Tidak Bohong: Ini Dampak Negatif Jika Kamu Sering Bohong pada Pasangan

berbohong kepada pasangan
Foto: www.istockphoto.com

Jika ayah kamu adalah Geppetto, mungkin hidung langsung bertambah panjang karena (ehm) kamu baru saja berbohong kepada pasangan. Ooopsss. Hei, adakah yang bisa menjelaskan dengan jujur mengapa kita melakukan ini kepada orang yang katanya adalah paling kita cintai sedunia?

Ini Alasan Seseorang Berbohong kepada Pasangannya

berbohong kepada pasangan
Foto: www.istockphoto.com

Sebelum menjawab hal tersebut, mari meluruskan definisi berbohong.

“Berbohong adalah menutupi atau menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Berbohong bisa dilakukan dengan membesar-besarkan fakta, mengecilkan fakta, memanipulasi fakta, atau menutupi suatu fakta,” jelas Pingkan Rumondor, seorang psikolog klinis dewasa, kepada LIMONE melalui email.

Menurutnya, seseorang bisa berbohong untuk tujuan melindungi image tentang diri sendiri (supaya terlihat baik), atau karena tidak mau menyakiti pasangan, atau berusaha melindungi hubungan agar tidak putus.

Ah, bohong atas nama cinta.

“Meskipun diawali dengan tujuan melindungi diri, pasangan atau hubungan, kebohongan biasanya akan menjadi bumerang, mengikis rasa percaya dan akhirnya merusak hubungan,” jelas Pingkan.

Dan jangan anggap sepele kebiasaan berbohong ini karena, “berbohong bisa jadi merupakan kebiasaan yang khas pada individu, misalnya pada orang dengan gangguan kepribadian antisosial/narsistik, yang akan berbohong untuk memanipulasi orang lain. Berbohong juga menandakan bahwa seseorang merasa tidak nyaman untuk jujur pada pasangannya. Entah karena takut menyakiti atau takut ditinggal jika pasangan mengetahui fakta sebenarnya,” bebernya panjang lebar.

Dan satu lagi: berbohong kepada pasangan bisa jadi menandakan bahwa rasa percaya dalam hubungan mulai terkikis.

Ouch.

Dan jika berbohong ini menjadi kebiasaan, kamu sebaiknya mawas diri. “Sebaiknya tanyakan pada diri sendiri: apa yang saya ingin dapat dari kebohongan ini? Mengapa tidak terbuka saja pada pasangan?'” Pingkan menjelaskan.

Ada yang berpendapat, ‘Ah, cuma kebohongan kecil, kok. Nggak papa ‘kan?’

“Kebohongan baik besar atau kecil berpotensi mengikis rasa percaya dalam hubungan. Jadi, efeknya sama. Hanya intensitasnya saja yang berbeda. Kebohongan kecil membuat seseorang menjadi lebih mudah melakukan kebohongan besar,” jelas Pingkan.

Efek Berbohong kepada Pasangan terhadap Hubungan Cinta

couple lying 3 | | Tidak Bohong: Ini Dampak Negatif Jika Kamu Sering Bohong pada Pasangan
Foto: www.gettyimages.com

Jika kamu ingin tahu lebih dalam efek berbohong kepada pasangan terhadap hubungan, cermati penjelasan di bawah ini.

  • Membuat pasangan berpikir bahwa ia bersama seseorang yang ideal (karena cenderung berbohong demi jaga image). “Jadinya, pasangan mencintai sosok ideal tersebut, bukan diri sesungguhnya. Hubungan seperti ini lebih rentan untuk retak,” ungkap Pingkan.
  • Jika seseorang sering berbohong maka pasangan akan lebih sulit mempercayai perkataan dan perbuatan orang itu. Akibatnya, hubungan jadi tegang dan tidak nyaman.
  • Berbohong ‘demi melindungi hubungan’ justru akan merusak hubungan. “Hal ini karena pasangan jadi tidak terbiasanya berkomunikasi dan memecahkan masalah secara jujur. Jadi, menjauhkan mereka dari solusi yang sehat,” ujarnya.

Dengan kata lain, efeknya adalah hubunganmu bisa berakhir—cepat atau lambat. Seandainya masih cinta dan ingin hubungan cinta tersebut diselamatkan dan diperbaiki, Pingkan menyarankan untuk menghentikannya.

Dan… “Ada baiknya mengakui jika sudah berbohong,” anjurnya.

Alias, jujur.

Pasalnya, menurut Pingkan salah satu cara agar kebiasaan berbohong bisa dihentikan adalah dengan membangun kebiasaan berkata jujur. Mulai dari hal kecil. “Jujurlah, meski image kamu akan terganggu. Jujurlah meski mungkin akan menyakiti pasangan,” sarannya.

Jika kamu merasa malu atau tidak tahu mulai dari mana, pertama-tama mungkin bisa dengan melatih dan menguasai teknik komunikasi ‘I-message‘, saat ingin mengungkapkan perasaan sesungguhnya, menjelaskan alasan perasaan tersebut, dan situasi spesifik yang terkait.

“Coba dengan mengatakan,’Aku sebenarnya takut mengatakan ini ke kamu, tapi rasanya kejujuran lebih penting. Sebetulnya, kemarin aku ketemu berdua sahabatku. Aku tahu kamu tak suka, tapi dia sedang butuh cerita tentang perceraian orangtuanya. Aku minta maaf tidak langsung bilang padamu, karena takut kamu sakit hati. Lain kali aku akan bilang dulu padamu,'” Pingkan memberikan contoh.

Dan apabila kamu tahu bahwa kamu suka berbohong dan sadar itu salah, tapi tak kuasa menahannya dan tetap berdusta—coba konsultasi dengan tenaga profesional di bidang kesehatan mental. “Misalkan psikolog klinis, untuk mengeksplorasi kondisi yang mendorong jadi berbohong terus menerus,” ujarnya.

Di sisi lain, jika kamu adalah korban kebohongan pasanganmu: “Sadari bahwa kamu mencintai sosok ideal yang ternyata diwarnai kebohongan. Kamu punya pilihan: beri ia kesempatan untuk berubah, atau akhiri hubungan. Pilihan ini tergantung pada seberapa parah kebohongan tersebut, menurut kamu,” sarannya.

Jadi, pilih bohong atau pilih jujur?

Dan jika harus memilih: cicil apartemen atau rumah? Coba baca penjelasan keuangan berikut ini.

error: Konten dilindungi !!