Ingin Bercerai Tapi Kasihan Anak? Ini Saran Psikolog

ingin bercerai tapi kasihan anak
Foto: www.freepik.com

Ah, perceraian adalah sesuatu yang super pelik. Dan semakin rumit ketika melibatkan anak. Bagaimana jika pasangan ingin bercerai tapi kasihan anak?

Apakah salah memiliki perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’? Mengapa ada perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’? Lalu bagaimana memberitahu anak bahwa sebentar lagi ayah dan ibu tidak lagi hidup bersama-sama?

Simak penjelasan seorang ahli di bawah ini tentang apa yang sebaiknya dilakukan jika ingin bercerai tapi kasihan anak.

Bagaimana Cara Membicarakan Perceraian dengan Anak?

ingin bercerai tapi kasihan anak
Foto: www.rawpixel.com

Sebelum mencari tahu bagaimana mengatasi perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’, ada baiknya mempersiapkan diri tentang bagaimana membicarakan penceraian kepada anak.

Menurut psikolog Anastasia Satriyo M.Psi, seorang psikolog anak, dari Tiga Generasi, langkah pertama untuk memberitahukan tentang rencana perceraian kepada anak adalah orang tua harus duduk bersama dan membicarakan perceraian bersama-sama. “Sesi bersama dengan seluruh anak, lalu melakukan sesi individual one by one,” ujarnya.

Anastasia mengatakan anak usia sekolah sudah bisa memahami soal perpisahan, meski hanya secara fisik. “Mungkin seperti tidak tinggal serumah dan emosi-emosi sederhana yang dipahami anak di usia ini.“

Untuk membantu memproses emosi-emosi yang muncul, Anastasia menyarankan ibu dan ayah meminta bantuan psikolog dan melakukan konseling psikologis. Dengan catatan keduanya juga harus hadir dalam sesi-sesi tersebut.

Bagaimana dengan balita? Menurutnya, anak berusia 3-4 bisa tetap dijelaskan dengan hal-hal yang konkret dan praktis, bisa terlihat. “Misalnya dengan mengatakan, ‘mulai bulan depan ayah dan bunda tidurnya beda rumah, ya. Tapi tetap main dan antar adik ke sekolah.’”

Bagaimana agar Anak Mengerti dengan Jelas?

membicarakan perceraian dengan anak
Foto: www.unsplash.com

Menurut Anastasia, bila perlu buat skenario bersama tentang apa yang ingin dikatakan ketika akan membicarakan perceraian dengan anak. “Karena ini adalah hal yang sulit dan mengaduk-aduk emosi, maka penting bagi orang tua untuk membuat poin-poin key messages seperti saat kita mau presentasi,” ucapnya.

Adapun poin-poin yang wajib disampaikan misalnya, “’Mama dan Papa memiliki masalah dan kami sudah berusaha menyelesaikannya tapi kami tidak bisa menemukan jalan keluar sehingga kami memutuskan untuk berpisah.’”

Lalu, “’Papa dan Mama sangat sayang dengan kalian. Kami akan tetap menjadi orang tua untuk kalian, tapi kami tidak akan lagi menjadi suami dan istri karena kami akan bercerai.'”

Selanjutnya, “persiapkan diri untuk berbagai respons, reaksi emosi dari anak yang mungkin memiliki mixed emotions. Terbuka dan menyediakan diri untuk pertanyaan-pertanyaan dari anak.”

Perlu diingat bahwa, “Anak di usia SD biasanya masih ego sentries sehingga pertanyaan yang biasanya mereka tanyakan masih terkait dengan dirinya seperti: ‘Nanti aku masih bisa beli mainan nggak’? ‘Aku pindah sekolah nggak’? ‘Aku masih bisa jalan-jalan nggak?’”

Apa yang Harus Dikatakan pada Anak?

talking about divorce to children 7 | | Ingin Bercerai Tapi Kasihan Anak? Ini Saran Psikolog
Foto: www.freepik.com

Anastasia menyampaikan bahwa ketika membicarakan perceraian dengan anak, orang tua juga harus memberikan afirmasi.

Misalnya, dengan mengatakan ‘kalian adalah anak-anak yang hebat dan berharga untuk Papa dan Mama. Apa yang terjadi pada Papa dan Mama sebagai suami istri bukan salah kalian. Walaupun kita tidak lagi bersama-sama secara fisik, tapi kita tetap satu keluarga.’

Psikolog anak ini berpesan agar sebaiknya orang tua tidak memproyeksikan emosinya sebagai orang dewasa kepada anak.

“Apalagi jika ada perilaku anak yang mirip dengan mantan pasangan kita. Misalnya dengan mengatakan, ‘Kamu tuh, ngecewain Mama banget. Kamu sama aja ya, sama Papa kamu,’” jelasnya. Hindari melakukan hal tersebut.

Adakah Hal Lain yang Perlu Diperhatikan?

ingin bercerai tapi kasihan anak
Foto: www.freepik.com

Anastasia mengungkapkan masalah perceraian merupakan urusan orang tua. “Sebagai orang dewasa yang penting dilakukan adalah mengevaluasi keputusan, pikiran dan perasaan, lalu mendiskusikan dengan pasangan,” ucapnya.

“Kita akan sulit berdiskusi dengan pasangan/mantan pasangan dengan jernih jika kita sendiri masih acak adul dan overwhelmed dengan emosi dan perasaan kita sendiri,” ungkapnya dengan tegas.

Jika ada permasalahan di dalam hubungan dengan pasangan, “Biasanya ini juga akan mengusik dan mengungkit pengalaman kita sebagai anak dengan orang tua kita.”

Menurutnya penting sekali kita sebagai individu dewasa melakukan proses healing terhadap pengalaman kita sebagai anak yang melihat, mengalami dan menyaksikan relasi orang tua.

“Bagaimana ayah memperlakukan ibu, bagaimana ibu memperlakukan ayah. Karena pengalaman ini dialami bertahun-tahun sejak bayi sampai dewasa, maka memengaruhi alam bawah sadar kita dalam memilih pasangan dan menjalani hubungan di masa dewasa. Jadi, penting banget healing our inner child wound,” beber Anastasia.

Bagaimana Jika Ingin Bercerai Tapi Kasihan Anak?

talking about divorce to children 9 | | Ingin Bercerai Tapi Kasihan Anak? Ini Saran Psikolog
Foto: www.freepik.com

Ada orang tua yang ingin bercerai tapi kasihan pada anak sehingga tetap berstatus suami istri. Dengan tegas Anastasia mengatakan bahwa mempertahankan pernikahan karena alasan anak bukanlah tindakan yang tepat. Meski perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’ adalah hal yang wajar.

Namun “sebaiknya tidak menjadikan anak alasan untuk mempertahankan pernikahan karena akan memberikan beban psikologis bagi anak. Dan ini juga bisa membahayakan kesehatan mental anak,” katanya tentang kondisi ingin bercerai tapi kasihan anak.

Menurutnya, perceraian sebagai keputusan yang tepat atau tidak, dapat dinilai dengan melihat dari berbagai sisi. Jadi rasa ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’ tidak menjadi faktor utama dan pertama saat orang tua sudah ingin bercerai setelah melakukan berbagai cara mempertahankannya.

Intinya tentang ingin bercerai tapi kasihan anak, “ini tergantung definisi keputusan yang tepat menurut individu atau pasangan yang mau pisah.”

“Tapi bertahan di hubungan yang abusive juga tidak sehat untuk perkembangan jiwa anak,” ungkapnya kembali tentang ingin bercerai tapi kasihan anak.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua dalam Membantu Anak Menjalani Masa Transisi?

ingin bercerai tapi kasihan anak
Foto: www.unsplash.com

Sekarang kamu sudah tahu tentang apa yang bisa dilakukan saat memiliki perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’. Namun masalah tidak langsung selesai.

Sama dengan sulitnya membicarakan perceraian dengan anak, dan perceraian juga merupakan hal yang sulit dihadapi oleh si kecil. Oleh karenanya, menurut Anastasia orang tua perlu memahami usia anak dan kebutuhan psikologis yang khas di usia tersebut.

“Misalnya, kalau usia 0-3 tahun isu utama adalah rasa percaya dengan orang tua sehingga sebisa mungkin orang tua tetap hadir secara fisik untuk anak,” imbuhnya.

Sementara di usia 4-5 tahun anak mulai mengembangkan inisiatif dan keinginan untuk mencoba hal baru di lingkungan sosial sehingga dukungan dan kata-kata apresiasi dari orang tua sangat membantu perkembangan anak.

“Sering mengucapkan kalimat dengan tulus, ‘Papa/Mama bangga sama kamu,’” cetusnya. “Ketika anak bertanya-tanya terkait perpisahan orang tua, jelaskan dan berikan kesempatan anak mengekspresikan emosinya,” tambahnya.

Lalu jangan lupa memvalidasi emosi yang anak munculkan dengan kata-kata seperti: ‘Mama lihat adik sedih, ya? Iya, Mama juga sedih, tapi terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita tapi terjadi.’

Bersama mantan pasangan, tetaplah menjaga komunikasi dan bekerja sama dalam mengasuh anak. “Tapi jika kondisi tidak memungkinkan, kita bisa meminta support system kita seperti kakek, nenek, kakak, adik, om, sahabat untuk membantu mengasuh anak,” ujarnya.

Apa yang Wajib Dilakukan Orang Tua pada Dirinya Sendiri?

ingin bercerai tapi kasihan anak
Foto: www.unsplash.com

Sama seperti orang tua lainnya, sangat penting untuk melakukan self-care secara rutin untuk menjaga kesehatan mental dan psikologis.

Ini agar “kita selalu punya energi untuk hadir bersama anak dengan keutuhan kita, bukan dengan kondisi capek dan tumpukan masalah kita,” papar Anastasia.

“Analoginya seperti kalau pesawat turbulensi, masker oksigen kita pakai dulu sebagai orang dewasa, baru membantu anak mengenali emosi dan dirinya.”

Kesimpulan

Ketika mau menyudahi pernikahan, tapi memiliki perasaan ‘ingin bercerai tapi kasihan anak’ adalah sesuatu hal yang sering dialami oleh banyak orang.

Psikolog ini berpesan: penting bagi orang tua belajar memulihkan diri secara emosi dan menerima realita tanpa mengasihani diri sendiri. Jangan pernah merasa gagal karena menjadi orang tua tunggal. “Anak tidak memerlukan orang tua yang sempurna. Orang tua yang good-enough pun sudah cukup untuk anak,” cetus Anastasia.

Jangan lupa untuk: menyayangi diri sendiri.

“Tidak perlu menuntut diri terlalu tinggi seperti ‘saya harus menjadi ayah dan ibu di saat yang bersamaan untuk anak. Saya harus ini, saya harus itu,’” ujarnya.

“Biasanya makin banyak ‘keharusan’ yang kita bebankan ke diri, maka kita makin lelah secara emosi. Malah nggak punya energi untuk mindful and being present untuk anak,” tegasnya.

error: Konten dilindungi !!