‘Cinta pada Pandangan Pertama’, Apakah Ada? Ini Kata Psikolog

pandangan pertama
Foto: www.freepik.com

Lagu-lagu cinta banyak menyebut-nyebut tentang cinta pada pandangan pertama. Begitu pula novel, drama Korea, dan film Hollywood. Namun adakah memang yang disebut “cinta pada pandangan pertama”?

Simak penjelasan dari Salma Dias S., M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis di Halodoc, Kalm, dan TIGABELAS Consulting, terkait penyebab munculnya cinta pandangan pertama dan ciri-ciri hubungan, yang bisa berlanjut ke arah yang lebih serius.

Apa Definisi dari Cinta Pandangan Pertama?

pandangan pertama 1 | | 'Cinta pada Pandangan Pertama', Apakah Ada? Ini Kata Psikolog
Foto: www.canva.com

Salma menuturkan bahwa “sebenarnya ini adalah perasaan kagum yang muncul pada seseorang ketika di awal-awal melihat atau bertemu dengan orang tersebut. Jadi ketika kita melihat atau bertemu seseorang, saat itu muncul perasaan kagum, suka, dan tertarik kepadanya,” ujarnya.

Apakah ini wajar terjadi? “Sebenarnya cukup wajar, karena banyak terjadi pada orang-orang. Tetapi bisa saja kita belum menyadari sebenarnya apa yang membuat timbulnya rasa kagum terhadap orang tersebut, atau apa yang membuat kita tertarik dengannya,” jawab Psikolog yang satu ini.

Namun, “jangan sampai kita tertarik dengan seseorang itu tanpa alasan yang cukup jelas. Seperti hanya suka saja, karena itu ‘kan tidak mungkin. Jadi pasti ada alasannya, dan itu yang perlu kita cari tahu,” imbuhnya.

Apakah benar bisa jatuh cinta pada pandangan pertama?

“Kalau menurut saya, cinta pandangan pertama itu belum bisa disebut sebagai ‘cinta’, ya. Karena ada ketertarikan dan rasa kagum terlebih dahulu pada orang tersebut, ketika di awal-awal bertemu,” lanjutnya.

 “Karena memang ada ketertarikan baik itu secara fisik maupun secara psikologis dari orang tersebut. Jadi biasanya, yang paling terlihat adalah merasa dari fisiknya ada kecocokan, sesuai dengan kriteria dan kesukaan kita dengan lawan jenis,” jawabnya.

“Sementara dari sisi psikolog, itu biasanya ada perasaan tertarik secara sifat. Jadi misalnya karena orang tersebut baik, rela membantu, perhatian. Hal ini biasanya akan berkaitan dengan perasaan kagum, lebih suka, dan merasa simpati dengannya ketika di awal bertemu,” tuturnya.

Nah, kagum dan tertarik ini bisa menjadi ciri-ciri sesuatu yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

“Kita jadi ingin mengenal orang tersebut secara lebih lanjut. Misalnya ketika melihat rekan kerja kita, dan merasa tertarik atau kagum dengannya di awal bertemu, maka kita akan mulai mencari tahu segala sesuatu terkait dengannya,” ujar Salma

Selain itu, “kita juga ingin menghabiskan waktu dengannya secara lebih lanjut lagi. Jadi biasanya yang kelihatan ciri-ciri tersebut,” tuturnya.

Bagaimana Efek Cinta Pandangan Pertama Ini pada Keberlangsungan Hubungan?

pandangan pertama
Foto: www.canva.com

Ada yang bilang cinta pada pandangan pertama tidak akan menuju ke arah yang serius atau bertahan lama.

Menurut Salma, hal ini belum tentu. “Jadi jatuh cinta pada pandangan pertama itu bisa membuat hubungan ke arah yang lebih serius ketika adanya interaksi lebih lanjut, baik itu secara intens dan lebih sering,” ungkapnya.

“Kemudian, juga adanya ketertarikan dari seseorang yang kita kagumi. Jadi ia juga menunjukkan rasa tertarik dan memberikan feedback yang positif, kemudian kita pun lebih sering untuk menghabiskan waktu dengannya. Tidak hanya melakukan segala sesuatu sendiri, dan berhenti di ‘Oke aku tertarik sama dia’ serta bertemu di awal pandangan,” paparnya.

“Jika seperti itu, maka tidak bisa dibawa ke arah yang serius. Meski sangat mungkin bisa dibawa ke hubungan serius, namun tetap ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi,” lanjutnya.

Kalau di drama Korea nih, ceritanya adalah pemeran utamanya akan melakukan segala cara untuk mempertahankan kelanggengan cinta pertamanya. Apa ya, kira-kira pemicunya?

Ketika seseorang berniat untuk memperjuangkan cinta pada pandangan pertama, hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. “Yang pertama, lebih ke arah realitasnya bagaimana. Apakah orang yang kita sukai pada pandangan pertama ini cukup bisa diraih, atau cukup realistis untuk menjalin hubungan dengannya,” ujar Salma.

“Misalnya masih rekan kerja atau teman kuliah, maka itu masih bisa diperjuangkan. Namun jika seseorang merasa jatuh cinta pada pandangan pertama dengan artis, dan kita tidak punya hubungan atau koneksi apa pun dengannya, kita tidak akan memperjuangkan perasaan tersebut, karena tidak realistis atau terlalu halu, istilahnya,” lanjutnya.

Jadi, “kalau misalnya rekan kerja atau berada di lingkup pertemanan kita, masih bisa untuk mengenalnya lebih lanjut. Serta bisa juga berinteraksi dan memperjuangkan perasaan tersebut,” tuturnya.

Mengapa Sebagian Orang Tidak Percaya dengan Istilah Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama?

pandangan pertama 3 | | 'Cinta pada Pandangan Pertama', Apakah Ada? Ini Kata Psikolog
Foto: www.canva.com

Meski menyenangkan, namun terdapat beberapa orang merasa tidak percaya dengan perasaan tersebut. Bagi Salma, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal.

“Mungkin orang tersebut punya kriteria pasangan yang cukup tinggi. Atau bisa jadi juga ia belum terbuka dengan lingkungan, masih ada rasa trauma dan tidak nyaman dengan lingkungan. Jadi ia menutup diri dari orang lain” ungkapnya.

“Ketika menutup diri, ia akan sulit untuk merasa cinta atau tertarik pada seseorang, karena dari individu tersebut juga sudah menolak dan merasa tidak nyaman. Kemudian bisa jadi juga ketika seseorang itu memiliki lingkungan atau circle-nya itu tidak banyak dan terbatas,” lanjutnya.

Sehingga “akhirnya interaksi ia dengan orang lain atau kesempatannya bertemu orang lain akan terbatas, dan chance untuk bisa jatuh cinta pada pandangan pertama itu jadi lebih rendah,” katanya.

Bagaimana Cara Membuat Hubungan Agar Bisa Bertahan dan Bahagia?

pandangan pertama 4 | | 'Cinta pada Pandangan Pertama', Apakah Ada? Ini Kata Psikolog
Foto: www.freepik.com

Salma menjelaskan bahwa untuk membuat hubungan bisa bertahan dan bahagia, hal ini didasari oleh banyak faktor.

Yang pertama, “dari internal dulu, atau dari diri sendiri. Apakah kita telah memahami sebenarnya tujuan atau harapan kita menjalin hubungan. Kemudian bagaimana pola komunikasi dengan pasangan,” ujarnya.

Selain itu, “bagaimana pola menyelesaikan masalah dengan pasangan, apakah sudah cukup sehat atau tidak. Selanjutnya, adakah harapan yang cukup realistis pada pasangan, karena salah satu penyebab pasangan itu tidak bahagia adalah karena punya tujuan atau harapan yang tidak realistis,” tutur Psikolog ini.

“Misalnya aku ingin punya hubungan yang tidak pernah bertengkar, ya tidak bisa seperti itu. Kemudian, pasangan pun melakukan hal-hal supaya hubungannya bertahan, sehingga kitanya tetap dicintai. Jadi adanya hubungan atau komitmen antara dua belah pihak,” lanjutnya.

Ketika berbicara perihal cinta, kita tidak bisa mencegah agar tidak merasakan sakit hati. “Karena yang namanya pengalaman atau emosi tidak menyenangkan itu tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Tetapi, paling tidak kita memahami terlebih dahulu ekspektasi dalam hubungan itu seperti apa. Lalu komunikasikan dengan pasangan secara dua arah dan jalin hubungan yang sehat,” sarannya.

“Jika ada konflik, selesaikanlah dengan baik. Paling tidak hal-hal tersebut bisa sedikit mencegah munculnya rasa sakit hati. Meski sebenarnya kita tidak bisa mencegah sepenuhnya untuk tidak merasa sakit hati,” lanjutnya.

Kesimpulan

pandangan pertama
Foto: www.freepik.com

“Cinta pada pandangan pertama itu merupakan hal yang wajar dan boleh saja untuk dilakukan atau dirasakan. Namun, perlu diperjuangkan lebih lanjut, apakah kita ingin menjalin hubungan dengan seseorang tersebut atau tidak,” tekannya.

“Ketika ingin menjalin hubungan, maka lanjutkanlah. Namun, jika tidak ingin, maka biarkan saja rasa kekaguman atau ketertarikan tersebut,” pesan Salma.

error: Konten dilindungi !!