Berbahayakah Cacar Air Pada Bayi? Ini Penjelasan Dokter Anak

cacar air pada bayi
Foto: www.freepik.com

Cacar air memang menjadi penyakit yang tidak asing lagi, karena sering kali dialami oleh anak-anak, bahkan pada bayi. Penyakit cacar air pada bayi ini perlu ditangani dengan segera, supaya nantinya tidak menimbulkan risiko yang lebih parah.

Oleh karena itu, LIMONE telah menghubungi dr. Fitria Mahrunnisa  Sp.A, seorang Dokter Spesialis Anak dari Brawijaya Clinic Kemang, yang akan menjelaskan terkait penyebab cacar air pada bayi dan cara mengobatinya dengan tepat.

Apa Itu Cacar Air?

cacar air pada bayi
Foto: www.canva.com

Menurut Dokter Fitria, cacar air atau yang biasa disebut varicella dan chickenpox, adalah penyakit akut infeksi yang menular dan disebabkan oleh virus varicella zoster.

“Virus varicella zoster ini masuk ke dalam grup herpes virus, yang biasa dialami oleh orang dewasa seperti herpes,” ujarnya tentang cacar air pada bayi.

Lantas, apa perbedaan cacar air dengan herpes?

Varicella merupakan infeksi primer atau infeksi yang pertama kali dialami oleh seseorang. Sebab, ketika seseorang terinfeksi virus varicella, nantinya virus ini akan menetap di dalam tubuh, terutama pada bagian saraf,” jawabnya.

Kemudian ketika beranjak dewasa dan mengalami penurunan daya tahan tubuh, “virus varicella zoster ini akan kembali aktif dan berubah menjadi herpes zoster. Jadi sebetulnya merupakan suatu kesatuan,” lanjutnya.

Gejala cacar air pada bayi pun sangat umum, di mana terjadi demam, sakit dan pegal di seluruh badan, sakit kepala, dan nafsu makan yang hilang.

“Tetapi yang khas dari penyakit cacar air adalah akan terjadinya kelainan atau lesi pada kulit, seperti munculnya bentol yang berisi cairan yang kemudian bisa pecah dan meninggalkan bekas,” ungkapnya.

Siapa Saja yang Bisa Terkena Cacar Air?

cacar air pada bayi
Foto: www.freepik.com

Sesungguhnya, gejala varicella ini bisa dialami oleh semua jenis usia, dari mulai bayi, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan ibu hamil. “Hal ini yang menjadikan mengapa bayi dari awal sudah bisa terkena cacar air,” ungkap Dokter Fitria.

Dokter Spesialis Anak ini menambahkan bahwa bayi yang baru lahir bisa mengalami cacar air karena terkena dari sang ibu. Kondisi tersebut disebut dengan istilah neonatal varicella atau di Indonesia disebut varicella pada bayi.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

“Mekanismenya, virus ini ditransmisikan melalui transplasental. Jadi dari plasenta ibunya, virus akan ditransmisi selama kehamilan trimester ketiga atau kehamilan usia sembilan bulan,” jawab Dokter Fitria tentang cacar air pada bayi.

Ketika sang ibu terkena cacar air pada tiga minggu sebelum melahirkan, ia akan mentransmisikannya secara transplasental kepada bayi.

“Gejala pada bayi bisa muncul di hari keempat hingga 10 hari atau 12 hari usia bayi, dan itu yang akan didiagnosis bahwa cacar air ini ditransmisikan oleh ibu hamil,” ungkapnya.

Jika terjadi setelah 12 hari, misalnya selama dua minggu ke atas maka cacar air ini dicurigai telah mencapai postnatal atau kondisi yang bukan ditransmisikan oleh ibu hamil melalui plasenta.

“Misalnya sang ibu baru terkena cacar air setelah melahirkan, dan gejala cacar air pada bayi muncul setelah usia dua minggu, itu bukan disebabkan karena transplasental, tetapi memang ditularkan setelah lahir. Seperti transmisi dari satu anak ke anak lainnya ketika usianya telah beranjak besar,” jelas Dokter Fitria tentang cacar air pada bayi.

Bagaimana Mekanisme Penularan Cacar Air pada Bayi?

bagaimana mekanisme penularan cacar air pada bayi | | Berbahayakah Cacar Air Pada Bayi? Ini Penjelasan Dokter Anak
Foto: www.canva.com

Karena cacar air pada bayi merupakan penyakit yang menular, maka varicella zoster ditransmisikan melalui kontak langsung. Jadi dari orang ke orang, bersentuhan, inhalasi, atau aerosol.

“Ketika lesi di lentingan itu pecah, maka bisa menghasilkan aerosol yang terinhalasi oleh pasien lainnya yang belum terinfeksi. Ini bisa menjadi salah satu sumber penularannya,” terangnya.

Ketika varicella sedang akut, melenting, bulat, dan pecah, ini merupakan fase yang sangat menular pada orang lain. Namun sampai kapan kondisi ini dapat menular?

“Sampai tidak ada melenting yang baru dan sudah berbentuk bopeng semua selama 24 jam. Jika masih ada melenting yang baru dan masih berisi air, itu masih akan sangat menular,” paparnya.

Selain itu, perlu diketahui bahwa masa inkubasinya juga sangat panjang, yaitu 10 hari hingga tiga minggu atau 21 hari setelah terekspos.

“Bisa jadi seorang anak yang mengalami varicella dan masih melenting, kemudian datang anak lain dan bermain bersama, bisa jadi ia akan terkena pada tiga minggu kemudian, karena masa inkubasi bisa terjadi 10-21 hari,” lanjutnya.

Lantas, berbahayakah penyakit ini bagi kesehatan bayi?

“Penyakit ini akan berbahaya pada kesehatan bayi jika mengalami kondisi yang berat. Sekitar 20-30% bayi dapat mengalami gejala berat dan berbahaya bagi kesehatan bayi, bahkan bisa menyebabkan kematian jika sampai terjadi terjadi sepsis,” ungkapnya.

Bagaimana Gejala yang Akan Muncul pada Bayi?

bagaimana gejala cacar air yang akan muncul pada bayi | | Berbahayakah Cacar Air Pada Bayi? Ini Penjelasan Dokter Anak
Foto: www.canva.com

Gejala cacar air pada bayi biasanya sangat beragam, dari yang ringan hingga berat. “Sekitar 20-30% bayi mengalami gejala yang berat, namun umumnya tidak berat,” katanya.

Untuk gejala ringan, akan ditandai dengan demam, nyeri badan, nafsu makan yang hilang, lemas, hingga akhirnya muncul keluhan seperti lesi kulit atau bentol berisi air yang bisa pecah.

“Sementara yang berat, bisa sampai pneumonia atau infeksi pada paru-paru, infeksi seluruh badan, sepsis, infeksi yang menyerang tulang, dan infeksi ke arah kulit atau jaringan di bawahnya,” tutur Dokter Fitria.

Bagaimana Mendiagnosis Cacar Air pada Bayi?

cacar air pada bayi
Foto: www.canva.com

Untuk mendiagnosis bayi yang mengalami cacar air, paling utama biasanya dimulai dari klinis atau gejala yang muncul pada bayi.

“Jadi, lesi di kulit yang berisi cairan, karena enggan adanya gejala umum tersebut, ini menjadi ciri yang khas pada varicella. Apalagi jika ada orang di sekitarnya yang terkena cacar air, maka anak pasti tertular dari orang sekitarnya,” tambahnya.

Setelah muncul gejala melenting, bentol yang berisi air yang timbul di area muka dan dada, biasanya akan menyebar ke tangan dan kaki. Ketika mengalami kondisi tersebut, disarankan agar segera mengunjungi dokter untuk diberikan pengobatan.

“Selain itu, bisa juga dilakukan diagnosis yang mirip dengan COVID-19, melihat adanya virus dengan melakukan PCR (Polymerasa Chain Reaction). Dengan PCR ini, akan dites apakah benar virus yang terdapat di dalam tubuh adalah jenis varicella zoster,” ujarnya.

Dengan melakukan PCR nantinya bisa melihat DNA virus. “Namun sayangnya  langkah ini cenderung sulit dan belum banyak dilakukan, sehingga penilaian utama dari penyakit ini memang hanya dari klinis,” lanjutnya.

Bagaimana Cara Mengobati Cacar Air pada Bayi?

cacar air pada bayi
Foto: www.canva.com

Sebelum berbicara tentang mengobati, Dokter Fitria menyatakan bahwa kita bisa mencegah agar tidak mengalami kondisi ini. “Sudah ada yang namanya vaksin cacar air yang bisa diberikan pada bayi berusia 12 bulan atau satu tahun,” katanya.

“Meski vaksin tidak melindungi 100%, namun ketika seorang anak terkena varicella, maka gejalanya akan jauh lebih ringan. Dan biasanya hampir jarang yang mengalami cacar air jika sudah divaksin,” imbuhnya.

Namun jika sudah terkena cacar air, maka bisa diobati dengan melihat gejala serta penyebabnya. “Bisa menggunakan antivirus acyclovir yang diminum atau dioleskan,” jelasnya.

Kemudian bisa juga dengan mengobati gejala-gejala lain, seperti meminum obat anti demam, anti nyeri, atau tambahan multivitamin ketika buah hati mengalami penurunan nafsu makan.

Apa yang Harus Diperhatikan oleh Orang Tua?

apa yang harus diperhatikan orang tua | | Berbahayakah Cacar Air Pada Bayi? Ini Penjelasan Dokter Anak
Foto: www.canva.com

Selain segera mengunjungi dokter ketika buah hati mengalami gejala cacar air, terdapat hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam masa penanganan tersebut.

“Pastikan untuk menjaga agar tidak mengalami dehidrasi selama kondisi bayi masih bergejala awal yang menunjukkan bayi lemas dan sulit makan,” pesannya.

Kesimpulan

berkonsultasi dengan dokter | | Berbahayakah Cacar Air Pada Bayi? Ini Penjelasan Dokter Anak
Foto: www.canva.com

Cacar air yang dialami oleh bayi menjadi kondisi yang perlu diperhatikan. Ketika timbul gejala lentingan yang berisi air, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk ditangani dengan benar.

Meski kebanyakan gejalanya ringan, namun jika tidak diatasi dengan baik khawatir akan memperparah gejalanya.

error: Konten dilindungi !!