Apakah Infeksi Gusi Berbahaya? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

infeksi gusi
Foto: www.freepik.com

Jika kamu mendapati warna gusi yang memerah serta adanya pembengkakan, maka kamu perlu waspada. Pasalnya hal tersebut merupakan tanda dari sesuatu yang lebih serius, yakni infeksi gusi. Namun, apa sebenarnya penyebab dari kondisi tersebut? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang ada di kepalamu, maka LIMONE menghubungi drg. Samantha Sari Utomo, seorang dokter gigi dari Nini Dental Care Lombok, yang akan menjelaskan terkait infeksi gusi dan cara menanganinya.

Apa Itu Infeksi Gusi?

infeksi gusi
Foto: www.freepik.com

Jadi, “infeksi gusi itu biasanya terjadi pada jaringan lunak yang ciri-cirinya gusi kita akan sedikit membesar ukurannya dan warnanya berubah menjadi kemerahan. Harusnya gusi kita yang sehat itu berwarna merah muda atau coral pink. Tetapi pada infeksi gusi, warnanya akan berubah menjadi agak kemerahan. Dalam kedokteran gigi, infeksi gusi disebut sebagai gingivitis,” jelas Dokter Samantha.

Lalu, apakah infeksi gusi merupakan hal yang berbahaya?

“Sebenarnya kalau infeksi yang dialami masih berada di tahap awal, maka tidak berbahaya. Tetapi kalau sudah berada di tahap lanjut, tentu akan berbahaya. Terutama misalnya kalau sudah berlanjut sampai kehilangan tulang, jadi bukan hanya gusinya saja yang radang, tetapi infeksi ini bisa menyebabkan kehilangan tulang alveolar,” paparnya.

Perlu diketahui, tulang alveolar merupakan stuktur tulang yang menopang dan mendukung gigi.

Mengapa Kita Bisa Mengalami Infeksi Gusi?

infeksi gusi 2 | | Apakah Infeksi Gusi Berbahaya? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Foto: www.canva.com

Sebenarnya, gingivitis itu bisa terjadi berawal dari ada penumpukan plak atau sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan baik.

“Akhirnya masuk ke dalam saku gusi, yang mana juga terdapat adanya kuman. Sehingga akhirnya menyebabkan peradangan. Jadi asal mulanya itu dari sisa makanan atau karang gigi yang tidak dibersihkan dan menumpuk di sana,” terang Dokter Samantha.

Salah satu contoh gingivitis itu misalnya abses. “Jadi kuman yang dari gusi itu masuk sampai dalam ke akar gigi, dan akhirnya dia membuat kantong nanah di situ, dan terjadi abses,” imbuhnya.

Sering kali, infeksi gusi juga disamakan dengan radang gusi. Namun menurut Dokter Sam, kedua hal ini adalah kondisi yang berbeda. “Jadi sebenarnya terjadi radang terlebih dahulu, baru mengalami infeksi,” ungkapnya.

“Seseorang yang mengalami radang gusi belum tentu ia sampai ke tahap infeksi. Bisa saja ia hanya radang di gusi. Tetapi kalau untuk orang yang infeksi gusi, maka sudah pasti ia mengalami radang gusi. Jadi bisa dikatakan infeksi gusi itu adalah tahap lanjut dari radang gusi itu sendiri,” jelasnya.

Bagaimana Gejala dari Gingivitis?

infeksi gusi
Foto: www.canva.com

Ciri-ciri dari terjadinya gingivitis dapat dilihat pada “bagian gusi yang memerah, bahkan agak sedikit kebiruan. Karena kalau semakin parah, gusi akan menjadi biru. Tetapi kalau baru-baru terbentuk infeksi, maka gusi akan berwarna merah,” ujarnya.

“Kalau misal nanahnya sudah matang, maka di bagian tengahnya akan ada titik merah dan seperti ada benjolan di bagian gusi, yang kalau di pencet itu seperti berisi air. Terkadang, kalau sudah berukuran besar sekali, itu nanahnya bisa pecah dan keluar. Nanah tersebut akan berwarna kuning seperti susu kental manis yang bercampur dengan darah,” jelasnya.

Selain itu, abses yang terjadi pada anak juga terkadang disertai dengan gejala demam. “Sedikit gejala panas karena di sana (gusi) sedang terjadi infeksi. Ketika kita mengalami gingivitis, terdapat juga tanda bahwa gusinya akan mudah berdarah. Terutama ketika kita sedang menyikat gigi,” imbuh Dokter Samantha.

“Intinya, gejala dari gingivitis adalah gusinya menjadi bengkak dan sakit, warnanya bisa merah atau merah gelap ke biruan. Atau ada titik kuning di tengah benjolan. Serta adanya bau mulut yang tidak sedap,” tuturnya.

Lantas, adakah risiko dari terjadinya gingivitis? “Benar, infeksi gusi dapat menimbulkan risiko, karena infeksi yang dibiarkan secara terus-menerus, maka akan semakin membesar dan menyebabkan gigi menjadi goyang. Gigi di daerah yang terjadi infeksi gusi atau abses, maka akan semakin goyang,” jawabnya,

Bagaimana Cara Mengatasi Gingivitis?

infeksi gusi 4 | | Apakah Infeksi Gusi Berbahaya? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Foto: www.freepik.com

“Untuk mengatasi infeksi gusi, kalau infeksinya sudah terjadi maka cara yang pertama kali harus dilakukan adalah scalling. Dibersihkan terlebih dahulu giginya, misal ada karan gigi atau plak di area tersebut, maka harus dibersihkan dulu. Kemudian harus ada antibiotik yang diminum. Jadi sebaiknya kalau sudah ada gingivitis, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter gigi,” anjurnya.

Sementara untuk pencegahan agar tidak mengalami kondisi ini maka dapat dilakukan dengan menyikat gigi dengan teknik yang benar. “Jadi kalau sikat gigi setiap hari tetapi secara asal dan caranya salah, maka akan percuma karena plak akan tetap berada di sana dan tidak bersih. Sehingga, jangan sampai ada sisa makanan,” ujarnya.

Kemudian, “rutin bersihkan karang gigi setahun sebanyak dua kali atau minimal enam bulan sekali. Kalau ada gigi yang berlubang, maka lebih baik cepat ditambal. Karena kalau misalnya dibiarkan secara terus-menerus maka bisa menyebabkan infeksi di bagian akar gigi, dan nanti akan terlihat adanya benjolan di gusi,” ungkap Dokter Samantha.

Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Mulut?

infeksi gusi 5 | | Apakah Infeksi Gusi Berbahaya? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Foto: www.canva.com

Untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi, maka kamu bisa “sikat gigi dua kali sehari, pagi setelah bangun tidur atau setelah makan pagi, dan malam sebelum tidur. Kemudian, kalau misalnya ada bagian gigi yang renggang dan menjadi tempat menyangkutnya makanan, itu harus segera dibersihkan juga dengan yang namanya dental floss atau benang gigi,” sarannya.

“Lalu bagian lidah jangan lupa untuk dibersihkan juga, dikerok dengan alat khusus pembersih lidah. Karena kenyataannya bagian lidah itu paling sering terlewat oleh banyak orang untuk dibersihkan,” imbuhnya.

Selain itu, Dokter Samantha juga menyarankan untuk “rajin mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Dan yang terakhir adalah bersihkan karang gigi enam bulan sekali dengan datang ke dokter gigi,” anjurnya.

Kesimpulan

infeksi gusi
Foto: www.freepik.com

Ketika mengalami  infeksi gusi, Dokter Sam menyarankan sebaiknya untuk “segera berkunjung ke dokter gigi. Karena gingivitis itu banyak macamnya, banyak etiologi atau penyebabnya. Bahkan kalau kita ketusuk duri ikan saja, dapat menjadi infeksi dan bisa timbul benjolan, bahkan bisa ada nanahnya, yang sering kita sebut dengan abses gingiva,” anjurnya.

“Tetapi infeksi gusi ada juga yang berasal dari gigi, yaitu karena gigi yang berlubang. Untuk itu harus terlebih dahulu penyebabnya apa dan baiknya datang ke dokter gigi dengan segera,” pesannya.

error: Konten dilindungi !!