HILIT Dikabarkan akan Menjadi Tren Olahraga 2020—Apakah Seefektif HIIT?

HILIT
Foto: www.rawpixel.com

Kamu sudah tahu tentang HIIT, dan LISS. Untuk menyegarkan ingatan, HIIT (high-intensity interval training) adalah segala jenis olahraga yang menuntut kamu untuk memberikan segalanya, alias 100 persen. Intens dalam durasi waktu tertentu. Dan sekarang ada satu metode lagi yang namanya mirip, yakni HILIT, yang diprediksi akan menjadi salah satu tren olahraga 2020. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai HILIT, LIMONE menghubungi Eden Wie, seorang Certified Fitness Trainer dari APKI Indonesia dan Fitness Embassy.

Apakah HILIT?

HILIT 2 | | HILIT Dikabarkan akan Menjadi Tren Olahraga 2020—Apakah Seefektif HIIT?
Foto: www.rawpixel.com

Menurut Eden, High Intensity Low Impact Training atau disingkat dengan HILIT merupakan suatu metode latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran. “Metode ini mengombinasikan latihan kekuatan (disebut juga anaerobic exercise) dan latihan kardiorespirasi (disebut juga aerobic exercise),” terangnya melalui email.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa intensitas di sini definisinya adalah pengukur tingkat kesulitan suatu aktivitas atau program latihan. “Semakin tinggi, semakin sulit—dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan Impact adalah tekanan atau pembebanan pada sendi-sendi tubuh. High artinya berat dan Low artinya ringan atau aman terhadap persendian,” lanjutnya.

Jadi, intinya “High Intensity Low Impact Training artinya adalah metode latihan yang relatif sulit untuk dilakukan, namun tetap ramah terhadap persendian,” jelasnya. Ini artinya, saat melakukan HILIT, kamu tidak terlalu membebani persendian. Dan ini artinya lagi, latihan HILIT efektif bagi pemula atau mereka yang sedang mengalami cedera pada sendi (contohnya sendi siku atau lulut), “tetapi tetap menginginkan latihan dengan metode HIIT (High Intensity Interval Training),” tegasnya.

Apa Perbedaan dan Kelebihan HILIT dibandingkan HIIT?

HILIT
Foto: www.unsplash.com

“HILIT adalah alternatif dari HIIT,” jelas Eden.

Latihan HIIT cenderung High Impact karena menggabungkan gerakan-gerakan plyometric seperti melompat, berlari atau gerakan yang sifatnya dinamis atau eksplosif sehingga persendian akan menanggung beban berat. “Metode ini berisiko tinggi bagi mereka yang memiliki masalah pada persendian, osteoporosis, obesitas atau orang lanjut usia,” kata Eden.

Sementara HILIT: “Pada metode ini latihan tetap memiliki intensitas tinggi, tetapi dampaknya tidak terlalu besar pada persendian.”

Pada prinsipnya, Eden menerangkan bahwa kedua jenis latihan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing seperti yang dijelaskan. “HIIT lebih cocok bagi yang ingin latihan keras dan HILIT merupakan alternatif bagi pemula atau memiliki kondisi tertentu. Dengan kata lain, ini tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan tingkat kebugaran orang yang melakukannya. Metode mana pun yang digunakan, program latihan sebaiknya disusun secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan tubuh agar terhindar dari cedera,” sarannya.

Seperti Apa Bentuk Latihan HILIT dan Cocok untuk Siapa?

HILIT
Foto: www.gettyimages.com

Jika kamu penasaran seperti apa bentuk latihan HILIT, Eden mengatakan bahwa bentuk latihannya bisa bermacam-macam. Mulai dengan menggunakan beban tambahan seperti dumbbell, maupun menggunakan berat badan sendiri seperti pada latihan yoga, pilates dan kalistenik.

Hanya saja perlu diingat bahwa gerakan HILIT sifatnya tidak eksplosif sehingga dalam metode latihan ini tidak ada gerakan melompat dan berlari. “Umumnya menggunakan interval 30 detik melakukan gerakan dan 10 detik istirahat. Latihan dapat dilakukan tiga sampai lima kali seminggu. Boleh digabungkan juga dengan metode atau jenis latihan lainnya,” paparnya.

Untuk siapa yang dianjurkan melakukannya, Eden menekankan bahwa jenis latihan ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Terutama sangat cocok untuk pemula atau mereka yang sedang dalam proses pemulihan cedera namun ingin rutin berolahraga. Akan tetapi, wanita yang sedang hamil sebaiknya tidak melakukan latihan yang memiliki intensitas tinggi karena dapat membahayakan sang ibu dan janinnya. Dan kapan waktu yang tepat melakukannya? “Untuk waktunya, latihan ini dapat dilakukan pagi, siang, sore maupun malam. Tinggal disesuaikan saja dengan waktu luang yang dimiliki. Ada pepatah, waktu terbaik untuk berolahraga adalah yang disempatkan,” tegasnya.

Baru mau memulai menjadi anggota gim atau berolahraga lagi? Untuk membuatmu semakin semangat, persiapkan diri dengan sepatu olahraga yang tepat. Ini rekomendasinya.

error: Konten dilindungi !!