Bagaimana Jika Introspeksi Diri Malah Membuat Merasa Bersalah dan Minder?

introspeksi diri
Foto: www.unsplash.com

Ketika kamu memiliki waktu luang, mungkin kamu akan memikirkan hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, baik itu hal positif maupun negatif. Hal ini sering disebut sebagai introspeksi diri, di mana kamu akan melihat ke dalam pikiran ataupun perasaan yang akan membuatmu berdialog dalam diri sendiri.

Seberapa penting melakukan introspeksi diri? Bagaimana jika hal ini malah membuat kita terpuruk? Untuk mengetahui lebih lanjut, LIMONE  telah menghubungi Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis dari Psycoach Human Integra, Pulih at The Peak, dan Enlightmind Jakarta.

Apa Itu Introspeksi Diri?

introspeksi diri 1 | | Bagaimana Jika Introspeksi Diri Malah Membuat Merasa Bersalah dan Minder?
Foto: www.freepik.com

Gisella mengatakan bahwa introspeksi diri merupakan proses yang sehat yang bertujuan untuk merefleksikan, memeriksa, dan mengeksplorasi diri sendiri. Proses ini baik untuk dilakukan guna memahami diri sendiri serta membantu untuk meningkatkan kualitas kesehatan diri, baik mental maupun fisik. 

“Introspeksi diri dapat dilakukan secara berkala maupun sesuai kebutuhan dan kesadaran diri, misalnya ketika mengalami tantangan hidup serta memerlukan penyegaran pandangan akan diri kita,” jawabnya.

Ketika melakukan introspeksi diri, individu akan mengenali dengan menghakimi dirinya dan melihat sisi mana yang sudah baik atau sisi mana yang perlu ditingkatkan. Tujuannya untuk bisa melakukan usaha-usaha lanjutan yang dapat membawa dampak yang lebih baik pada individu tersebut. Untuk itu, meski tidak instan dan membutuhkan proses, intropeksi bermanfaat untuk dilakukan.

Bagaimana Bentuk Introspeksi Diri?

introspeksi diri 2 | | Bagaimana Jika Introspeksi Diri Malah Membuat Merasa Bersalah dan Minder?
Foto: www.freepik.com

“Bentuk kegiatan introspeksi diri bisa dengan beragam metode misalnya dengan berdialog dalam diri sendiri, menuliskan isi dari pemikiran yang muncul dari proses ini. Selain itu, mempraktikkan mindfulness seperti meditasi dan yoga, berdialog-berbagi cerita dengan orang lain yang dipercaya, baik informal maupun formal,” jelasnya.

Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan introspeksi diri, yakni:

  • Lakukan dengan rasa ingin tahu akan diri sendiri
  • Hindari penilaian (judgement) kepada diri sendiri
  • Terbuka akan hal-hal yang muncul dalam diri, baik pemahaman akan pengalaman atau pemikiran terhadap hal-hal yang belum terjadi
  • Lakukan dengan semangat karena ingin lebih mengenal diri dan menerima atau memerhatikan diri sendiri
  • Jika muncul rasa bersalah terhadap diri sendiri, rasa rendah diri, apalagi mempertanyakan hidup, maka kamu perlu menghentikan sementara proses introspeksi ini.

Bagaimana Cara Melakukan Introspeksi Diri yang Tepat?

introspeksi diri
Foto: www.pexels.com

Introspeksi diri dapat dilakukan dengan memastikan bahwa ketika dalam prosesnya harus memiliki prinsip dan semangat yang bertujuan untuk membantu diri menuju arah yang lebih baik dibanding sebelumnya.

“Pada orang-orang tertentu yang memiliki sudut pandang negatif kepada diri sendiri, perlu memproses dulu luka batin yang menyebabkan sudut pandang atau image diri yang negatif tersebut. Kemudian dia dapat melakukan proses introspeksi diri yang sehat,” paparnya.

Namun, bagaimana jika introspeksi diri yang dilakukan tidak membuahkan hasil? 

“Terbukalah pada kemungkinan apa pun yang dihasilkan dari proses ini. Hentikanlah jika sudah bersifat merusak atau berdampak negatif pada diri kita. Jika kita terlalu berlarut-larut berdialog dalam diri kita pada siklus yang hanya berputar pada masalah namun tidak kunjung mendekati solusi, maka hal ini akan menciptakan frustrasi,” tutur Gisell.

Untuk itu ia menyarankan bahwa sebaiknya introspeksi diri dilakukan dengan kesadaran untuk tidak menghakimi diri sendiri. Tetapi jika masih sulit untuk dilakukan, mungkin terdapat isu psikologis yang serius. Jika mengalami hal ini maka perlu dikonsultasikan dengan ahli.

Bagaimana jika sudah introspeksi namun ia justru tidak melakukan perubahan?

“Banyak kemungkinan jika ini terjadi. Bisa karena belum siap mengusahakan perbaikan diri, tidak tahu cara atau aksesnya, belum merasa terdesak atau menyadari pentingnya melakukan perbaikan. Atau memang secara kapasitas psikologis kurang memadai sehingga membutuhkan bantuan,” katanya.

Kesimpulan

introspeksi diri
Foto: www.freepik.com

Introspeksi diri memang bukan merupakan hal yang instan, perlu adanya proses untuk melakukannya. Namun ketika dalam proses tersebut kamu merasa kesulitan dan justru menghasilkan dampak yang negatif, maka kamu dapat meminta bantuan dari tenaga profesional. 

“Ketika instrospeksi malah menghasilkan dampak yang negatif kepada diri kita misalnya merasa bersalah, menyalahkan diri, membenci diri, berpandangan negatif tentang diri, maka perlu (konstultasi) ke ahlinya. Tujungannya untuk mendapatkan bantuan karena artinya ada sesuatu yang tidak optimal,” sarannya.

Hal ini perlu dikonsultasikan karena khawatir adanya sesuatu yang tidak optimal dari dalam diri, seperti adanya luka batin atau kondisi psikologis yang kurang stabil sehingga memerlukan bantuan. Terlebih jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, maka kamu perlu segera mengunjungi tenaga profesional.

Introspeksi diri juga dapat diusulkan kepada orang lain yang dirasa perlu melakukannya. Namun, perlu diingat untuk tidak memaksakan kehendakmu. Karena jika tidak ada kesadaran dari dalam dirinya, hal ini hanya akan membuat proses introspeksi tidak berjalan dengan optimal.

Selanjutnya: Panduan Melakukan Refleksi Diri.

error: Konten dilindungi !!