Satu Kata Ini Bisa Merusak Hubungan Kamu dan Pasangan

satu kata
Foto: www.rawpixel.com

Berhubung sedang bekerja dari rumah dan berbulan-bulan melakukan social distancing, sepertinya semakin banyak percakapan dan kata yang terucapkan antara kamu dan pasangan. Iya ‘kan, ya? Dari sekian banyak ungkapan verbal itu, ada satu kata yang berpotensi membuat hubungan kalian tegang. Yakni, ‘harus’.

Mengapa Satu Kata Ini Bisa Merusak Hubungan?

“Pasalnya ‘harus’—terutama ‘seharusnya tidak’—merupakan cara menyerang orang lain ketika sikap mereka tidak sesuai dengan ekspektasimu. Dan sayangnya, kata ini bisa membahayakan hubunganmu,” tulis Leon F. Seltzer, Ph.D., seorang psikologi klinis dan penulis Paradoxical Strategies in Psychotherapy, di Psychology Today.

Contohnya: “Kamu seharusnya tidak melakukannya seperti itu”. Atau, “Kamu seharusnya tidak boleh marah.” Atau, “Kamu seharusnya jangan terlalu sensitif.” Atau, “Kamu seharusnya tidak boleh main games melulu.”

Ah.

Apa yang membuat kita sering kali mengucapkan kata ‘harus’?

“… kritik apapun yang kamu berikan kepada orang lain, itu kamu lakukan karena perilaku mereka membuatmu tidak nyaman,” jelas Seltzer.

Dan di sini plot twist-nya: “Pertanyaan fundamentalnya adalah—dari sisi psikologis terdalam—apakah hal tersebut tentang mereka atau sebenarnya lebih tentang tindakan mereka yang membuat kamu kesal atau merasa tidak bisa diterima? Dan, biasanya, jawabannya adalah—jika kamu jujur dengan diri sendiri—ini semua tentang kamu, bukan tentang mereka,” tulisnya.

Kamu kesal karena preferensi kamu, kepercayaan kamu, cara kamu, kepribadianmu—berbeda dengan pasangan, dan kamu merasa terancam karenanya. Inilah yang membuat kita berusaha mencari kesalahan pasangan.

Dengan kata lain, ketika kita mengucapkan kata ‘harus’ ini, arti yang tersirat adalah “Kamu harusnya itu seperti saya… [dalam melakukan sesuatu] supaya saya lebih nyaman dengan kamu dan hubungan kita.”

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Memperbaiki Kebiasaan Ini?

Dan oleh karena sebagian besar kita adalah mahluk fana dan sering kali merasa insecure, kita sering kali mengucapkan satu kata ini tanpa menyadarinya. Untuk memperbaikinya, Seltzer menyarankan tiga langkah berikut:

  • Sadari kebiasaan mengucapkan kata tersebut.
  • Evaluasi secara objektif dan dewasa apa yang harus diperbaiki dari hubungan kalian.
  • Sebisa mungkin ganti permintaan ‘harus’ dengan sesuatu yang lebih masuk akal. Yakni, menggantinya dengan sesuatu yang “membuat pasanganmu tidak perlu mengorbankan integritas atau mengubah kepribadiannya untuk menuruti preferensi kamu,” katanya.

“Dengan sungguh-sungguh melakukan hal ini akan membantumu menyadari bahwa bahkan ketika pasangan sering kali berbeda denganmu bukanlah sesuatu yang perlu dianggap sebagai sebuah ancaman terhadap preferensi esensialmu,” simpulnya.

Selanjutnya: Kamu haru tahu bahwa kebiasaan ini juga bisa memberikan dampak negatif bagi hubunganmu dengan pasangan.

error: Konten dilindungi !!