Apa Sebenarnya Hamil Anggur dan Apakah Berbahaya?

hamil anggur
Foto: www.freepik.com

Meski kehamilan merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan oleh sebagian besar pasangan yang menikah, namun terdapat beberapa gangguan yang bisa dialami ketika kehamilan. Salah satunya adalah hamil anggur atau mola hidatidosa. Namun pertanyaannya, apa itu hamil anggur? Dan bagaimana cara mengetahui gejalanya?

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait gangguan kehamilan yang satu ini, simak penjelasan dari dr. Olivia Widyanti Budiman, SpOG, Spesialis Obstetri & Ginekolog dari RS Bhayangkara Brimob, RS Murni Teguh Jakarta, dan Happybaby.inc.

Apa Itu Hamil Anggur?

hamil anggur
Foto: www.freepik.com

“Hamil anggur adalah suatu bentuk kehamilan yang abnormal. Di mana terjadi perubahan pada sel-sel yang membentuk jonjot-jonjot pada plasenta. Kondisi ini mengakibatkan sel-sel ini mengalami perubahan bentuk menyerupai buah anggur dan sering kali disertai dengan kegagalan pembentukan janin,” jelasnya.

Kenapa disebut hamil anggur? “Karena perubahan degeneratif yang terjadi pada jonjot plasenta  ini menghasilkan sel-sel seperti gelembung transparan yang menyerupai buah anggur,” imbuhnya.

Dokter Olive menuturkan bahwa perkembangan sel trophoblast yang berlebihan ini, dapat “mengakibatkan lonjakan kadar bHCG yang berlebihan. Sehingga ibu dapat mengalami keluhan mual muntah hebat hingga peningkatan kadar tiroid yang disertai gejala hipertiroid,” katanya.

Selain itu “pembesaran rahim pun menjadi lebih cepat daripada usia kehamilan (ukuran rahim lebih besar dari usia kehamilan). Nah, jika terjadi abortus atau keguguran, kondisi ini sering kali mengakibatkan perdarahan yang banyak sehingga dapat membahayakan nyawa ibu,” imbuhnya.

Perlu diketahui bahwa bHCG merupakan hormon yang akan meningkat saat hamil, dan berfungsi untuk mempertahankan kehamilan selama plasenta belum terbentuk sempurna.

Lantas, apakah kehamilan ini berbahaya? Menurut Dokter Olive, “0,5-29% kehamilan dengan mola jika tidak ditangani dengan baik dapat menjadi penyakit trofoblastik yang sifatnya menyerupai keganasan,” terangnya.

“Selain dapat menyebar ke organ lain, juga bersifat invasive sehingga berpotensi mengakibatkan perdarahan di dalam perut dan membutuhkan tindakan operatif jika diperlukan. Tumor trofoblastik ini juga membutuhkan tindakan kemoterapi serial dan pemantauan kadar bhCG secara serial hingga kadar bHCG normal minimal tiga kali,” paparnya.

Apa Penyebab Seseorang Mengalami Hamil Anggur?

hamil anggur 2 | | Apa Sebenarnya Hamil Anggur dan Apakah Berbahaya?
Foto: www.freepik.com

“Hamil anggur terjadi jika sel telur yang difertilisasi atau dibuahi kehilangan kromosomnya, sehingga pembelahan terjadi sebagai akibat duplikasi kromosom sperma, atau satu telur dibuahi oleh dua sperma. Sehingga terjadi gangguan pada pembelahan sel selanjutnya,” kata Dokter Olive.

Ia juga menambahkan bahwa sampai saat ini, “penyebab pasti (hamil mola hidatidosa) belum diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan status gizi dan riwayat kehamilan sebelumnya,” tuturnya.

Terdapat beberapa hal yang diduga juga dapat meningkatkan risiko kehamilan mola, yakni:

  • Usia ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau di atas 35 tahun
  • Status gizi yang buruk, terutama berhubungan dengan kurangnya asupan vitamin A
  • Riwayat hamil anggur pada kehamilan sebelumnya
  • Gaya hidup seperti merokok dan minum alkohol

Bagaimana Gejala Hamil Mola?

hamil anggur
Foto: www.freepik.com

Spesialis Obstetri & Ginekolog ini menerangkan bahwa gejala hamil anggur “awalnya mungkin seperti kehamilan pada umumnya, yaitu telat haid dan hasil testpack positif. Tetapi, pembesaran pada rahim akan menjadi lebih cepat dari usia kehamilannya,” terangnya.

Selain itu gejalanya juga “disertai mual muntah yang hebat. Serta jika dilakukan pemeriksaan fisik maka tidak didapatkan ballottement (tanda bahwa ada janin dalam rahim). Atau pada saat USG didapatkan adanya gambaran seperti ‘badai salju’ tanpa disertai gambaran janin. Atau pada mola parsial, mungkin disertai dengan gambaran janin,” lanjut Dokter Olive.

Untuk mendiagnosis kehamilan ini, maka bisa dilihat dengan adanya gambaran “badai salju” lewat USG, dan “dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan patologi anatomi (pemeriksaan sel) pada jaringan yang dikuret,” imbuhnya.

Sehingga untuk menghindari keterlambatan diagnosis, “maka USG rutin pada trimester pertama perlu dilakukan untuk semua ibu hamil. USG rutin ini tidak hanya dimaksudkan untuk menyingkirkan kemungkinan mola hidatidosa, tetapi juga untuk mengkofirmasi usia kehamilan, posisi kantong kehamilan, dan screening kelainan pada janin dalam usia 11-13 minggu kehamilan,” terangnya..

Bagaimana Cara Menangani Kehamilan Anggur?

hamil anggur 4 | | Apa Sebenarnya Hamil Anggur dan Apakah Berbahaya?
Foto: www.xframe.io

Ketika mengalami kehamilan anggur tentu hal ini perlu segera ditangani dengan tepat, mengingat bahwa hal tersebut dapat menjadi kondisi yang menyerupai keganasan.

“Untuk kehamilan dengan mola hidatidosa komplit (tanpa janin), ini diperlukan tindakan evakuasi jaringan mola yang disertai dengan konfirmasi patologi anatomi pada jaringan hasil kuret, serta monitoring penurunan kadar bHCG,” jelasnya.

Namun jika kondisi penurunan bHCG tidak sesuai target, maka untuk penanganan hamil anggur perlu dipertimbangkan untuk dilanjutkan dengan kemoterapi.

Lantas, apakah mungkin bisa melahirkan bayi dengan selamat meski mengalami kondisi mola parsial ini? “Meski jarang ada beberapa kasus dengan parsial mola, dengan pengawasan ketat bisa melahirkan bayi sampai mendekati aterm atau cukup bulan. Tapi belum ada laporan yang menunjukkan kondisi bayi setelah dilahirkan.” jawabnya.

Sayangnya menurut Dokter Olive, kehamilan anggur tidak bisa dicegah. Selain itu, jika pernah mengalami kondisi ini pada kehamilan sebelumnya, maka dapat berpotensi mengalami kejadian serupa pada kehamilan selanjutnya.

Kesimpulan

hamil anggur 5 | | Apa Sebenarnya Hamil Anggur dan Apakah Berbahaya?
Foto: www.rawpixel.com

Menurut Spesialis Obstetri & Ginekolog yang satu ini, penanganan untuk hamil anggur memang membutuhkan kesabaran. “Karena setelah evakuasi (misal kuret) sering kali dibutuhkan monitoring kadar bHCG serial secara berkala hingga normal minimal sebanyak tiga kali,” katanya.

“Tak hanya itu, pemeriksaan patologi anatomi juga wajib dilakukan untuk memastikan patologi jaringan yang dikeluarkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah risiko terbentuknya tumor trofoblastik. Untuk itu, penanganan yang tepat waktu dan sesuai akan sangat diperlukan,” lanjutnya.

“Tidak hanya untuk kehamilan dengan mola, pemeriksaan patologi juga hendaknya dilakukan pada semua jaringan yang dikeluarkan dari tubuh. Karena terdapat beberapa kasus tumor trofoblastik yang tidak berasal dari kehamilan mola, melainkan sisa konsepsi atau kehamilan ektopik.” imbuh Dokter Olive.

Sementara untuk menjaga kehamilan, Dokter Olive menyarankan untuk “melakukan kontrol kehamilan secara teratur (sesuai anjuran). Pastikan asupan nutrisi secara optimal, dan pola hidup yang sehat,” anjurnya.

error: Konten dilindungi !!