Apakah Jahe Merah Bisa Mencegah Tertular COVID-19? Ini Infonya

jahe merah
Foto: www.klikdokter.com

Ah, jahe merah sepertinya sedang menjadi salah satu rempah yang paling banyak dicari orang saat ini. Yep, ini ada kaitannya dengan COVID-19, dan yang katanya bisa dicegah dengan red ginger ini. Benarkah?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari mengetahui sekilas tentang jahe merah.

“Jahe merah termasuk dalam keluarga jahe (Zingiber officinale), yaitu rempah-rempah yang mengandung senyawa keton bernama zingeron, yang memberikan rasa pedas. Jahe merah mempunyai  kandungan minyak atsiri yang tinggi dan mempunyai rasa paling pedas dibandingkan jenis jahe yang lain,” jelas Dr. dr. Luciana Sutanto, MS, SpGK, seorang dokter spesialis gizi klinik dari Nutri Health Indonesia, Universitas Kristen Krida Wacana, dan RS Mitra Kemayoran.

Jahe yang disebut juga dengan jahe sunti ini memiliki ciri fisik yang sangat berbeda dibandingkan jahe biasa, yakni warnanya yang merah. Dibandingkan jahe biasa alis jahe putih, ukuran jahe berwarna merah ini pun terbilang lebih kecil, ruasnya cenderung rata dan sedikit menggembung.

Menurut Dokter Luciana, “konsumsi jahe termasuk jahe merah memberikan rasa hangat. Kemungkinan rasa hangat ini yang bermanfaat bagi kenyamanan tubuh.”

Jika kamu penasaran apa yang terkandung dalam red ginger, Dokter Luciana menerangkan bahwa di dalam rempah ini terkandung protein, serat, lemak, polifenol, tapi dalam jumlah yang kecil. 

Dibandingkan dengan saudara jauhnya, jahe putih atau yang disebut jahe gajah atau jahe badak atau ginger rhizome atau Zingiber officinale Roscoe, masih sedikit sekali pengetahuan yang kita tahu tentang red ginger. Misalnya saja, ginger rhizome mengandung senyawa penol termasuk gingerol dan shogaol yang dilaporkan bisa berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan.

Sebuah penelitian lain tentang jahe biasa yang dilakukan oleh Shahid Beheshti University of Medical Sciences, yang melibatkan 150 perempuan. Para partisipan ini diminta untuk mengonsumsi 1 gram bubuk jahe per hari, selama tiga hari pertama periode menstruasi. Penelitian ini membuktikan jahe bisa mengurangi nyeri saat menstruasi, sama seperti ibuprofen.

Jika penelitian tentang manfaat red ginger sangat kurang selama ini, bagaimana dengan anggapan bahwa jahe ini memiliki keampuhan dalam mencegah COVID-19?

“Belum ada penelitiannya, jadi belum bisa disimpulkan atau dianjurkan,” tegas Luciana. ini artinya, mengonsumsi jahe merah tidak membuat kita kebal terhadap virus, termasuk COVID-19.

Jadi, bagaimana cara terbaik mencegah penularan COVID-19?

“Mencegah tertular virus COVID-19 masuk tubuh adalah dengan mengenakan masker dan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer lebih penting dilakukan,” sarannya. “Dan mengonsumsi rempah jenis ini adalah pilihan,” imbuhnya.

Selanjutnya: Apakah ada vitamin yang paling superior dalam menjaga kekebalan tubuh? Baca penjelasan ahli gizi ini.

error: Konten dilindungi !!