Bagaimana Mengenali Pasangan yang Melakukan Gaslighting?

gaslighting 4 | | Bagaimana Mengenali Pasangan yang Melakukan Gaslighting?
Foto: www.gettyimages.com

Dalam beberapa tahun belakangan, kamu pasti pernah mendengar istilah gaslighting (faktanya, ini adalah salah satu kata paling populer versi Oxford Dictionary di 2018). Apa sebenarnya arti istilah ini dan bagaimana mengetahui bahwa seseorang sedang meng-gaslighting ini? LIMONE menghubungi Anna Deasyana, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dan Founder Alma Psikologi, untuk memberikan pencerahan tentang topik ini.

Apa Itu Gaslighting?

gaslighting adalah
Foto: www.rawpixel.com

“Gaslighting merupakan sikap memanipulasi seseorang hingga memengaruhi kondisi psikologis orang tersebut dan membuat orang yang dimanipulasi mempertanyakan kewarasan diri sendiri,” jelas Anna.

Gaslighting adalah sebuah bentuk pelecehan emosional (emotional abuse) yang parah.

Dia menambahkan bahwa istilah gaslighting sendiri diambil dari sebuah film yang muncul di tahun 1944, yang berjudul Gaslight, “yang mana di film tersebut diceritakan bahwa sang suami memanipulasi istrinya hingga sang istri mempertanyakan kesehatan jiwanya. Gaslighting juga dikategorikan sebagai bentuk emotional abuse yang tergolong sangat parah (severe).” imbuhnya.

Apa yang Membuat Seseorang Melakukan Gaslighting?

gaslighting adalah
Foto: www.freepik.com

Menurutnya, sama dengan kasus manipulasi pada umumnya, orang yang melakukan gaslighting (di sebut gaslighter) memiliki kebutuhan akan power dan kontrol akan lingkungan.

“Kebutuhan ini ia dapatkan dari lingkungan sekitar, atau dalam hal ini didapat dari pasangannya. Gaslighter biasanya tidak akan membiarkan orang yang dimanipulasi (victim) memiliki pemahaman akan situasi atau fokus pada kondisi yang sedang terjadi,” tambahnya.

Gaslighter biasanya mampu untuk membuat victim kembali percaya pada manipulasinya dan kembali memiliki kontrol pada victim.

Seandainya kamu penasaran apakah yang mendorong gaslighter menjalin hubungan dengan orang lain, itu karena untuk “memenuhi kebutuhan akan isu kontrol dan power, dan membuat victim sangat tergantung pada gaslighter, bukan pemenuhan kebutuhan akan cinta,” paparnya.

Menurutnya, seseorang menjadi gaslighter juga dikarenakan ia memiliki kecemasan yang besar dalam dirinya, dan kegagalannya untuk melakukan coping terhadap kecemasan tersebut.

“Kecemasan, kegagalan, dan gambaran bahwa dunia selalu memberi sesuatu yang buruk dan mengancam pada dirinya, membuat seseorang menjadi ingin mengontrol lingkungannya agar hal yang buruk tidak terjadi pada dirinya. Bayangkan jika seseorang tersebut memiliki kecemasan yang sangat besar sehingga ia memiliki kebutuhan yang besar juga untuk mengontrol lingkungan,” tuturnya.

Selain itu, adanya kemarahan dalam diri dan kemungkinan bahwa ia memandang dirinya sebagai individu yang gagal dan tidak kompeten dapat membuat seseorang melakukan sesuatu agar diterima di lingkungan dan dianggap sebagai individu yang berhasil. “Karena kemampuan mengatasi masalahnya buruk, maka proses mencapai tujuan ini dilakukan dengan cara memanipulasi orang lain untuk mengontrol lingkungan tempat ia tumbuh termasuk membentuknya menjadi seorang gaslighter,” tambahnya.

Anna juga menerangkan bahwa gaslighting juga biasanya dipelajari dari lingkungan tempat seseorang tumbuh, seperti orangtua. “Orangtua yang abusif sangat mungkin melakukan gaslight untuk menutupi perilaku abusifnya pada sang anak. Hal ini kemudian dipelajari oleh anak tersebut, dan dijadikannya cara untuk menyelesaikan masalah atau kecemasannya.”

Yep, rantai setan yang tidak ada habisnya.

Bagaimana Mengenali Jika Kita Berada dengan Gaslighter?

gaslighting 3 | | Bagaimana Mengenali Pasangan yang Melakukan Gaslighting?
Foto: www.rawpixel.com

Menurut beberapa sumber, gaslighter biasanya menggunakan beberapa teknik agar korban tetap patuh padanya. Teknik-teknik tersebut antara lain:

  • Countering: mengatakan bahwa kurban mengingat sesuatu yang salah
  • Trivializing: membuat kita merasa bahwa apa yang kita rasakan dan pikirkan bukan sesuatu yang penting atau berlebihan
  • Withholding: menolak untuk mendengarkan pendapat/kekhawatiran kita
  • Blocking/diversion: mengubah topik pembicaraan untuk mengalihkan perhatian kurban pada topik tersebut.

Itu teknik-teknik yang dipakai seorang gaslighter.

Namun sayangnya (entah apakah karena mereka jenius), sering kali kita tidak menyadari bahwa kita adalah korban gaslight. Bahwa pasangan kita adalah seorang gaslighter.

“Proses keluar dari lingkaran manipulasi bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi, biasanya orang yang menjadi korban manipulasi seseorang adalah orang yang juga memiliki masalah dalam dirinya, seperti tidak percaya diri, tidak kenal pada diri sendiri, merasa sebagai individu yang lemah dan tidak berharga, atau bahkan mungkin juga pernah menjadi korban abuse. Selain itu, biasanya gaslighter sangat memahami kerapuhan dan kelemahan victim sehingga ia mampu mengontrol dan mempertahankan perilaku gaslight-nya,” terangnya.

Anna mengakui bahwa memang butuh keberanian untuk seseorang mampu keluar dari lingkaran ini.

Jadi, apa yang harus dilakukan jika kita ternyata menjalin hubungan dengan seorang gaslighter. Menurut Anna, ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

  1. Mencari pertolongan

Kita bisa mencari pertolongan ke psikolog, psikiater, teman yang kita percaya, dan tentunya keluarga. “Jika kita di situasi gaslight, kita perlu memahami bahwa kita butuh bantuan orang lain dan kemungkinan besar sulit bagi kita untuk menghadapi gaslighter seorang diri,” jelasnya.

2. Memahami bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi hal ini

Jangan pernah merasa bertanggung jawab terhadap kondisi/situasi yang terjadi pada diri orang lain. Gaslighter biasanya melakukan victim blaming atau menyalahkan korban akan kondisi atau perilaku yang harus ia lakukan. Kita perlu paham bahwa kita tidak bertanggung jawab akan keputusan yang ia ambil sekalipun seorang gaslighter mengatakan bahwa ia melakukan hal tersebut karena sayang pada victim,” tegasnya.

3. Mulailah untuk berkenalan dengan diri kita sendiri

Termasuk menerima dan menyelesaikan isu-isu besar seperti trauma masa lalu yang mungkin berdampak pada kondisi psikologis kita saat ini.

Selanjutnya: Ini cara membantu teman yang sedang menjalani hubungan yang abusive.

error: Konten dilindungi !!