13 Rekomendasi Film Thailand tentang Sekolah yang Akan Membuatmu Bernostalgia

Film Thailand tentang sekolah ini mengangkat genre komedi romantis dan musik. Suckseed mengisahkan tentang Ped (Jirayu La-ongmanee) yang bertemu kembali dengan cinta masa kecilnya, Ern (Nattasha Nauljam). Ern merupakan siswi pindahan yang berhasil mencuri perhatian karena kecantikan dan keahliannya bermain gitar.

Koong (Pachara Chirativat) pun mulai tertarik pada Ern, dan mengajak Ped untuk membentuk sebuah band. Hal itu ia lakukan demi menarik perhatian Ern dan menyaingi kembarannya yang telah sukses dengan bandnya.

Lynn (Chutimon Cheungchariensukying) baru saja pindah ke sekolah barunya dan berteman dengan seorang gadis bernama Grace (Eisaya Hosuwan). Karena pintar, Lynn pun membantu Grace untuk menyelesaikan ulangan.

Sejak kejadian tersebut, Pat (Teeradon Supapunpinyo), yang merupakan pacar Grace pun menawarkan bayaran kepada Lynn agar mau membantunya dan teman-temannya.

Meski enggan, namun Lynn kemudian setuju dan mulai menyusun sinyal tangan berdasarkan urutan notasi piano sebagai tanda dari jawaban ketika ujian berlangsung. Namun, aksi curang ini diketahui oleh murid pintar lainnya yang bernama Bank (Chanon Santinatornkul).

Nam (Baifern Phimchanok) merupakan seorang gadis lugu yang menyukai kakak kelasnya yang bernama Shon (Mario Maurer). Namun, ia tidak pernah berani mengungkapkannya karena Shon merupakan siswa populer yang tampan.

Setelah melakukan segala cara untuk mendekati Shon, Nam akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengubah penampilannya demi kebaikan dirinya sendiri.

Gadis lugu ini pun akhirnya menerima tantangan dari gurunya untuk menjadi seorang mayoret tim marching band. Berkat hal itu, Nam menjadi siswi populer di sekolahnya.

Di waktu yang bersamaan, Shon juga ternyata tertarik pada Nam. Namun sayangnya, kisah cinta mereka terhalang oleh Top (Acharanat Ariyatwikol), sahabat Shon yang juga menyukai Nam.

Film Thailand tentang sekolah ini menceritakan sosok Pong (Thiti Mahayotaruk) yang merupakan seorang remaja yang gemar membuat komik. Ia pun mengarang kisah kehidupan pahlawan super dan seorang tokoh yang menjadi kekasihnya.

Ternyata, karakter tersebut merupakan gambaran dari sosok Ming (Narikun Ketprapakorn) yang merupakan teman sekelasnya.

Namun suatu ketika, komik ini justru berada di tangan May Nhai (Sutatta Udomsilp). Pong pun berusaha merebut bukunya kembali. Namun ia terkejut ketika melihat May yang mengeluarkan aliran listrik dari tubuhnya.

Di tahun terakhir SMA, Singha (Mario Maurer) dan teman-temannya kedatangan seorang anak baru bernama Mituna (Apinya Sakuljaroensuk). Perempuan itu dianggap aneh dan selalu diejek oleh teman sekelasnya karena memiliki sikap pendiam dan jarang bicara. Namun suatu ketika, Singha melihat Mituna sedang mengasuh anak bisu di suatu yayasan.

Sejak kejadian itu, Singha pun mulai menyesal dan mencoba untuk meminta maaf pada Mituna. Singha juga menceritakan kepada teman-temannya tentang sosok Mituna. Hingga akhirnya mereka semua menjadi sahabat dekat dan selalu bersama.

Setelah pensiun menjadi seorang atlet, Song (Sukrit Wisetkaew) pun melamar pekerjaan menjadi seorang guru dan akhirnya ditempatkan di sebuah sekolah dasar yang berada di tempat terpencil.

Tanpa disengaja, Song menemukan sebuah buku harian yang ditulis oleh Ann (Laila Boonyasak), yang berisikan tentang pengalamannya selama mengajar.

Tiga tahun lalu, Ann merupakan seorang guru di sekolah tersebut. Namun ia dipindahkan karena dianggap menjadi contoh yang tidak baik bagi muridnya.   

Ketika kelulusan SMA, Pom (Witawat Singlampong) memutuskan untuk mengikuti tes di perguruan tinggi dengan jurusan musik. Berkat keahliannya memainkan drum dan bantuan dari seorang profesor, ia pun berhasil diterima.

Berita bahagia ini pun ia sampaikan kepada ayah dan ibunya. Namun sayangnya kedua orang tua Pom mengira bahwa anaknya masuk ke perguruan tinggi kedokteran.

Ketika masa orientasi di mulai, sekelompok siswa mulai menceritakan kisah horor secara bergantian. Mulai dari siswa yang meninggal dunia, perpustakaan yang dipenuhi iblis, hingga cerita menyeramkan lainnya. Namun terdapat satu hal yang tidak mereka sadari, yakni cerita-cerita tersebut ternyata bukan hanya sekadar mitos turun-temurun.

Sekumpulan siswa yang tergabung ke dalam Grup Morhoktubh ini gemar melakukan petualangan untuk menjelajahi bangunan-bangunan berhantu.

Suatu ketika, mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah bangunan kosong yang dekat dengan asrama sekolah. Bangunan tersebut merupakan lokasi bunuh diri seorang siswa yang gagal ketika ujian masuk perguruan tinggi.

Namun siapa sangka, petualangan tersebut justru membuat mereka menemukan fakta lain yang tersembunyi di dalam bangunan tersebut.

Sekelompok pelajar yang tergabung dalam komunitas Ghost Your Dad berniat menjalankan ritual agar bisa lulus dalam ujian sekolah. Mereka pun menyembah roh jahat yang telah menjadi legenda di kawasan Siam Square, dengan cara mengikat benang merah ke sebuah kursi yang dipercaya dapat mengabulkan permintaan mereka.

Namun sayangnya, roh tersebut justru terus-menerus meneror mereka. Hingga sekelompok remaja ini pun berupaya untuk menyelamatkan nyawanya masing-masing.

Singh (Jirayu La-ongmanee) bersama ketiga temannya memutuskan untuk berlibur di pantai. Namun suatu ketika, tiba-tiba salah satu temannya yang bernama Joy meninggal dunia.

Setelah insiden itu, arwahnya terus menghantui Singh dan kedua temannya. Hingga akhirnya diketahui bahwa kematian Joy ternyata berhubungan dengan beberapa peristiwa yang terjadi di sekolah.

Disutradarai oleh Wisit Sasanatieng, film ini menceritakan tentang kehidupan Adhiti (Jannie Weigel) yang terpaksa harus inggal di arama sekolah karena orang tuanya telah meninggal.

Tak hanya itu, ia juga selalu menjauh dari teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan anggapan orang-orang yang sering menyebutnya gila karena sering berbicara sendiri.

Padahal sebenarnya yang sering membuat Adhiti berbicara sendiri adalah para arwah yang mengajaknya berbicara. Dan Run Phee (Bom Phongsakon Tosuwan) merupakan salah satu hantu laki-laki yang sering mengikutinya.  

Sekelompok anggota marching band terpaksa harus bermalam di sekolah karena sedang menjalani latihan terakhir mereka.

Setelah sesi latihan berakhir, para siswa nakal pun berkumpul dan menceritakan kisah-kisah hantu yang ada di sekolah mereka. Mulai dari hantu yang muncul di perpustakaan, hingga seorang siswa cacat yang jatuh dari sebuah bangunan tua.

Karena penasaran, enam orang anggota marching band ini pun meninggalkan ruang latihan untuk mencari hantu tersebut. Namun hanya tiga di antaranya yang berhasil kembali.