Bagaimana Memberikan Kalimat Pujian Untuk Anak? Ini Kata Psikolog

kalimat pujian untuk anak
Foto: www.freepik.com

Meski terkadang si kecil sepertinya tidak mendengar apa yang kamu katakan (terutama saat menyuruhnya merapikan mainan atau makan sayuran), percayalah—apa yang kamu ucapkan, termasuk kalimat pujian, memiliki efek yang besar.

Itulah sebabnya LIMONE menghubungi seorang psikolog untuk mencari kalimat pujian apa yang membuat anak menjadi pribadi yang baik dan bertumbuh dengan maksimal.

Seperti Apa Kalimat Pujian yang Dianjurkan?

kalimat pujian anjuran psikolog | | Bagaimana Memberikan Kalimat Pujian Untuk Anak? Ini Kata Psikolog
Foto: www.freepik.com

Fifie Indayani, M. Psi, Psikolog, dari Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang dan pemilik Pusat Terapi anak Berkebutuhan Khusus Bintang Indonesia, Malang, mengatakan pujian bisa diberikan pada perilaku positif yang ditampilkan anak sehingga anak diharapkan akan mengulangi perilaku positif tersebut.

“Setiap kali anak melakukan perilaku positif atau berbicara dengan baik dan sopan atau sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya, maka akan lebih baik langsung diberikan pujian oleh orang tua,” ucapnya.

Tip penting: puji perilaku positifnya, tidak hanya si anak. Dengan begini, si kecil mengasosiasikan rasa bangga dengan usaha, dan tidak jatuh ke dalam perangkap ‘harus dipuji dulu baru melakukan sesuatu yang baik.’

Menurut Fifie kalimat pujian yang bisa diucapkan kepada anak misalnya, “wah, rajinnya anak Bunda sudah merapikan kamar tidurnya.” Bukan: “Cantiknya anak Bunda, secantik kamarnya.”

Mengapa demikian?

“Kalimat kedua tidak boleh dikatakan karena orang tua kurang jelas atau tidak spesifik dalam memberikan pujian sehingga anak bisa menjadi bias dan tidak paham pujian tersebut. Apakah kalimat pujian itu fokus pada fisik (cantik) atau perilaku merapikan kamar. Jadinya, anak bisa tidak mengulangi perilaku yang sama yaitu merapikan kamarnya,” papar Fifie.

Mengapa Penting Mengucapkan Kalimat Pujian?

kalimat pujian
Foto: www.canva.com

Fifie menyatakan bahwa memberi pujian merupakan pola asuh yang tepat. Pasalnya, dengan memuji akan membuat anak merasa dihargai serta menjadi sarana komunikasi dua arah yang baik antara anak dan orang tua.

“Sehingga anak merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang tua, dan juga diharapkan akan terbentuk karakter positif pada anak ke depannya,” ujarnya.

“Pujian yang tepat untuk anak adalah pujian yang tulus dan tidak berlebihan sehingga anak merasa nyaman.”

Mengucapkan kalimat pujian juga akan membantu anak untuk belajar mengelola emosi, mengendalikan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, hal ini akan membuat akan bisa mengembangkan perilaku positif.

Selain itu, kalimat pujian yang tepat juga akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Si kecil akan merasa mampu dan bisa melakukan tugas serta tanggung jawabnya dengan baik. Dengan ini, diharapkan anak akan kembeli mengulangi sikap positif.

Kalimat pujian juga akan “meningkatkan harga diri anak, sehingga anak akan bangga dengan dirinya. Anak juga lebih termotivasi melakukan sesuatu lebih baik dan lebih mandiri. Hal itu, tentunya akan membentuk kepribadian atau karakter yang baik ke depannya bagi si anak,” terang Fifie.

Bagaimana Jika Orang Tua Terlalu Sering Memuji?

dampak terlalu sering memuji | | Bagaimana Memberikan Kalimat Pujian Untuk Anak? Ini Kata Psikolog
Foto: www.rawpixel.com

Seperti untuk sebagian hal di dunia ini: sesuatu yang berlebih itu biasanya kontraproduktif. Hal yang sama juga berlaku saat memberikan kalimat pujian.

Menurut Fifie jika memuji secara berlebihan akan menimbulkan efek negatif misalnya, anak mudah frustasi dan mudah menyerah.

“Karena terbiasa mendapatkan pujian dari perilaku yang ‘biasa saja’, anak akan tidak tahan saat menghadapi kesulitan atau rintangan yang lebih besar,” beber Fifie.

“Atau bisa jadi anak langsung menyerah di tengah jalan sebelum mampu menyelesaikan tugas yang sulit karena tidak segera mendapatkan pujian di langkah awalnya.”

Tak hanya itu saja, “anak bisa jadi tidak menganggap bahwa pujian dari orang tua adalah bentuk ‘hadiah’ dari hasil kerja kerasnya. Akibatnya, tidak terbentuk komunikasi dua arah yang positif antara anak dan orang tua,” kata Fifie.

Dampak lain dari pujian berlebihan adalah membuat anak tidak nyaman dan takut untuk berperilaku yang sama.

“Anak akhirnya tidak mengulangi perilaku-perilaku positif yang telah dilakukan, sehingga tidak terbentuk pola kebiasaan yang baik pula ke depannya. Dan juga membuat anak berperilaku tertentu karena ingin mendapatkan pujian saja, sehingga anak tidak bisa menghargai dirinya sendiri dan mempercayai kemampuannya,” tuturnya.

Kesimpulan

kalimat pujian
Foto: www.freepik.com

Agar tidak salah memuji, Fifie memaparkan cara tepat memuji anak adalah dengan mengucapkan kalimat pujian yang jelas atau spesifik.

“Misalnya, ‘bagus sekali gambar pemandangannya, pohonnya begitu rindang dan hijaunya segar sekali,’” ucap Fifie mencontohkan. “Hal tersebut akan membuat anak merasa dihargai kerja keras dan akan lebih termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.”

Untuk cara kedua, Fifie menyebutkan harus fokus pada proses bukan hasil. Pasalnya, menurutnya hasil yang didapat oleh anak tidak akan selalu sempurna.

Dengan memuji tingkah laku mereka, kamu membantu mereka untuk mengerti bahwa mereka tidak bisa mengendalikan situasi, tapi mereka bisa mengontrol tindakan mereka.

“Misalnya anak telah belajar keras sebelum ujian akan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Maka seyogianya ayah maupun ibu tetap dapat memuji anak. Misalnya, ‘kamu hebat sudah berusaha keras belajar, walaupun hasilnya tidak sebaik yang kamu harapkan tapi ayah dan bunda sangat bangga akan usahamu. Terus belajar ya, Nak,’” ujar Fifie.

error: Konten dilindungi !!