Ini Cara Mengenalkan Pasangan Baru kepada Anakmu Setelah Perceraian

introducing new spouse5 | | Ini Cara Mengenalkan Pasangan Baru kepada Anakmu Setelah Perceraian
Foto: www.gettyimages.com

Akhirnya, setelah lajang selama … (bulan atau tahun, pilih sendiri), kamu bertemu dengan seseorang yang bisa melelehkan hatimu dan membuatmu merasa dicintai. Kamu dan dia cocok mulai dari selera mode, film, sampai humor. Namun, pertanyaannya sekarang: bagaimana mengenalkan pasangan baru dengan si kecil? Rayi Tanjung Sari, M.Psi. Psikolog, seorang psikolog anak dari @pionclinician & Klinik Kancil  dan @theraplayid menjelaskan beberapa hal penting yang harus diingat agar proses perkenalan tersebut lancar. Termasuk, apa yang sebaiknya dilakukan saat anak tidak menyukai pasangan barumu.

Tipe Pasangan seperti Apa yang Diperkenalkan kepada Anak?

introducing new spouse4 | | Ini Cara Mengenalkan Pasangan Baru kepada Anakmu Setelah Perceraian
Foto: www.gettyimages.com

Ada kemungkinan sebelum bertemu si pasanganmu yang ini, kamu sudah beberapa kali mencoba menjalin hubungan dengan orang lain. Dan jika kamu ingin memperkenalkannya dengan si kecil di rumah, “pilihlah pasangan yang tertarik pada anak,” jelas Rayi. Maksudnya adalah pasangan yang dapat memberikan toleransi bahwa anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan masing-masing anak memiliki proses yang berbeda-beda.

Dan ingat perkenalkan kedua orang penting dalam hidup ini saat hubunganmu dengan pasanganmu sudah lebih stabil. Lebih tepatnya, yakni pada saat “orangtua pasangan juga sudah merasa nyaman satu sama lain dan nyaman membahas tentang anak,” Rayi menyarankan.

Bagaimana Mengenalkan Pasangan Baru yang adalah Penyebab Perceraian Kamu?

memperkenalkan pasangan baru
Foto: www.gettyimages.com

Well, ini mungkin terdengar seperti skenario telenovela, tapi jika ini adalah kenyataan hidupmu maka, “perkenalkan dia seperti pasangan lain pada umumnya,” anjur Rayi. Menurutnya, sebaiknya si kecil tidak perlu mengetahui secara detil alasan perceraian orangtua. “Cukup jelaskan secara umum saja, misalnya ‘Ayah Bunda berpisah karena kami sering sekali bertengkar. Tapi Ayah dan Bunda tetap sayang pada kalian.'”

Dan jika ada pasangan baru, maka ada mantan pasangan. Rayi menyarankan untuk mendiskusikan tentang rencanamu mengenalkan pasangan baru dengan mantan suami. “Karena bagaimana pun ini menyangkut anak kalian bersama.”

Secara umum, Rayi menjelaskan bahwa sebelum mengenalkan anak dengan pasangan baru, orangtua sebaiknya memberitahu jauh-jauh hari bahwa kamu akan mengajak anak berkenalan dengan teman. “Jelaskan juga apa yang akan kalian lakukan saat bertemu dengan temanmu ini. Bagaimana peranan pasangan baru, misalnya bahwa di waktu yang akan datang, dia akan lebih banyak ikut kalian bermain bersama atau berpergian, dan lain-lain. Berikan anak kebebasan untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan pertemuan pasangan. Beri tahu apa yang anak bisa lakukan saat bertemu dengan pasanganmu ini,” bebernya.

Untuk lokasi pertemuan, kamu bisa melakukannya di mana saja. Utamakan tempat yang memiliki suasana santai, seperti di restoran atau di rumah dengan agenda memasak bersama.

Dan sebagai apakah sebaiknya kamu mengenalkan pasangan baru itu? “Perkenalkan ia sebagai teman dekat saja, tidak perlu langsung ‘menjadi ayah tirimu,'” anjur Rayi.

Haruskah Menyebutkan bahwa Pasangan Tersebut Berpotensi menjadi Ayah Tiri?

memperkenalkan pasangan baru
Foto: www.gettyimages.com

Meski hubunganmu dengan pasangan baru mengarah ke arah serius, kamu belum perlu menjelaskan atau menyebutkan bahwa dia akan menjadi ayah tiri. Singkatnya, karena belum ada kepastian.

Dan berbicara tentang ‘tiri’ masih banyak stigma yang negatif terhadap label ini. Untuk mengantisipasi segala sesuatu, Rayi menjelaskan untuk memberikan anak kesempatan untuk mengutarakan pendapat atau pandangannya tentang ayah/ibu tiri. “Apa saja yang terlintas dalam pikiran anak perlu diterima lebih dulu oleh ayah/ibu,” ujarnya.

Kemudian, setelah mendengarkannya, kamu bisa menjelaskan dan menceritakan hal-hal positif apabila mereka memiliki ayah/ibu tiri. “Misalnya menjadi ada teman bermain lebih banyak, ada membantu mengerjakan tugas sekolah, ada yang menemani saat ayah/ibu tidak di rumah, dan lain-lain. Orangtua juga bisa mengajak anak-anak menonton film yang bertema ayah/ibu tiri yang menyayangi keluarganya,” ujar Rayi, memberi saran.

Bagaimana Jika Anak Kesulitan Menerima Pasangan Baru Tersebut?

memperkenalkan pasangan baru
Foto: www.gettyimages.com

Kamu mungkin tidak menginginkan hal ini terjadi, tapi bisa saja si kecil mengalami kesulitan menerima pasanganmu tersebut. Menurut Rayi, hal ini biasanya terjadi karena anak merasa salah satu orangtuanya akan tergantikan. Terlebih, “terkadang mereka masih menyimpan harapan-harapan bahwa kedua orangtuanya akan kembali (jika bercerai) atau mereka merasa orangtuanya mengkhianati orangtua yang satunya (jika meninggal).”

Jika anak marah, sebaiknya orangtua berempati dan mengakui emosi yang ia rasakan, saran Rayi. Misalnya dengan mengatakan, “’Ibu tahu kamu marah dan kecewa karena ada Om X’. Lalu, dengarkan pandangan anak terhadap hubungan tersebut.”

Untuk menyakinkan anak bahwa kamu tetap menyayanginya dan menjadikannya sebagai prioritas, pastikan kedekatanmu dengan pasangan baru tidak mengganggu rutinitas anak.

Caranya: minimalisir perubahan rutinitas agar situasi tetap terprediksi bagi anak sehingga membantu anak mengelola dirinya. “Jika ada perubahan, terutama terkait dengan pasangan baru, sebaiknya diberi tahu kepada anak jauh-jauh hari,” Rayi menuturkan. Selain itu, perhatikan waktu yang kamu habiskan bersama anak. “Usahakan porsinya tetap sama seperti sebelumnya. Lakukan juga pergi bersama anak saja agar anak tetap merasa spesial,” imbuhnya.

Bukan dalam rangka mendramatisir, tapi bahkan setelah sekian waktu—si kecil tetap saja tidak menyukai dan menyetujui hubunganmu dengan pasangan baru ini. Apa yang sebaiknya dilakukan? Haruskah memilih?

“Idealnya, persetujuan anak tentu perlu. Namun, orangtua perlu juga memikirkan kebutuhannya sendiri,” tegas Rayi. Oleh karena itu, jika karena satu dan lain hal, anak masih menolak pasangan baru, orangtua perlu memahami bahwa hal ini berat bagi anak dan mungkin mereka membutuhkan waktu lebih untuk menyesuaikan diri.

“Orangtua perlu selalu waspada,” Rayi mengingatkan. “Ibaratnya seperti pasang antena, orangtua harus waspada terhadap perubahan emosi dan perilaku anak selama proses perkenalan dengan pasangan baru. Akui emosi yang ia rasakan, dengarkanlah pendapatnya mengenai hubungan ini, dan berempati,” Rayi menekankan.

Masih butuh tips membesarkan anak? Berikut ini adalah panduan untuk mengetahui jika kamu sedang membesarkan anak yang manja.

error: Konten dilindungi !!