Kata Peneliti dari Harvard Ini Sayur yang Paling Tidak Sehat

vegetables market | | Kata Peneliti dari Harvard Ini Sayur yang Paling Tidak Sehat
Foto: www.pexels.com

Eh? Masa’ sih, ada sayur yang tidak sehat?

Pasalnya kita dari dulu, well, mungkin saat kamu masih di perut ibu bahwa sayuran itu sehat. Saking sehatnya, brokoli dan bayam dihancurkan oleh ibu agar kita (ketika masih kecil) tidak memuntahkannya—pokoknya segala cara dilakukan agar dedaunan itu masuk ke dalam sistem pencernaan. Oh ya, banyak para ahli mengatakan bahwa sayuran hijau (yah, salah satunya bayam; jadi ibu memang selalu benar ‘kan) dan kecambah adalah beberapa jenis sayuran yang paling sehat.

Jadi, kembali ke pertanyaan tadi: apa benar ada sayur yang tergolong tidak sehat?

Baru-baru ini penelitian Harvard dari tahun 2015 kembali ramai dibicarakan. Setelah mengamati pola makan harian dari kira-kira 130 ribu orang dewasa selama 20 tahun, lahirlah sebuah kesimpulan yang mengejutkan. Setiap empat tahun, para peneliti mengumpulkan data makanan apa yang dimakan oleh para partisipan setiap hari selama seminggu; dan setiap dua tahun, para responden diwajibkan melaporkan berat badan mereka. Tidak boleh bohong, ya. Dengan data ini, studi ini berhasil mengidentifikasi satu kelompok sayuran yang bisa menyebabkan berat badan naik.

*Tarik nafas dulu.

Lebih canggih lagi, dari data yang sangat menyeluruh ini para orang pintar itu bisa menyimpulkan satu jenis sayuran yang dapat membuat berat badanmu naik-naik ke puncak gunung. Sudah siap mendengar sayur apa yang dimaksud? Pasalnya, sekali mendengar, kamu tidak bisa lagi “pura-pura tidak pernah mendengar”.

Menurut laporan Harvard tersebut, para partisipan yang mengonsumsi sayuran bertepung (starchy vegetables) seperti jagung, kentang, kacang polong, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami berat badan. “Jagung adalah yang paling buruk, berat badan bisa bertambah 2 pon [kira-kira 0,9 kg] setiap kali porsi ditambah dalam waktu empat tahun,” kutip SheFinds. Kok bisa? Penyebabnya starchy foods ini mengandung glycemic yang tinggi, sehingga setelah dikonsumsi akan memicu kenaikan gula darah—akibatnya, orang tersebut tetap merasa lapar dan ingin makan terus.

Di sisi lain, penelitian ini menemukan bahwa para responden yang mengonsumsi sayuran berserat tinggi seperti kale dan buncis akan lebih mudah menurunkan berat badan mereka.

Intinya, dengarkan kata ibumu (bahkan jika kamu sudah dewasa).

error: Konten dilindungi !!