Bagaimana Mengajarkan Anak Mengucapkan Terima Kasih?

terima kasih
Foto: www.stocksy.com

“Jangan lupa bilang makasih ya, Dek,” begitu mungkin ucapmu setelah melihat anak menerima sesuatu dari orang lain. Tanggapan si kecil: dia mengucapkan rasa terima kasih dengan jelas, atau dengan suara lirih, atau hanya tertunduk malu. Dan pola ini terjadi berulang kali. Bagaimana sebenarnya cara mengajarkan agar anak mengucapkan ‘terima kasih’—dengan otomatis dan tulus—tanpa kamu perlu mengingatkan si kecil berulang-ulang kali?

Untuk memecahkan misteri tersebut, LIMONE menghubungi Samanta Ananta, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog anak dan keluarga. Berikut penjelasan tentang mengapa penting mengajarkan anak tentang konsep berterima kasih dan bagaimana melakukannya.

Mengapa Penting Mengajarkan Anak tentang Mengucapkan Terima Kasih?

terima kasih
Foto: www.freepik.com

“Konsep terima kasih adalah konsep rasa syukur dan apresiasi. Ketika anak mengucapkan terima kasih sebenarnya anak sedang bersyukur atas berkah yang dia dapatkan dan sekaligus memberikan apresiasi pada orang yang melakukan hal baik pada diri anak,” jelas Samanta.

Jika anak mengetahui konsep terima kasih sejak dini, maka anak sudah lebih terbiasa untuk bersyukur, memberikan apresiasi dan menghargai orang lain. “Dengan kebiasaan dari kecil, anak memiliki pengembangan moral dan norma sosial yang lebih baik pula sehingga ia memiliki bekal interaksi sosial dengan orang lain yang lebih baik,” tambahnya.

Itulah sebabnya mengapa konsep terima kasih penting diajarkan sejak kecil.

“Jadikan ini sebagai kebiasaan bahkan sejak anak baru lahir. Misalnya saat orang tua sudah berhasil mengganti popok anak, dapat mengucapkan ke anak, ‘Terima kasih anakku sudah kooperatif saat mengganti popok, sekarang sudah kembali nyaman’. Ini akan membuat anak pun merasa dihargai dan selalu ada koneksi dengan orang tua serta menjadi bagian dari proses bonding bersama orang tua,” paparnya.

Samanta menekankan bahwa tidak ada kata ‘terlambat’ untuk mulai mengajarkan konsep terima kasih pada anak. Orang tua tidak perlu malu atau merasa bersalah ketika mungkin terlambat mengajarkan konsep bersyukur kepada anak. Bahkan situasi ‘terlambat’ ini bisa memiliki efek positif. Pasalnya, “dengan menunjukkan perubahan positif dari diri orang tua, anak pun dapat melihat bahwa orang tua bukan hanya menasehati, tapi juga memberikan contoh nyata yang dapat ditiru anak,” ujarnya.

Lalu, apa yang bisa terjadi anak kurang mengerti konsep bersyukur?

“Jika anak belum paham, maka penting mulai diajarkan sesegera mungkin,” tegasnya. “Jika tidak, maka anak dapat kurang memiliki rasa bersyukur dan menghargai orang lain. Akibatnya, anak bisa berperilaku semena-mena dengan orang lain dan mengurangi rasa bahagia atas anugerah yang dimiliki anak dalam kehidupannya kelak,” tekannya.

Konsep Berterima Kasih Seperti Apa yang Sebaiknya Diajarkan kepada Anak?

terima kasih
Foto: www.pexels.com

Konsep berterima kasih yang diajarkan orang tua kepada anak tidak perlu terlalu rumit.

“Sederhananya, orang tua dapat selalu membiasakan dengan mengucapkan terima kasih pada siapa pun yang dijumpai orang tua dalam interaksinya. Misalnya saat orang tua menanyakan arah pada satpam di mal, setelah selesai bertanya orang tua dapat mengucapkan terima kasih atas bantuan penjelasan arah dari satpam tersebut. Atau contoh lain saat orang tua berinteraksi dengan anak, misalnya ketika minta tolong diambilkan barang, setelahnya orang tua perlu langsung mengucapkan terima kasih ke anak,” bebernya.

Samanta menekankan bahwa kebiasaan dalam pola komunikasi menjalin interaksi inilah yang paling penting dilakukan karena anak belajar dari mencontoh perilaku dan komunikasi orang tuanya.

“Selain itu, yang dapat dilakukan orang tua adalah selalu mengajarkan anak mengucapkan rasa syukur, berterima kasih sebelum tidur atas karunia hidup yang sudah dilakukan dalam satu hari penuh. Serta saat pagi hari ketika bangun tidur, karena masih diberikan kesehatan dan dapat melakukan aktivitas,” tambahnya.

Dengan memulai dari hal-hal kecil dan sederhana ini, anak akan dapat menjalani hidup lebih mindfulness dan merasa hidupnya bermakna.

Di sisi lain, ada satu kesalahan yang perlu dihindari orang tua yakni bersikap seenak jidat.

“Kesalahan fatal yang perlu dihindari adalah bersikap semena-mena dengan selalu mengeluh tanpa pernah berterima kasih terutama pada orang lain yang sudah membantu kita. Ini dapat menjadi contoh yang buruk bagi pembentukan karakter anak,” ujarnya.

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Mengucapkan Terima Kasih?

children thankful 1 | | Bagaimana Mengajarkan Anak Mengucapkan Terima Kasih?
Foto: www.freepik.com

Harus diakui terkadang sulit bagi sebagian orang tua mengajarkan anak tentang konsep terima kasih. Menurut Samanta ini bisa terjadi karena,” tidak terbiasa sejak pola pengasuhan orang tua sebelumnya. Akibatnya selalu merasa kurang dalam menjalani hidup dan fokus pada keluhan,” ujarnya.

Samanta menerangkan bahwa orang tua tidak perlu membuat strategi super rumit tentang bagaimana mengajarkan anak berterima kasih. Ingat ungkapan “action speaks louder than words?” Ini bisa menjadi sloganmu dalam mengajarkan berbagai hal baik kepada anak, termasuk mengucapkan terima kasih.

Just do it by action. Children learn through what they see and modeling their parents,” tekannya. Lakukan hal tersebut tiap hari. Atau di tembok rumah, pajang plakat dengan tulisan: “Ingat, ucapkan terima kasih”, atau “Thank you is good” atau “Don’t forget to say thank you”.

Satu hal, kebiasaan ini harus dilakukan semua anggota keluarga, tanpa terkecuali. Prinsip “semua untuk satu ini” juga berlaku ketika konsep terima kasih ini merupakan sebuah perubahan yang baru-baru ini terjadi di rumah.

“Dalam setiap perubahan perlu ada kerjasama dari setiap anggota keluarga agar perubahan ini dapat berhasil. Tidak hanya dilakukan satu anggota keluarga, namun keseluruhan anggota keluarga,” tekannya.

Oh, sama seperti orang tua, anak juga adalah manusia biasa yang sering kali lupa. Jika anak lupa mengucapkan terima kasih, kamu selalu bisa mengingatkan si Kecil.

“Orang tua dapat mengingatkan anak, misalnya dengan bilang, ‘Eh sayang, bilang apa hayo sama tante? Tante udah masak kue kesukaan kamu tuh, ayo ucapkan apa?’ Lalu ketika anak sudah mengucapkan terima kasih, berikan apresiasi atas usaha anak. Dan ucapan ‘mana terima kasihnya’ lebih baik diganti dengan ‘ayo, ucapkan apa saat diberi hadiah (atau setelah diberi bantuan)’. Tujuannya agar anak dapat mengingatkan dirinya sendiri dan mulai terbiasa,” tegasnya.

Selanjutnya: Bagaimana Mengajarkan Empati kepada Anak Sejak DIni

error: Konten dilindungi !!