Gula Free atau Gluten Free: Mana yang Lebih Baik?

Gluten free adalah
Foto: www.unsplash.com

Jika kamu masih tinggal di Bumi, kemungkinan besar memiliki satu teman atau kenalan yang sedang menghindari mengonsumsi gula atau gluten. (Jika tidak ada, mungkin kamu yang sedang melakukannya?) Gluten free adalah sesuatu yang semakin menjadi trendi dan makin banyak merek yang memproduksi makanan tanpa gluten beberapa tahun belakangan.

Untuk mendapatkan sedikit gambarannya, sebuah studi memprediksikan pasar untuk produk tanpa gluten akan mencapai $7.6 miliar pada 2024. Yep, sebesar itu.

Fenomena ini menimbulkan sebuah pertanyaan: jika membandingkan gula versus gluten (yang disebut-sebut sebagai penyebab berbagai penyakit), manakah yang sebaiknya lebih dihindari? Dan apakah gluten free adalah sebuah kebutuhan atau pilhan gaya hidup?

LIMONE menghubungi Amanda Soedharma, BHSc (Nutrition), SKed, seorang ahli gizi. Baca terus untuk mengetahui jawaban pertanyaan tersebut.

Apa yang Menyebabkan Gula Berbahaya bagi Kesehatan?

gluten 1 | | Gula Free atau Gluten Free: Mana yang Lebih Baik?
Foto: www.rawpixel.com

Jika kamu masih butuh diingatkan gula itu sendiri tidak berbahaya. “Yang menyebabkan gula berbahaya bagi kesehatan adalah apabila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama,” jelas Amanda melalui email.

Konsumsi yang berlebihan ini bisa menyebabkan meningkatnya risiko terkena penyakit serius, seperti diabetes dan kelebihan berat badan (obesitas). Dan, “obesitas sendiri meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit lain, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, dan masih banyak lagi,” terangnya.

Lebih lanjut, Amanda menerangkan bahwa sebenarnya semua bahan makanan yang masuk ke dalam badan manusia akan diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana, yaitu gula.

“Jadi kalau dikatakan sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula tentu tidak benar, karena otak dan badan kita sumber tenaganya adalah gula,” jelasnya.

Akan tetapi, sama halnya dengan banyak jenis makanan lain, tidak semua makanan yang sama memiliki kualitas yang sama. Begitu pula dengan gula.

“Jika dibandingkan antara sayur dan buah segar, misalnya, dengan es krim, maka sayur dan buah segar selain mengandung gula juga mengandung nutrisi-nutrisi lain yang berguna untuk badan kita. Sedangkan es krim tidak. Jenis makanan yang tinggi gula/kalori tapi minim nutrisi seperti ini, istilahnya adalah empty calories food,” tuturnya menjelaskan.

Bagaimana Cara Menentukan Porsi Gula yang Tepat bagi Setiap Orang?

gluten free adalah
Foto: www.unsplash.com

Dalam hal ini, Amanda menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan RI sudah menentukan konsumsi maksimal gula per hari, yakni 50 gram per hari, atau 5-9 sendok teh.

“Meski tentu kembali lagi pada individunya, aktivitas kita sehari-hari, jenis kelamin, usia, dan metabolisme tubuh kita,” Amanda mengingatkan.

Oh, apakah kamu penggemar minuman kemasan dengan rasa manis?

“Minuman yang rasanya manis tinggi sekali kandungan gulanya, dapat mengandung 20 gram gula per gelas,” jawabnnya.

Dengan kata lain, jika kamu sudah mengonsumsi satu gelas minuman manis, kemungkinan jatah gula harian kamu sudah (nyaris) terpenuhi.

Bagaimana dengan Gluten Free, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?

gluten free
Foto: www.unsplash.com

Gluten adalah molekul protein dalam pati (starch) dalam serealia tertentu seperti gandum, jelai, dan tepung terigu. “Jadi, sebenarnya zat ini sudah ada secara alami di dalam makanan,” terangnya.

Dan apakah berbahaya? “Zat ini tidak berbahaya untuk orang yang tidak sensitif atau alergi terhadap gluten,” tegasnya. Sekali lagi Amanda menekankan bahwa gluten tidak berbahaya untuk orang biasa yang tidak punya masalah alergi spesifik terhadap gluten.  

Prinsip ini tidak berlaku bagi mereka yang alergi atau sensitif terhadap gluten. Inilah yang membuat seseorang perlu mengadopsi diet gluten free yang esensinya adalah menghindari gluten.

Bagaimana cara mengetahui bahwa kamu sensitif terhadap gluten? Amanda menjelaskan bahwa kamu harus melakukan dua pemeriksaan khusus.

“Pertama pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada antibodi terhadap gluten. Kedua, ada pemeriksaan terhadap dinding usus, yang bisa dilakukan dengan endoskopi untuk mengetahui apakah ada kerusakan di area tersebut. Pasalnya, kebocoran dalam dinding usus inilah yang menyebabkan seseorang sensitif terhadap gluten,” bebernya.

Sekali lagi: kamu mesti melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui apakah kamu termasuk dalam demografi yang alergi dan sensitif terhadap gluten. Tidak cukup hanya bertanya kepada Google.

“Sepertinya hampir semua diet yang dilakukan karena terinspirasi dari sosial media dan trend bukan sesuatu yang tepat. Jadi, berkonsultasilah dengan ahli gizi atau dokter. Jangan dengan Instagram,” Amanda menekankan.

Sebut saja kamu tetap melakukan diet gluten free bahkan sebelum berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi. Apa yang bisa terjadi?

“Jika seseorang tidak punya sensitivitas terhadap gluten dan tetap melakukan diet tersebut, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam nutrisi dan mengalami kesulitan dalam pemilihan makanan,” jelasnya.

Untuk kamu yang tidak memiliki isu dengan gluten, Amanda menyarankan untuk melakukan diet seimbang dan mengonsumsi berbagai jenis makanan.

“Tetapi kalau niatnya memang mau mengurangi makan tepung-tepungan dan karbohidrat sederhana, dan ingin menggantinya dengan karbo lebih baik, silakan saja,” katanya.

Kesimpulan

gluten free adalah
Foto: www.rawpixel.com

Jadi, manakah yang sebaiknya lebih dihindari: gula atau gluten?

Ini jawaban yang kamu tunggu-tunggu ‘kan?

“Jika harus memilih, saya memilih lebih baik hindari mengonsumsi gula rafinasi/refined sugar. Soalnya, sudah banyak terbukti secara ilmiah bahwa mengonsumsi gula berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit kronis, inflamasi, bahkan kanker,” ujarnya.

“Banyak juga testimoni yang menyatakan bahwa diet mengurangi gluten berefek baik pada kesehatan, tetapi masih anekdotal—tapi ini mungkin juga bukan glutennya, tetapi dietnya secara keseluruhan lebih sehat. Mungkin dengan diet bebas gluten, dia jadi lebih banyak makan sayur, atau karbohidrat kompleks,” tegasnya.

Nah itu ya, semoga rasa penasaran tentang gula dan gluten bisa terjawab. Jika ada keraguan, selalu: berkonsultasilah dengan dokter.

error: Konten dilindungi !!