Berniat Pasang KB Spiral? Baca Ini Dulu

kb spiral
Foto: www.unsplash.com

Saat berencana untuk mencegah kehamilan, informasi tentang alat kontrasepsi akan mulai dicari oleh para wanita. Dari banyaknya metode kontrasepsi, KB spiral pun menjadi pilihan yang paling populer karena dinilai sangat efektif.

Simak penjelasan dr. Dian Puspita Virdayanti, MD, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Jombang General Hospital, terkait pemasangan KB spiral dan faktor risikonya yang wajib kamu ketahui.

Apa Itu KB Spiral?

kb spiral
Foto: www.canva.com

“KB IUD (intra uterine device) atau yang lebih dikenal dengan sebutan KB spiral merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang memiliki bentuk seperti huruf T,” tutur Dokter Dian.

Ia menambahkan bahwa “dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain seperti pil KB, KB IUD ini jauh lebih efektif dan efisien. Karena nantinya tidak perlu repot untuk mengingat jadwal meminum pil KB secara teratur, bergonta ganti alat, atau membeli obat saat habis,” jelasnya.

Selain itu, “kontrasepsi IUD juga aman untuk ibu menyusui dan tidak mempengaruhi berat badan. Alat ini juga langsung aktif setelah digunakan dan tidak mempengaruhi mood dan kesuburan. Jadi setelah dilepas, kesuburan dapat kembali normal,” imbuhnya.

Namun, apakah pemasangan alat ini efektif untuk mencegah kehamilan? “Apabila pemasangannya benar, maka risiko terjadinya kegagalan akan kurang dari 1%. Artinya hanya satu dari 100 orang yang menggunakan IUD yang mengalami kehamilan,” jawab Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan ini.

Apa yang Perlu Diperhatikan Ketika Ingin Memasang KB IUD?

kb spiral 2 | | Berniat Pasang KB Spiral? Baca Ini Dulu
Foto: www.freepik.com

Dokter Dian menuturkan bahwa terdapat beberapa faktor yang bisa memengaruhi pemasangan alat kontrasepsi ini, di antaranya adalah:

  • KB Spiral tidak ditempatkan dengan benar didalam rahim, sehingga posisi IUD yang bergeser sebagian atau seluruhnya dan dapat keluar dari rahim.
  • IUD terpasang dengan benar, namun rahim berkontraksi. Sehingga membuat perangkat lepas yang menyebabkan kemungkinan IUD akan jatuh atau tali IUD akan terasa tidak terpasang pada tempatnya. Itu sebabnya untuk wajib melakukan kontrol lanjutan setelah pemasangan KB spiral.
  • Perempuan yang memiliki kondisi kelainan rahim, namun sebelumnya tidak diketahui olehnya atau tidak diperiksa oleh dokter.

Sesungguhnya, terdapat dua jenis KB spiral yang ada. Di antaranya adalah “KB spiral hormonal yang bekerja untuk menghasilkan progestin atau bentuk sintetis dari hormon progesteron (Mirena). Serta KB non-hormonal yang mengandung ion tembaga (Copper T 380, Nova T),” jelas Dokter Dian.

Pemasangan KB spiral ini dapat dilakukan oleh “semua wanita dewasa yang ingin mencegah kehamilan, dan tidak sedang hamil atau tidak mengalami radang panggul. Selain itu, juga tidak mengalami infeksi alat genital dan ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm,” tuturnya.

Biasanya, IUD hormonal dapat mencegah kehamilan selama tiga hingga lima tahun. “Sedangkan pada KB Spiral lapis tembaga, bisa mencegah kehamilan lima hingga delapan tahun,” lanjutnya.

Bagaimana Proses Pemasangan KB Spiral?

kb spiral
Foto: www.freepik.com

Saat akan memasang KB spiral, “dokter mungkin akan melakukan tes kehamilan jika tidak sedang menstruasi, hal ini bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan bimanual (pemeriksaan dalam) untuk mengetahui kondisi rahim agar dapat mengetahui jika terjadi infeksi didalam rahim,” tuturnya.

Selanjutnya, “dengan menggunakan alat speculum, dokter akan membuka lebar vagina. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina agar vagina terbuka lebar. Kemudian nantinya vagina akan dibersihkan dengan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi,” terang Dokter Dian.

Proses dilanjutkan dengan “pemasangan tenaculum atau alat penstabil serviks. Kemudian, sebuah alat steril yang disebut sonde uterus juga akan dimasukan untuk mengukur kedalaman rahim. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemasangan IUD bisa dilakukan hingga kedalaman 6-9 sentimeter (cm). Jika kedalaman rahim kurang dari 6 cm, IUD tidak boleh dimasukkan,” lanjutnya.

Untuk “IUD berbentuk seperti huruf T dengan lengan di kedua sisinya. Dokter akan melipat kedua lengan tersebut dan memasukkan IUD ke dalam rahim menggunakan aplikator. Setelah IUD selesai dimasukkan, maka lengan IUD akan dibebaskan dari lipatan dan aplikator dikeluarkan,” ungkapnya.

Selain itu, “IUD memiliki benang di bagian bawahnya yang akan tampak menggantung di leher rahim hingga vagina. Nantinya dokter akan memotong benang ini sekitar 2-4 cm di luar serviks,” tambahnya.

Bagaimana Jika Alat Kontrasepsi Ini Terlepas?

kb spiral 4 | | Berniat Pasang KB Spiral? Baca Ini Dulu
Foto: www.freepik.com

“Ekspulsi atau lepasnya IUD dari tempat insersinya merupakan komplikasi yang sering terjadi. Biasanya, lepasnya IUD ini dapat terjadi pada bulan pertama setelah pemasangan dan dapat terjadi sebagian atau seluruhnya,” ujar Dokter Dian.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi terlepasnya KB spiral, antara lain:

  • Ukuran IUD: makin kecil IUD < makin mudah insersinya dan makin tinggi ekspulsinya.
  • Waktu pemasangan: IUD yang dipasang sesaat setelah persalinan lebih tinggi ekspulsinya.
  • Faktor usia: Semakin muda usia (terutama nulligravida) makin tinggi angka ekspulsinya.
  • Frekuensi senggama.

Adakah Risiko yang Ditimbulkan dari Pemasangan Alat Ini?

kb spiral 5 | | Berniat Pasang KB Spiral? Baca Ini Dulu
Foto: www.freepik.com

Dokter Dian menuturkan bahwa terdapat “efek samping dari pemasangan KB spiral. Mulai dari menyebabkan terjadinya perforasi rahim, keputihan, dan radang panggul. Selain itu, individu juga bisa merasakan nyeri di perut bagian bawah, gangguan menstruasi, dan risiko bergesernya posisi IUD,” ujarnya.

Lantas, apakah KB IUD yang bergeser akan berbahaya?

“Posisi KB spiral yang bergeser dapat meningkatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, posisi alat yang bergeser dapat terjebak dalam rongga perut dan membahayakan tubuh, sehingga perlu diketahui sesegera mungkin,” tuturnya.

Untuk itu, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter kandungan agar memastikan posisi alat tersebut. “Apabila bergeser atau terlepas sebagian, nantinya dokter akan mengeluarkannya dengan sebuah alat khusus,” terangnya.

Kesimpulan

kb spiral
Foto: www.unsplash.com

Pemakaian KB spiral merupakan salah satu pilihan yang digemari karena efektif dan praktis. “Namun, sebelum melakukan pemasangan KB jenis ini, perhatikanlah efek samping yang mungkin terjadi. Apabila terjadi efek samping pemakaian KB spiral, segera periksakan diri ke dokter kandungan atau bidan terdekat,” saran Dokter Dian.

error: Konten dilindungi !!