Mengapa Penting Punya Teman Yang Positif? Ini Kata Psikolog

teman yang positif
Foto: www.freepik.com

Berhubung mayoritas headline berita akhir-akhir ini (atau sebenarnya selalu begitu?) cenderung bikin pusing dan memancing emosi negatif, sepertinya wajar jika kita merindukan hal-hal yang positif. Enter: teman yang positif.

Seberapa penting punya teman yang positif? Psikolog dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, mengatakan lingkungan yang positif akan membawa kebahagiaan.

“Jadi dari berbagai penelitan disebutkan salah satu sumber kebahagiaan orang itu ada di keluarga dan teman dekat. Jadi punya teman yang meaningful,” kata Saskhya.

Menurutnya, punya teman yang positif itu akan mengurangi  kecemasan atau pikiran yang tidak baik dan meningkatkan kebahagiaan kita. Selain itu, teman yang positif bisa membawa kita melakukan hal positif, lebih produktif dan lain-lain, “karena faktor suka ikutan itu dalam konformitas sosial.”

Apakah ini artinya, kita harus menjauhi orang-orang yang non-positif? Yuk, baca sampai habis penjelasan dari dua psikolog di bawah ini teman yang positif dan cara menjauhi teman yang negatif.

Apa yang Terjadi Jika Kita Dikelilingi Teman dengan Pribadi Negatif?

teman yang positif
Foto: www.unsplash.com

Menurut praktisi psikolog klinis Pilia Hamesya Nutong, ketika kita berteman dengan orang yang negatif akan ada dua kemungkinan.

“Pertama, kita terpengaruh atau tersedot ke dalam behavioral (tingkah laku) yang menjadi kebiasaan mereka. Kedua, kita akan menjadi orang yang belajar hal negatif dari mereka sebagai bahan referensi kita dalam memandang suatu fenomena negatif sehingga terikut dalam perilaku mereka,” ungkap Pilia.

Senada dengan hal itu, Saskhya juga menyatakan berteman dengan pribadi negatif akan membuat kita justru menjadi orang yang cemasan dan tidak percaya diri.

“Rasanya kita ‘kecil’ ketika dikatai, atau bisa jadi membuat kita merasa salah terus. Bahkan membuat kita melakukan yang nggak perlu kita lakukan,” cetusnya.

Haruskah Teman yang Negatif Dijauhi?

teman yang positif
Foto: www.unsplash.com

Menurut Pilia, teman yang negatif sebaiknya dijauhi karena kuantitas pertemuan akan meningkatkan kualitas pertemuan. “Semakin kita berada dalam lingkaran orang negatif, maka semakin kuat pula perilaku negatif yang kita lakukan,” jelasnya.

Saskhya mengingatkan agar kita tak perlu menjauhinya. “Tergantung juga, bisa jadi dia teman dekat atau teman kerja. Jadi, saya lebih setuju jaga jarak,” ujarnya.

“Bukan dijauhin kali ya, tapi dibatasi jumlah intensitas kita berhubungan sama dia,” ujarnya menambahkan. “Apalagi kalau kita gampang terpengaruh atau nggak enakan, jadinya mau nggak mau kita ikuti.”

Bagaimana Menjaga Hubungan dengan Orang Negatif?

orang positif
Foto: www.unsplash.com

Pada LIMONE, Saskhya berpesan untuk menjaga kenyamanan di antara kamu dan temanmu, sebaiknya dibatasi supaya dia tidak merasa dijauhi total. “Kalau emang menurut kita masih bisa kita kasih pengertian yang lebih baik ‘kan, nggak apa-apa secara pelan-pelan,” imbuhnya.

Kedua psikolog ini sepakat yang harus kita lakukan yaitu dengan cara meminimalisir pertemuan. Batasi waktu bertemu, usahakan ada orang lain saat bertemu dengannya serta menyampaikan apa yang kamu rasakan dalam arti mengomunikasikan pada yang bersangkutan.

Kurangi frekuensi dan intensitas hubungan. “Tapi ya pelan-pelan aja, misalnya cari alasan kegiatan yang harus kita kerjakan,” sambung Saskhya. Dan ketika bertemu, “tegur sapa dan bersikap biasa,” saran Pilia.

Kesimpulan

orang positif
Foto: www.unsplash.com

Bagaimana mengetahui bahwa seseorang adalah teman yang positif dan baik?

“Lihat dulu teman kita ini bisa menginspirasi kita ke hal baik nggak sih, secara fisik dan mental. Contohnya, ‘oh makannya bagus nih, dan sehat’, tanya ke dia ‘gimana sih, caranya supaya kayak gitu‘. Bisa juga dia suka olahraga, tanya ‘gimana biar bisa termotivasi’ atau cara bekerjanya bagus, bisa cari tahu ‘gimana nih, bisa ngatur waktu dengan baik.’”

Seakan mengamininya, Pilia sependapat bahwa cara mengetahuinya adalah dengan melihat sejauh mana dia menanamkan bibit baik atau bibit negatif. Lalu, kita berikan penilaian berdasarkan diri sendiri.

“Saya pribadi merasa bahwa orang negatif sudah pasti memberikan pengaruh negatif, begitu sebaliknya. Tidak ada patokan baku, semua subyektif—kita yang menilai. Apabila merugikan tentu akan kita nilai/label dengan orang yang negatif dan begitu sebaliknya,” paparnya.

Bagaimana menyadari bahwa kamu dikelilingi oleh teman yang positif atau negatif? Untuk mengetahuinya, dibutuhkan kemampuan self care.

“Ketika melakukan self-care, kamu akan lebih menghargai pencapaian maupun kegagalan yang terjadi. Dalam arti kita mengevaluasi diri, sehingga pengalaman terdahulu dapat dijadikan referensi untuk lebih efektif dalam bertindak,” papar Pilia.

error: Konten dilindungi !!