Pasangan Mengalami Impotensi? Lakukan Ini, Kata Dokter

penyebab impotensi yang perlu diketahui
Foto: www.canva.com
Terakhir diperbarui:

Apa sebenarnya arti dari impotensi?

“Impotensi adalah disfungsi ereksi, kondisi di mana ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk mendapatkan kepuasan seksual. Hal ini bisa dirasakan secara persisten selama tiga bulan,” ujar dr. Harris Oetama Sp.U, seorang Dokter Spesialis Urologi dari Siloam Hospital Balikpapan.

Terus baca artikel ini untuk mengetahui penyebab impotensi dan apa yang harus dilakukan.

Apa Penyebab Seseorang Mengalami Disfungsi Ereksi?

penyebab impotensi yang perlu diketahui
Foto: www.freepik.com

Dokter Harris menjelaskan bahwa penyebab kondisi impotensi ini dibagi dalam berbagai macam. Di antaranya:

  1. Kondisi psikis: “Ada yang disebabkan karena psikis atau yang kita sebut dengan psikogenik.”
  2. Pengaruh obat. “Kemudian bisa juga karena mengonsumsi obat-obatan tertentu,” katanya. Jenis obat-obatan tertentu ini di antaranya adalah antidepresi, antipsikotik, rekreasional, obat antiandrogen, dan juga beberapa golongan obat anti hipertensi.
  3. Faktor hormonal. “Kemudian yang ketiga karena adanya faktor hormonal, jadi ketika terjadi kerusakan testis, bisa mengalami kekurangan hormon testosteron. Selanjutnya bisa juga karena kelainan anatomi seperti pada pasien hipospadia atau mikropenis,” tuturnya.
  4. Faktor saraf. Selain itu, penyebab disfungsi ereksi juga bisa disebabkan karena faktor saraf atau neurogenik, serta pembuluh darah (vasculogenic).
  5. Riwayat trauma. Bisa juga karena adanya riwayat trauma seperti traumapenis, trauma tulang panggul (pelvis), atau trauma di daerah perenium.

“Biasanya dokter akan menanyakan berapa lama pasien tidak bisa ereksi atau mempertahankan ereksinya, apakah sepanjang hari atau pada pagi hari saja,” ujarnya.

“Kemudian kita tanya juga apakah pasien ada kecanduan alkohol atau narkotik, memiliki kebiasaan merokok, dan apakah masih ada hasrat berhubungan atau tidak,” paparnya.

Lalu, dokter juga akan menanyakan obat-obatan apa saja yang selama ini rutin diminum oleh pasien. Serta adakah penyakit seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke, kolesterol, penyakit saraf, atau penyakit hati kronis.

Gangguan hormon atau fungsi ginjal, adanya riwayat operasi, dan adanya trauma pada daerah tulang belakang atau kemaluan juga umumnya akan ditanyakan. Selain itu, dokter juga akan memastikan apakah pasien sedang dalam kondisi stres dan ada masalah dengan pasangan atau tidak.

Apakah Kondisi Impotensi Ini Berbahaya?

apakah kondisi impotensi ini berbahaya | | Pasangan Mengalami Impotensi? Lakukan Ini, Kata Dokter
Foto: www.freepik.com

Menurut Dokter Harris, impotensi pada umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi bisa saja disfungsi ereksi ini menjadi gejala atau tanda awal dari penyakit yang lebih serius dan berbahaya, seperti penyakit jantung coroner.

Selain itu, Dokter Spesialis Urologi ini juga menambahkan bahwa impotensi bisa saja terkait dengan infertilitas atau kondisi kesuburan seseorang.

“Ketika pasien kekurangan hormon dan mengalami impoten, bisa menyebabkan terjadinya infertil,” tuturnya.

Bagaimana Tanda Seseorang Mengalami Disfungsi Ereksi?

bagaimana tanda seseorang mengalami disfungsi ereksi | | Pasangan Mengalami Impotensi? Lakukan Ini, Kata Dokter
Foto: www.freepik.com

Impotensi atau disfungsi ereksi sendiri merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Ketika seseorang mengalami gejalanya yang berlangsung selama tiga bulan, maka ada baiknya untuk mengunjungi dokter atau sedini mungkin untuk berkonsultasi dengan spesialis urologi.

“Disfungsi ereksi sendiri pada umumnya akan terjadi pada laki-laki usia 40 tahun, jadi semakin tua usianya, maka semakin tinggi juga risikonya. Akan tetapi, kondisi ini bisa juga terjadi pada usia yang lebih muda,” ucap Dokter Harris.

Bagaimana Mendiagnosis Seseorang Mengalami Impotensi?

bagaimana mendiagnosis seseorang mengalami impotensi | | Pasangan Mengalami Impotensi? Lakukan Ini, Kata Dokter
Foto: www.canva.com

Untuk mendiagnosis seseorang mengalami disfungsi ereksi, yang pertama akan dilakukan kuesioner. Ada tes IIEF yang dapat mengklasifikasi apakah impotensi yang dialami berada dalam tingkat ringan, sedang, atau berat.

“Akan ada lima pertanyaan, ujarnya. Yakni di antaranya:

  • apakah yakin bisa ereksi dan bertahan ereksinya,
  • apakah ereksi cukup keras untuk penetrasi,
  • apakah setelah penetrasi mampu untuk tetap keras,
  • apakah mampu mempertahankan ereksi dan ejakulasi,
  • seberapa sering merasa puas.

Jadi akan ada skor akhir yang dapat mengukur tingkat impotensi yang dialami. Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menilai status mental pasien, berat badan, body mass indeks, tanda vital, dan tensi.

Serta apakah ada tanda-tanda kelainan seksual seperti ginekomastia atau pembesaran tiroid, kemudian memeriksa juga kelamin apakah ada masalah di penis, testis, atau skrotum.

“Untuk pemeriksaan penunjang, yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan lab seperti periksa darah, fungsi ginjal, gula darah, asam urat, kolesterol, pemeriksaan hormon testosteron, urine, dan pemeriksaan jantung seperti EKG dan treadmill,” ujar Dokter Harris.

Bisa juga dilakukan pemeriksaan rigiscan untuk menilai apakah penyebab kondisi ini adalah disfungsi ereksi yang organik atau psikogenik. Dokter juga dapat melakukan doppler ultrasound penis untuk melihat potensi pembuluh darah penis.

Apakah Impotensi Ini Bisa Diobati?

penyebab impotensi yang perlu diketahui
Foto: www.freepik.com

Pada dasarnya, Dokter Harris menerangkan bahwa disfungsi ereksi ini bisa diobati asalkan mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. “Apakah karena stres, atau karena organik seperti diabetes, sehingga kita harus mengatasi dulu penyebab utamanya,” ungkapnya.

“Kemudian ubah pola hidup dengan berhenti merokok dan berhenti minum alkohol. Kemudian mengurangi stres, melakukan olahraga secara rutin, cukup istirahat, dan menjaga berat badan ideal,” sarannya.

Untuk obat-obatan, saat ini telah tersedia dan biasanya dimulai dengan mengonsumsi PDE 5 inhibitor, bisa sildenafil, tadalafil, atau vardenafil.

Jika tidak ada perubahan, bisa dicoba dengan menggunakan alat vacuum erection diffuse atau yang lebih baru lagi ada yang namanya Li ESWT.

“Tatalaksana yang lain bisa dengan menyuntikkan obat secara langsung ke penis untuk menimbulkan ereksi. Kemudian bila semua gagal, bisa melakukan operasi dengan pemasangan protesa penis,” ujar Dokter Harris.

Kesimpulan

penyebab impotensi yang perlu diketahui
Foto: www.freepik.com

Supaya terhindar dari Impotensi, Dokter Harris memberikan tips yang dapat dilakukan. Yakni dengan menjalankan gaya hidup sehat, tidak minum alkohol, rutin berolahraga, dan rutin melatih otot dengan melakukan gym atau dikombinasikan dengan kardio, misalnya jalan, treadmill, atau bersepeda.

Bisa juga dengan menjaga berat badan ideal yakni antara 18,5-25, dan lingkar perut di bawah 90 cm. “Jaga juga tensi supaya tetap di bawah 130/80, serta kadar gula darah di bawah 100 miligram/desiliter,” tuturnya.

“Lakukan juga diet rendah karbohidrat dan gula, kemudian menjaga level vitamin D agar tidak rendah. Sebab beberapa penelitian menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi,” pesan Dokter Harris.