Mengapa Sering Merasa Gatal Saat Pakai Pembalut? Ini Jawaban Ahli

penyebab gatal saat memakai pembalut
Foto: www.freepik.com

Pembalut menjadi salah satu yang tidak bisa terlepas dari wanita. Meski sering digunakan, namun terkadang masih banyak orang yang salah memakai pembalut saat menstruasi. Dan meski sepele, namun kesalahan ini juga bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan.

Simak penjelasan dari dr. Lestari Mustika Rini, SpOG, seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Tk III dr. Bratanata Jambi dan RS Mitra Hospital Jambi, yang akan menjelaskan terkait pemilihan produk kewanitaan yang tepat dan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.

Apa Fungsi Pembalut?

pembalut
Foto: www.freepik.com

Sebenarnya, pembalut merupakan sebuah perangkat yang umumnya digunakan oleh wanita pada saat menstruasi.

“Gunanya untuk menyerap dan menampung darah yang keluar dari vagina, agar tidak berceceran ke mana-mana. Namun, dapat juga digunakan pada beberapa kasus, seperti setelah operasi di area vagina, setelah melahirkan, setelah keguguran atau kuretase, atau situasi lainnya yang dapat menyerap cairan yang keluar dari dalam vagina,” terang Dokter Lestari.

Bagaimana Cara Memilih Pembalut yang Aman?

pembalut
Foto: www.pexels.com

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan ini, pemilihan produk kewanitaan ini memang harus dicermati. “Karena, bisa saja mengandung bahan berbahaya seperti senyawa klorin yang dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan tubuh, terutama organ kewanitaan,” ujarnya.

Sebab dalam proses pembuatan produk ini, salah satunya dengan metode pemutihan atau bleaching yang menggunakan gas klorin.

“Bahan ini dapat berisiko menghasilkan senyawa dioksin yang bersifat karsinogenik atau meningkatkan risiko kanker. Dioksin sendiri merupakan bahan yang dapat larut dalam lemak, dan bisa bertahan dalam tubuh,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa semua produk yang memiliki izin edar harus melalui metode chlorine-free bleaching.

Artinya? “Tidak menggunakan senyawa klorin dalam proses pemutihan, sesuai dengan standar Badan Pengawas Obat dan Makananan Amerika (FDA) serta juga menjadi standar dari Kementerian Kesehatan RI,” kata Dokter Lestari.

“Selain itu, produk yang beredar di pasaran juga telah melalui uji fluoresensi, yang bertujuan untuk memeriksa kadar klorin di dalamnya yang berdasarkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga dalam memilih pembalut, sebaiknya cermati isi kandungannya, serta izin edarnya,” sarannya.

Bagaimana dengan Kandungan Daun Sirih atau Daun Mint?

daun sirih | | Mengapa Sering Merasa Gatal Saat Pakai Pembalut? Ini Jawaban Ahli
Foto: www.canva.com

Dokter Lestari memaparkan bahwa produk dengan kandungan daun sirih memang sudah banyak beredar di pasaran. “Sebab diketahui bahwa daun sirih memiliki sifat yang baik bagi kesehatan, termasuk sebagai antiseptik,” ujarnya.

“Namun, tak jarang dalam pengolahannya tidak hanya murni daun sirih saja, melainkan banyak ditambahkan berbagai produk lain seperti pewangi atau senyawa antiseptik lain yang belum tentu aman dan cocok untuk kulit vagina. Sehingga bukan menjadi hal yang tidak mungkin bahwa perangkat ini justru membuat kulit vagina mengalami iritasi atau alergi,” jelasnya.

Bahkan, hal tersebut juga dapat membuat flora normal (bakteri baik) dalam vagina bisa berkurang dan berganti dengan bakteri jahat. “Akibatnya, vagina menjadi lebih rentan mengalami infeksi, sehingga akhirnya menjadi bau, kemerahan, beruntusan, gatal, perih, bahkan timbul keputihan yang abnormal,” lanjut Dokter Lestari.

Berbeda dengan pembalut yang mengandung ekstrak daun mint. Bahan ini bertujuan untuk memberikan sensasi dingin dan menyegarkan, serta mencegah atau mengurangi rasa gatal meski sedang menggunakannya saat menstruasi.

“Pembalut jenis ini terbilang cukup aman untuk digunakan selama memiliki izin edar. Dan untuk kenyamanan, kembali lagi dengan masing-masing pengguna. Namun apabila dalam penggunaannya terjadi beberapa gejala seperti iritasi, alergi, gatal, atau keputihan, maka sebaiknya pemakaian jenis ini dihentikan,” sarannya.

Ini artinya, kedua jenis ini boleh saja digunakan selama mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.

“Namun penggunaan secara tepat merupakan kunci dari keamanan penggunaan pembalut. Yakni dengan memastikan kebersihan organ kewanitaan serta memastikan pembalut dan area kewanitaan tetap dalam keadaan kering. Hal ini bisa dilakukan dengan menggantinya sekitar empat hingga enam jam sekali,” paparnya.

Bagaimana Cara Pakai Pembalut yang Benar?

kebiasaan pakai pembalut yang salah | | Mengapa Sering Merasa Gatal Saat Pakai Pembalut? Ini Jawaban Ahli
Foto: www.pexels.com

“Pembalut merupakan bahan berlapis tipis yang cara pemakaiannya dengan menempelkan ke celana dalam. Alat ini bertujuan untuk menyerap dan menampung darah menstruasi yang mengalir dari vagina,” tutur Dokter Lestari.

Berikut langkah-langkah memakai produk kewanitaan yang benar:

  1. Buka kemasan dan lapisan yang menutupi perekat pada bagian sisi bawah pembalut. Kemudian rekatkan pada bagian dalam celana dalam, sementara bagian halus dari sisi atas nantinya akan menempel pada kulit vagina.
  2. Jika menggunakan jenis bersayap, maka lepaskan terlebih dahulu lapisan yang menutupi perekatnya. Kemudian tempelkan pada bagian luar celana dalam, sehingga pembalut tidak mudah bergeser.
  3. Perhatikan posisi depan (area depan vagina) dan belakang (area anus), karena akan berbeda-beda tergantung dengan jenis baik itu tanpa sayap, bersayap, atau maxi.
  4. Saat pembalut sudah merekat sempurna di celana dalam, maka gunakan celana dalam seperti biasa.

Namun, Dokter Lestari mengingatkan bahwa perlu diperhatikan juga terkait cara membuang pembalut bekas pakai. Berikut caranya:

  • Lepaskan perekat dari celana dalam, kemudian gulung dan lipat,
  • Bungkus dengan tisu kertas, plastik, atau bungkus lainnya sebelum membuang ke tempat sampah,
  • Jangan membuang pembalut secara langsung ke dalam toilet karena bisa membuat toilet tersumbat,
  • Selalu cuci atau bersihkan vagina setiap menggantinya ,
  • Jangan lupa selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum dan sesudah mengganti pembalut.

Apa Saja Kebiasaan Memakai Pembalut yang Salah?

pembalut
Foto: www.pexels.com

Menurut Dokter Lestari, terdapat beberapa kebiasaan pakai pembalut yang salah dan dapat merusak kesehatan, seperti:

Menggunakan pembalut yang telah lama disimpan dalam tas

“Beberapa wanita terkadang punya kebiasaan untuk menaruh pembalut di dalam tasnya, sebagai persiapan jika sewaktu-waktu menstruasi. Namun sebaiknya, pembalut yang tersimpan di dalam tas tersebut harus diganti secara berkala,” ungkap Dokter Lestari.

“Sebab walau kemasannya masih baik dan tidak rusak, tetap saja memiliki risiko untuk menyerap kuman-kuman yang ada di dalam tas. Sehingga saat digunakan dapat meningkatkan risiko infeksi pada vagina,” lanjutnya.

Tidak mengganti pembalut dalam waktu yang lama

Sesungguhnya, sangat disarankan untuk mengganti pembalut setiap empat hingga enam jam sekali atau lima sampai enam kali sehari agar vagina tidak lembap dan tidak menyebabkan kuman-kuman mudah bersarang di area vagina.

“Tetapi jumlah penggantian pembalut ini dapat disesuaikan dengan banyaknya volume darah haid, sehingga bisa lebih sering menggantinya jika volume darah sedang deras,” tuturnya.

Sementara saat darah haidnya sedikit, “tetap perlu diganti setiap empat hingga enam jam. Hal ini bertujuan untuk menjaga area vagina agar tidak lembap,” anjurnya.

Tidak membersihkan vagina saat mengganti pembalut

Tak jarang, sebagian wanita langsung mengganti pembalut tanpa membersihkan area vaginanya.

Padahal “sangat dianjurkan untuk selalu mencuci atau membersihkan vagina setiap kali mengganti pembalut, agar darah kotor yang keluar selalu dibersihkan. Sehingga ini menjadi salah satu pencegahan kuman dapat berkembang biak di area vagina yang bisa menjadi fokus infeksi,” terangnya.

Bagaimana dengan Penggunaan Tampon dan Menstrual Cup?

pembalut
Foto: www.freepik.com

Dokter Lestari menjelaskan bahwa “perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kedua jenis perangkat menstruasi ini hanya bisa digunakan bagi wanita yang telah menikah atau pernah berhubungan seks. Karena nantinya alat ini harus dimasukkan ke dalam vagina. Sehingga jika selaput dara (himen) masih utuh, maka kedua alat ini tidak bisa dimasukkan ke dalam vagina,” tuturnya.

Menstrual cup

Menstrual cup atau cawan menstruasi terbuat dari karet atau silikon yang sudah sesuai dengan standar medis. “Cara penggunaannya juga cukup mudah, yaitu dengan memasukkannya ke dalam vagina seperti tampon,” paparnya.

“Fungsi dari menstrual cup ini adalah untuk menampung darah yang jika sudah penuh harus segera dikeluarkan dan dicuci sampai bersih, kemudian dapat digunakan kembali. Menstrual cup bisa digunakan selama 6-12 jam tergantung dengan volume darah haid. Alat ini juga dapat digunakan berulang hingga 10 tahun, tergantung dengan kualitas bahan,” jelasnya.

Tampon vagina

“Sementara untuk tampon vagina adalah gulungan kassa dengan ukuran seperti jari tangan yang disertai dengan benang. Ini dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa dimasukkan ke dalam vagina. Fungsi dari tampon adalah untuk menyerap darah yang keluar dari vagina,” katanya.

Benang yang menjulur ke bawah, bertujuan untuk menarik tampon tersebut dari dalam vagina setelah penggunaan empat hingga enam jam. Kemudian menggantinya dengan yang baru.

“Kedua jenis perangkat ini memiliki keunggulan lebih sederhana, karena tidak ada penggunaan pembalut di celana dalam. Serta pada penggunaan menstrual cup juga bisa lebih hemat, karena dapat digunakan berulang setelah dicuci,” ujar Dokter Lestari.

Adakah Efek Samping dari Penggunaan Pembalut?

efek samping pembalut | | Mengapa Sering Merasa Gatal Saat Pakai Pembalut? Ini Jawaban Ahli
Foto: www.canva.com

Sesungguhnya, efek samping dari penggunaan pembalut sangatlah beragam, dan tergantung pada masing-masing individu.

“Memang sering kali terjadi iritasi atau timbulnya ruam dan gatal pada area vagina. Selain itu juga bisa menimbulkan infeksi atau keputihan yang abnormal. Jika telah terjadi gejala tidak normal, sebaiknya segera periksakan ke dokter,” anjur Dokter Lestari.

Namun mengapa kita sering merasa gatal saat memakai pembalut?

“Rasa gatal ditimbulkan dari adanya reaksi iritasi. Di mana iritasi ini dapat diakibatkan oleh adanya infeksi akibat pertumbuhan bakteri atau jamur pada produk yang lembap. Ini bisa diakibatkan karena pembalut yang terlalu penuh atau pemakaian yang terlalu lama,” jawabnya.

Oleh karena itu, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan ini menyarankan untuk tetap menjaga kebersihan vagina dan menjaganya agar tetap kering. Jika muncul efek samping yang dirasakan, segera periksakan diri ke dokter.

Kesimpulan

cara memilih pembalut | | Mengapa Sering Merasa Gatal Saat Pakai Pembalut? Ini Jawaban Ahli
Foto: www.unsplash.com

Dokter Lestari kembali berpesan bahwa kamu perlu memastikan produk yang dipilih ini telah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan.

“Jangan lupa untuk cermati komposisinya di label kemasan. Ganti pembalut secara berkala setiap empat hingga enam jam, bahkan jika jumla darah haid tidak terlalu banyak,” katanya.

“Semakin banyak darah haid, maka harus semakin sering mengganti pembalut. Sebab, semakin sering menggantinya secara teratur, hal ini dapat mencegah bau dan pertumbuhan bakteri,” pesannya.

Pilihlah pembalut yang tidak beraroma untuk menghindari risiko iritasi akibat bahan pewangi kimia. Terakhir, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami tanda-tanda iritasi vagina.

error: Konten dilindungi !!