Tidur Sebanyak Ini Mengurangi Risiko Serangan Jantung

Sedikit tidur
Foto: www.freepik.com

Apakah memejamkan mata lebih banyak berarti kita akan lebih sehat? Nuh-uh, menurut sebuah studi baru dari American College of Cardiology tidak sesederhana itu. Ternyata sedikit tidur atau banyak memiliki dampak negatif bagi kesehatan.

Apa yang Dilakukan Penelitian Ini?

Untuk studi retrospektif ini, para peneliti mengamati data yang dikumpulkan oleh U.S. National Health and Nutrition Examination Survey. Survei ini mencatat respons dari 14.000 orang lebih selama rata-rata 7,5 tahun. Partipasan memiliki usia rata-rata 46 tahun, stengahnya perempuan, dan 53% adalah kulit putih.

Para peneliti secara spesifik mencari tahu seberapa banyak jam tidur partisipan. Selain itu, skor risiko atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) dan level C-reactive protein (CRP), sebuah penanda inflamatori yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Apa yang ditemukan? Ternyata ada durasi tidur yang berhubungan dengan risiko skor ASCVD rendah (lebih tinggi mengindikasikan risiko serangan jantung atau stroke lebih rentan). Yakni, mereka yang istirhat enam sampai tujuh jam di malam hari memiliki risiko terendah meninggal karena stroke. Ini dibandingkan dengan mereka yang memejamkan mata lebih sedikit atau lebih banyak.

Ini artinya, berdasarkan penelitian ini durasi istirahat enam hingga tujuh tajam memberikan efek terbaik untuk jantung. “Partisipan yang tidur kurang dari enam jam atau lebih dari tujuh jam memiliki risiko kematian karena serangan jantung yang lebih tinggi,” kata Kartik Gupta, M.D., penulis utama studi tersebut.

Risiko skor ASCVD tidak terlalu tinggi jika partisipan memejamkan mata lebih dari tujuh jam, tapi level CRP-nya meningkat. Para peneliti akan melakukan studi lebih lanjut untuk mengonformasi hal ini.

Angka ini sepertinya berbeda dengan saran “tujuh hingga sembilan jam” yang selama ini kamu dengar. Namun, sebagai pengingat, para ahli mengatakan bahwa tidak ada patokan jam tidur umum yang berlaku untuk semua orang.

Plus, hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki tidur yang berkualitas bukan hanya dari durasinya saja, tapi perasaan saat bangun di pagi hari.

“Hanya karena kamu berbaring selama tujuh jam bukan berarti kamu mendapatkan tidur yang berkualitas,” tekan Gupta.

Kesimpulan

Jadi, apakah apa yang terjadi jika sesekali tidak bisa tidur atau kurang tidur dari tujuh jam akan langsung memengaruhi kesehatan? “Efek tidur sepertinya kesehatan langsung bertumbuh seiring dengan bertambahnya waktu; dibutuhkan waktu untuk menyebabkan dampak negatif,” kata Gupta.

Namun seperti kata psikiater kepada LIMONE, tidur teratur penting bagi kesehatan fisik dan mental. Jika kamu mengalami kesulitan (terutama di masa pandemi ini), lakukan tips ini.

error: Konten dilindungi !!