung dengan orang lain,” lanjutnya.

Meningkatkan efektivitas berkomunikasi

Tak hanya itu, “emosi juga bisa meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi. Adanya ekspresi emosi dapat menjadi clue bagi individu untuk dapat memahami orang lain dengan baik,” tambahnya.

Bagaimana Mengenali Tanda Bahwa Emosi Sedang Tidak Stabil?

pengertian emosi
Foto: www.freepik.com

Sebenarnya, emosi tidak selamanya berjalan dengan mulus, karena terkadang perasaan ini juga bisa menjadi tidak stabil. “Emosi yang tidak stabil biasanya ditandai dengan adanya perubahan emosi yang cepat, mudah tersinggung, perilaku impulsif di mana seseorang bertindak tanpa berpikir, dan sulit mengelola emosi,” terang Dwi.

Lalu, apakah penting untuk mengendalikan emosi?

“Istilah mengendalikan emosi seringkali dikaitkan dengan perilaku memendam emosi. Namun kemampuan untuk mengendalikan emosi sebetulnya adalah bentuk mengelola dan meregulasi emosi. Regulasi emosi yang tepat sangat dibutuhkan dalam keseharian. Kemampuan regulasi emosi merupakan salah satu aspek dari kecerdasan emosional,” jawabnya.

“Individu yang dapat meregulasi emosi dengan efektif cenderung lebih dapat menghadapi situasi stres dengan lebih baik dan lebih resilien. Secara umum hal ini juga dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup,” tambah Dwi.

Bagaimana Cara Mengendalikan Emosi?

pengertian emosi
Foto: www.freepik.com

“Berdasarkan kecerdasan emosional, kemampuan mengelola emosi didasarkan pada kesadaran emosional. Setiap individu harus dapat mengenali emosinya sendiri untuk dapat mengelolanya dengan baik,” ungkap Psikolog Klinis yang satu ini.

Tahap berikutnya adalah “penerimaan terhadap emosi yang dirasakan. Dengan menerima bahwa kita sedang merasakan emosi tertentu, kita akan dapat menentukan bagaimana akan merespons terhadap emosi tersebut,” katanya.

Secara umum, terdapat dua cara yang biasa digunakan untuk mengelola atau meregulasi emosi, yaitu reappraisal dan suppression.

  • Reappraisal berarti menilai kembali situasi yang menimbulkan emosi, sehingga emosi tidak bertahan lama dan bisa hilang atau menimbulkan emosi lain yang lebih nyaman.
  • Suppression berarti mengelola emosi dengan memendam emosi yang dirasakan. Biasanya hal ini akan dapat menyebabkan perasaan yang lebih tidak nyaman di kemudian hari.

Bagaimana Jika Seseorang Selalu Memendam Emosinya?

pengertian emosi 6 | | Tanya Psikolog: Apa yang Terjadi Jika Kita Selalu Memendam Emosi?
Foto: www.unsplash.com

Ketika seseorang terlalu sering memendam emosi, “maka hal tersebut bisa membuatnya merasa tidak nyaman untuk waktu yang lama, bahkan hingga mengarahkan pada adanya gangguan psikologis tertentu, seperti stres, depresi, gangguan kecemasan, dan lainnya,” terang Dwi.

Ia melanjutkan bahwa “Emosi yang dipendam terlalu lama juga akan lebih mudah ter-trigger di kemudian hari, dan membuat kita menjadi lebih sensitif terhadap hal-hal lainnya. Emosi sehari-hari, diibaratkan saat kita memegang gelas di tangan. Setiap kita merasakan emosi tertentu, gelas itu akan terisi,” contohnya.

Sehingga jika tidak kita meregulasinya dengan baik, “maka gelas itu akan semakin penuh, semakin lama dibiarkan isinya mungkin akan semakin keruh, dan ketika tersenggol sedikit, isinya bisa tumpah. Begitu juga dengan emosi, sehingga setiap emosi itu perlu dikelola dengan baik,” sarannya.

Bagaimana caranya?

“Yang bisa dilakukan agar tidak memendam emosi adalah dengan meregulasi atau mengelola emosi itu sendiri. Memendam tidak selalu berlawanan dengan mengekspresikan secara langsung. Mengelola atau me-release emosi dapat dilakukan dengan menunjukkan ekspresi secara langsung,” tuturnya.

“Misalnya tertawa saat senang, menangis saat sedih, menceritakan perasaan kepada orang lain, menuliskan perasaan di buku atau catatan. Selain itu, bisa juga mengekspresikan emosi melalui katarsis, seperti melukis, menggambar, dan ekspresi lainnya. Serta melakukan aktivitas yang disukai untuk dapat menyalurkan emosi tersebut,” terangnya.

Bagaimana Tanda Seseorang Bisa Mengendalikan Emosinya?

pengertian emosi
Foto: www.freepik.com

Ketika mampu meregulasi emosi, maka hal ini dapat ditandai dengan “adanya kemampuan untuk menghambat perilaku yang impulsif dan tidak pantas terkait dengan emosi yang intens baik positif maupun negatif,” papar Dwi.

Selain itu, hal itu juga bisa dilihat dari “kemampuan mengelola diri saat mengalami emosi tertentu, menenangkan diri terutama ketika muncul sensasi tubuh dan fisik terkait emosi yang muncul, dan dapat mengarahkan fokus saat emosi muncul,” ujarnya.

Namun, bagaimana jika ia kesulitan untuk mengendalikan emosi?

“Ketika merasa kesulitan untuk mengendalikan emosi, maka yang pertama perlu dilakukan adalah untuk mengenali dulu emosi yang dirasakan, misalnya apakah saat ini saya sedang merasa marah, kesal, sedih, kecewa,” sarannya.

Dan tahap selanjutnya adalah “belajar menerima bahwa saat ini saya sedang merasa emosi, jadi tidak menolak atau pun memperkuat emosi yang dirasakan. Dengan begitu, kita bisa mengambil langkah yang dapat menenangkan diri, seperti mengatur napas, berbaring, atau menangis,” lanjut Psikolog Klinis yang satu ini.

Kesimpulan

pengertian emosi 8 | | Tanya Psikolog: Apa yang Terjadi Jika Kita Selalu Memendam Emosi?
Foto: www.freepik.com

Ketika menyikapi seseorang yang sedang mengalami emosi, maka “kita perlu memvalidasi emosi yang mereka rasakan, meskipun responsnya mungkin tidak sesuai dengan situasi yang terjadi,” ungkapnya.

Namun perlu diingat bahwa “emosi berkaitan erat dengan penilaian personal individu terhadap situasi. Sehingga hal yang kita anggap biasa saja, bisa jadi itu menimbulkan emosi tertentu bagi mereka. Menerima emosi yang mereka rasakan dapat membantu mereka merasa lebih baik dan meningkatkan komunikasi yang efektif antara kita dan orang lain,” lanjutnya.

Hal ini tentu berlaku baik untuk emosi yang positif maupun negatif. Menurut Dwi, “rasa itu sederhana, dan yang rumit itu kita. Karena kita seringkali menolak perasaan yang muncul, sehingga rasa itu tidak lagi hanya tentang rasa, tetapi melibatkan pikiran, aksi, dan situasi yang menjadi semakin rumit,” tutupnya.

error: Konten dilindungi !!