Apakah Anak Perlu Melakukan Tes IQ? Ini Kata Psikolog

tes iq anak
Foto: www.freepik.com

Mengetahui kemampuan yang dimiliki anak sedari dini memang menjadi suatu hal yang penting bagi orang tua. Untuk itu tidak heran tes IQ anak dipilih sebagai salah satu cara mengetahui kemampuan si kecil.

Namun sebenarnya, pada usia berapa dianjurkan untuk mengikuti tes IQ anak? Bagaimana jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi?

Untuk mengetahui jawabannya, LIMONE telah menghubungi Fania Kusharyani, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari TigaGenerasi dan Ruang Tumbuh.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui tentang manfaat tes IQ anak dan apa yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan tes.

Apa Itu Tes IQ Anak?

tes IQ
Foto: www.freepik.com

“Tes IQ atau yang biasa disebut dengan tes inteligensi merupakan salah satu bentuk tes psikologi yang dirancang untuk mengukur kapasitas kognitif atau kemampuan berpikir seseorang,” terang Fania.

“Seperti dalam hal kemampuan penalaran, mengingat, kemampuan memecahkan masalah, dan juga kemampuan dalam menerima informasi baru. Semua itu bisa tergambarkan melalui item-item yang diberikan pada tes inteligensi,” jelasnya.

Menurut Fania, tes IQ anak bersifat sebagai pelengkap, sehingga hal ini tidak harus dilakukan pada anak-anak. Akan tetapi, dengan melakukan tes inteligensi maka orang tua dapat lebih mengetahui gambaran kemampuan berpikir anak.

“Jadi melalui tes IQ anak ini, seseorang dapat mengetahui potensi yang dimiliki, kekuatan-kekuatan apa yang sudah baik, dan hal-hal apa yang masih perlu dikembangkan,” ujarnya.

Secara umum, tes inteligensi dapat bermanfaat dalam berbagai hal, yakni:

  • Pendidikan, seperti asesmen masuk sekolah dan penempatan tingkat pendidikan
  • Pelengkap data asesmen dalam masalah belajar atau menentukan diagnosis seperti intellectual disability, ADHD, dan lainnya
  • Keperluan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan kognitif
  • Mengevaluasi kandidat dalam penempatan pekerjaan

Usia Berapa Mulai Bisa Melakukan Tes IQ Anak?

tes IQ 2 | | Apakah Anak Perlu Melakukan Tes IQ? Ini Kata Psikolog
Foto: www.freepik.com

Psikolog anak ini menuturkan bahwa salah satu tes inteligensi yang saat ini sering digunakan “ada yang item-nya mulai dapat diberikan untuk anak usia 2 tahun.”

“Namun pemberian tes inteligensi untuk anak-anak di usia prasekolah kembali lagi pada urgensi dan tujuan dari pemberian tes. Karena di usia ini sebetulnya masih dalam usia perkembangan yang pesat,” papar Fania.

Menurutnya tes inteligensi untuk anak-anak biasanya mulai banyak diberikan ketika mereka akan memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar, yakni pada usia 5-7 tahun. Lantas, bagaimana cara kerja dari tes IQ anak?

“Cara kerja dari tes ini sebetulnya tergantung dari tes inteligensi apa yang dipakai. Karena masing-masing tes inteligensi dibuat berdasarkan teori inteligensi yang berbeda,” terangnya.

“Tapi pada dasarnya, tes IQ itu ‘kan ingin mengukur general intelligence seseorang, bagaimana orang tersebut menerima, mengolah informasi yang masuk, dan juga menyelesaikan berbagai masalah yang baru ditemuinya (bersifat novel),” tambahnya.

Pada tes IQ anak, masalah-masalah yang perlu dipecahkan tersebut dibuat dalam bentuk soal-soal numerikal, verbal, spasial, dan lainnya yang memerlukan cara-cara tersendiri dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Apa Saja Jenis-Jenis Tes IQ Anak?

tes IQ
Foto: www.freepik.com

Pada dasarnya, terdapat berbagai macam tes inteligensi. Hal ini bergantung dari latar belakang teori dan pembuatannya. Menurut Fania, untuk anak biasanya terdapat 3 macam tes IQ anak, yaitu:

  • Colored Progressive Matrices (CPM)
  • Wechsler (WPPSI & WISC)
  • Stanford Binet (tes SB)

“Sebetulnya secara umum semuanya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengetahui potensi kecerdasan yang dimiliki seseorang. Tetapi biasanya Psikolog akan memilih penggunaan tes yang disesuaikan dengan tujuannya,” terangnya.

“Jika hanya untuk screening, maka memakai CPM saja biasanya cukup. Atau jika butuh data yang lebih komprehensif maka biasanya pilihannya adalah tes Binet atau tes Wechsler,” ungkapnya.

Lalu untuk penggunaannya juga disesuaikan dengan karakteristik dari tes tersebut.

“Misalnya tes harus dilakukan berkelompok maka tidak mungkin untuk dilakukan tes seperti Binet atau Wechsler, sehingga dilakukan tes CPM, CFIT, atau IST. Jadi masing-masing tes punya kelebihan dan kekurangannya yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menggunakannya,” tuturnya.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Tes IQ Anak?

tes IQ 4 | | Apakah Anak Perlu Melakukan Tes IQ? Ini Kata Psikolog
Foto: www.xframe.io

Persiapan mental dan fisik merupakan kunci utama dari tes IQ anak. Kedua hal ini dapat memengaruhi hasil tes seseorang.

“Kesiapan mental pada anak misalnya ketika akan melakukan tes adalah berada dalam  keadaan tenang, santai, dan tidak merasa terbebani. Oleh karena itu, orang tua diharapkan untuk tidak memberikan tekanan pada anak ketika akan menjalankan tes,” ujar Fania.

Tidak hanya itu, perlu dipastikan bahwa anak merasa nyaman dengan lingkungan tempat tes dilaksanakan dan juga dengan tester (orang yang memberikan tes). Untuk itu sebaiknya tes IQ anak dilakukan ketika penilaian antara si kecil dan tester telah terbangun dengan baik.

Sementara dalam persiapan fisik, salah satunya adalah perlu memastikan bahwa anak dalam keadaan sehat saat menjalani tes.

“Sudah sarapan atau makan siang terlebih dahulu, dan juga pada malam sebelumnya memiliki waktu tidur yang cukup. Hal-hal ini dilakukan agar anak dapat mengerjakan tes dengan sebaik mungkin, sehingga hasil yang diperoleh pun dapat optimal,” ucapnya.

Bagaimana Cara Membaca Hasil Tes IQ Anak?

tes IQ
Foto: www.freepik.com

Alat tes yang digunakan oleh pihak-pihak profesional tentunya menggunakan alat yang telah terstandarisasi. “Sudah melalui hasil penelitian, sehingga dapat benar-benar mengukur apa yang ingin diukur dan menggambarkan kemampuan seseorang yang sebenarnya,” kata Fania.

Tetapi kembali pada tahap pelaksanaannya, karena terdapat banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil tes tersebut, seperti fisik maupun psikologis. “Jadi ketika akan melakukan tes IQ, pastikan anak benar-benar dalam kondisi yang fit, baik secara mental maupun fisik,” sarannya.

Untuk membaca hasil dari tes IQ, maka hal ini bisa dilakukan dengan melihat skor yang diperoleh dan apa arti dari skor tersebut.

“Contohnya potensi kecerdasannya berada di atas rata-rata, maka dapat diartikan bahwa anak tersebut memiliki kemampuan belajar atau berpikir yang baik dibandingkan dengan anak seusianya atau siswa dengan tingkat pendidikan yang sama dengannya,” ungkap Psikolog Klinis Anak dan Remaja ini.

Tidak hanya itu, terdapat hal penting ketika membaca tes IQ yakni dengan melihat aspek-aspek yang diukur pada tes tersebut.

“Aspek apa saja yang sudah baik atau menjadi kekuatan, serta aspek apa yang perlu dikembangan kembali. Jadi tidak hanya berfokus pada nilai skornya saja,” paparnya.

Ia juga menambahkan bahwa perlu dilihat juga skor tersebut diperoleh dari jenis tes inteligensi yang dipilih. Karena aspek inteligensi yang diukur pada masing-masing tes itu akan berbeda. Hal ini juga dapat memengaruhi hasil yang didapatkan.

“Maksudnya ada tes yang hanya mengukur kemampuan non-verbalnya, tetapi ada juga tes yang mengukur kemampuan verbal dan non-verbal. Jadi benar-benar harus tahu tesnya mengukur apa. Biasanya akan dijelaskan oleh Psikolog dan juga keterangan aspek-aspek yang diukur itu ada dalam hasil psikogram yang dilampirkan,” jelasnya.

Bagaimana Jika Hasil Tes IQ Anak Tidak Berada di Atas Rata-Rata?

tes IQ 6 | | Apakah Anak Perlu Melakukan Tes IQ? Ini Kata Psikolog
Foto: www.rawpixel.com

Ketika mendapati hasil tes IQ anak tidak berada di atas rata-rata, sebenarnya hal ini bukan menjadi sebuah masalah. Menurut Fania, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor IQ saja, melainkan masih banyak faktor lain yang bisa memengaruhi, seperti kepribadian dan kematangan emosi.

“Untuk itu sebagai orang tua kita harus menyadari hal tersebut terlebih dahulu agar dapat menerima hasil dengan lebih ikhlas. Kemudian berdasarkan dari dari hasil tes inteligensi yang dilakukan, orang tua dapat mengetahui di mana kekuatan yang dimiliki anak,” terangnya.

“Setelah itu fokuslah pada hal tersebut sambil tetap berusaha untuk mengembangkan atau mengoptimalkan hal-hal yang masih dinilai kurang optimal pada diri anak,” sarannya.

Namun selain mengoptimalkan aspek-aspek kecerdasan anak, orang tua juga perlu untuk tetap melakukan pengasuhan dengan cara yang benar agar kepribadian dan kematangan emosinya juga dapat berkembang dengan baik.

Apakah Bisa Meningkatkan IQ Anak?

tes IQ
Foto: www.freepik.com

Fania menjelaskan bahwa pada dasarnya hasil tes IQ yang diperoleh bersifat stabil, terutama jika tes dilakukan pada anak di atas usia 7 tahun.

“Mungkin akan ada peningkatan atau penurunan skor, tapi tetap tidak akan mengubah kategori atau tingkat kecerdasannya,” ujarnya.

“Sebetulnya dibandingkan dengan fokus terhadap nilai skor IQ yang diperoleh anak, orang tua sebaiknya membantu anak untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membantu anak untuk mengembangkan kepercayaan diri yang baik, daya tahan dan daya juang yang tinggi, memiliki growth mindset, serta motivasi yang tinggi dalam belajar,” anjurnya.

Hal-hal tersebut yang sebenarnya dapat membantu anak untuk memaksimalkan potensi kecerdasan yang anak miliki.

Kesimpulan

tes IQ 8 | | Apakah Anak Perlu Melakukan Tes IQ? Ini Kata Psikolog
Foto: www.freepik.com

Ketika anak ingin mengerjakan tes inteligensi, Fania memberikan saran agar “tidak usah merasa tegang atau terbebani. Anggap saja tes itu sebagai sebuah teka teki baru yang menarik untuk dipecahkan,” sarannya.

“Jangan terlalu fokus terhadap bagaimana nanti hasilnya, cukup nikmati dan jalani tes dengan santai. Namun tetap usahakan untuk berikan usaha terbaik yang kalian miliki,” ungkapnya.

Sementara untuk para orang tua, perlu diingat bahwa hasil tes IQ anak bukanlah penentu dari keberhasilan buah hati.

“Jadikan hasil tes ini sebagai tambahan data agar dapat lebih memahami anak kamu. Ingat bahwa kesuksesan tidak hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi,” tekannya.

“Namun berdasarkan penelitian, faktor kepribadian dan kematangan emosional juga merupakan hal yang penting dalam membantu seseorang agar dapat berhasil kelak di usia dewasa,” ucap Fania.

Sebaiknya orang tua jangan hanya berfokus terhadap pemenuhan perkembangan kognitif.

“Tetapi juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosi melalui proses pengasuhan yang menyenangkan, agar perkembangan kepribadian dan kematangan sosial anak juga dapat berkembang dengan baik,” sarannya.

error: Konten dilindungi !!