Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Keguguran?

cara mencegah keguguran
Foto: www.freepik.com

Mungkin ini adalah salah satu kalimat paling mengerikan yang didengar calon ibu: “Ibu mengalami keguguran”. Apalagi jika kandungan tersebut sudah dinanti-nantikan orangtua dan keluar besar. LIMONE tidak bisa bayangkan kesedihan yang dialami, tapi sebagai teman yang baik kami ingin menyampaikan pesan dari seorang ahli kandungan bahwa: “kemungkinan besar kamu masih bisa hamil setelah keguguran.” Berikut penjelasannya tentang penyebab dan cara mencegah keguguran.

Apa Tanda-Tanda Peringatan Keguguran?

cara mencegah keguguran 2 | | Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Keguguran?
Foto: www.freepik.com

Menurut dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG biasanya keguguran ditandai dengan kram perut dan keluar flek darah. Akan tetapi untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). “Jadi ketika ada tanda-tanda tersebut, harus dilihat dulu dari USG. Apakah ada perkembangan janin, apakah kantong kehamilan ada, apakah bayinya terbentuk, dan apakah denyut jantungnya sudah ada,” ungkapnya ketika dihubungi melalui WhatsApp.

“Atau bisa juga berbalik,” sambungnya, “misalnya dari USG  tidak ditemukan janin dalam kantong kehamilannya. Kemudian muncul flek-flek, pendarahan, dan kram perut. Jadi [tanda-tandanya] bisa tertangkap dari USG atau bisa keluhannya yang muncul lebih dulu.” Dinda menambahkan bahwa gejala paling umum terjadi adalah keluarnya lendir atau pendarahan (keluarnya flek darah).

Apa Penyebab Keguguran?

cara mencegah keguguran 3 | | Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Keguguran?
Foto: www.freepik.com

Dokter yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya dan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, ini mengungkapkan keguguran (abortus) biasa terjadi di bawah 12 minggu, atau sebelum usia kehamilan 12 minggu. Dinda juga menerangkan bahwa hampir 70 sampai 80 persen keguguran disebabkan kelainan genetik dari bayinya sendiri.

“Jadi, ada kelainan pada pembentukan bayi tersebut sehingga bayi tidak dapat hidup sampai usia yang lebih besar lagi,” cetusnya.

Bagaimana dengan makanan, apakah ada pengaruhnya? Apalagi ada mitos bahwa, ‘orang hamil dilarang makan nanas’. Menurut Dinda mengonsumsi makanan seperti nanas, durian, dan nangka tidak akan menyebabkan keguguran, jika dikonsumsi dengan jumlah yang normal.

“Makanan tidak ada pengaruhnya. Seperti nanas, durian, nangka itu nggak ada yang menyebabkan keguguran komplit,” terang Dinda. “Semua tidak menyebabkan keguguran kalau dikonsumsi dalam jumlah yang normal. Jangan makan nanas terlalu banyak, atau jangan minum kopi sampai tiga cangkir sehari. Sebenarnya dalam kondisi yang normal-normal aja, konsumsinya nggak akan menyebabkan keguguran.”

Apakah Bisa Hamil Lagi Setelah Alami Keguguran?

cara mencegah keguguran
Foto: www.unsplash.com

Jika kamu sudah pernah mengalami keguguran, Dinda menyarankan untuk mengecek: “Apakah ada faktor infeksi atau pembekuan darah yang bermasalah, apakah ada tiroid ibunya,” paparnya. “Nah, kalau misalnya tidak ada ya, kemungkinan besar karena kelainan bayinya, dan itu lebih mudah.” Untuk hamil lagi.

Sementara jika kamu memiliki kondisi seperti yang disebutkan di atas—tiroid, fungsi tiroid, faktor pembekuan bermasalah, serta ada infeksi TORCH (Toxoplasma Rubbela Cytomegalovirus),—maka ada hal lain yang harus dilakukan. “Itu [kondisi-kondisi tersebut] harus diobati lebih dulu sebelum memulai program lagi,” tegasnya.

Dan bagaimana dengan seseorang yang pernah mengalami keguguran lebih dari sekali? Dinda berpendapat, wanita yang sudah berkali-kali keguguran kemungkinan besar masih bisa hamil. “Tapi harus diketahui dulu penyebab kegugurannya apa,” tekannya.

“Seperti yang sudah saya katakan di atas. Misalnya, ada kelainan dari ibunya, maka itu harus diatasi terlebih dulu,” tambahnya. “Tapi karena sebagian besar keguguran, 70 sampai 80 persen disebabkan oleh adanya kelainan pada bayi, jadi sebenarnya harus benar-benar diterapi dengan baik.”

Bagaimana Cara Mencegah Keguguran?

cara mencegah keguguran 4 | | Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Keguguran?
Foto: www.freepik.com

Adakah cara mencegah keguguran? Pertama dan utama: Dinda mengatakan keguguran tidak bisa dicegah jika penyebabnya karena kelainan bayi. “Tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan jika karena kelainan bayi,” tegasnya. “Itu sama seperti seleksi alam. Jadi, apabila kualitas atau bayinya sendiri cacat, itu pasti bakal keluar sendiri,” paparnya.

Sedangkan, jika disebabkan oleh faktor ibunya, maka ada cara mencegah keguguran ini. Yakni, bisa dengan mengonsumsi obat-obatan. “Kalau kita lihat, 20 sampai 30 persen keguguran bisa terjadi akibat faktor ibu, misalnya, ada pengentalan darah, ada infeksi. Hal itu yang bisa diperbaiki dengan penggunaan obat-obatan anti virus atau obat pengenceran darah. Tapi kalau sebagian besar karena kelainan bayi, keguguran di trimester satu itu tidak bisa diobati,” pesan Dinda.

Bagaimana Menjaga Kehamilan Pasca Keguguran?

pregnancy6 | | Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Mencegah Keguguran?
Foto: www.unsplash.com

Dinda mengatakan, idealnya, jika ingin punya keturunan lagi sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu vitamin dari kondisi tubuh kedua orangtuanya.

“Jadi, sebaiknya memang menggunakan vitamin dulu dan melakukan persiapan kehamilan dengan konsumsi asam folat untuk istri dan untuk suami banyak konsumsi suplemen dan vitamin E,” sarannya. “Biasanya idealnya [dikonsumsi selama] tiga bulan, tapi jika rutin minum vitamin, dalam sebulan bisa mulai lagi program kehamilan.”

Untuk menjaga kehamilan agar tetap baik, Dinda menyarankan agar asupan nutrisi dipenuhi dengan baik. “Selain ukuran bayi dan perkembangannya di dalam rahim, nutrisi ini penting untuk memastikan kualitas bayi. Dalam artian, kualitas berupa pembentukan otaknya, yang nanti output-nya adalah kecerdasan dari si anak.”

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk memastikan semua nutrisi penting tercukupi. Mulai dari zat besi (zinc), asam folat, selenium, kemudian micro-micro yang lainnya, serta vitamin D. Tidak hanya baik untuk bayi, tapi ini juga agar si ibu sehat, misalnya tidak menderita anemia.

Selanjutnya: Penelitian ini menyimpulkan bahwa level stres seorang ibu bisa memengaruhi jenis kelamin bayi.

error: Konten dilindungi !!