Apa sih, arti healing sebenarnya?
Arti healing sebenarnya merupakan kata bahasa Inggris yang jika diartikan adalah sembuh. Kata ini kini menjadi kata populer, terutama di media sosial, yang banyak dipakai orang.
Biasanya, orang-orang mengatakan healing untuk bepergian ke suatu tempat yang menyenangkan untuk menenangkan diri dan menghilangkan stres. Benarkah itu arti healing sebenarnya?
Untuk menjawabnya, LIMONE telah menghubungi Zahrah Muhammad, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis di Humanika Psychology Center, yang akan menjelaskan arti healing sebenarnya dan bagaimana melakukannya.
Apa Itu Healing?
Kata healing pasti sudah tidak asing lagi, apalagi kalau kamu pengguna aktif media sosial. Kata ini biasanya sering muncul di komentar, caption, atau cuitan di Twitter. Namun, belum banyak orang yang tahu arti healing sebenarnya.
Menurut Zahrah, arti healing sebenarnya secara umum bisa dikatakan sebagai proses untuk menyembuhkan atau memulihkan diri. Healing sendiri bisa bermacam-macam maksudnya, baik healing secara fisik maupun healing secara mental.
“Healing secara mental di sini termasuk secara emosional. Yakni sebuah proses mengakui, membiarkan, menerima, mengintegrasikan, dan memproses pengalaman hidup yang menyakitkan. Proses ini melibatkan empati, manajemen diri, belas kasih pada diri, dan juga penerimaan diri,” ucap Zahrah tentang arti healing sebenarnya.
Zahrah juga mengungkapkan, tidak ada garis akhir yang harus dilintasi untuk menandakan bahwa seseorang sudah sepenuhnya sembuh.
“Healing secara emosional terkadang bisa bertahap. Seseorang bisa dikatakan berada pada proses pulih ketika melihat kembali suatu situasi yang sebelumnya penuh emosi tidak nyaman, saat ini sudah merasakan lebih tenang dan damai dalam melihat situasi tersebut,” sambung Zahrah.
Proses untuk bisa sembuh tentu membutuhkan waktu yang pastinya berbeda antara manusia satu dengan yang lain.
“Healing dapat diibaratkan jika ada luka fisik karena jatuh, dalam proses penyembuhannya butuh proses dibersihkan dan diobati, sehingga terkadang merasa perih. Namun, luka tersebut perlahan-lahan sembuh. Walaupun masih ada bekasnya, namun sudah tidak terasa sakit lagi,” ucap Zahrah.
Apa Arti Healing Sebenarnya Sama dengan Refreshing?
Healing dan refreshing sering kali diucapkan oleh orang-orang dan dianggap sama. Namun, ternyata arti healing sebenarnya berbeda dengan refreshing.
“Healing membutuhkan proses yang cukup panjang dan butuh konsistensi agar bisa merasakan hasil dari proses tersebut. Pada healing yang menjadi fokus adalah bagaimana kita berani untuk membuka diri, menghadapi dan mengatasi luka yang ada di dalam diri sendiri,” ujarnya.
“Dalam proses healing mungkin akan banyak rasa tidak nyaman yang akan dirasakan untuk memulainya. Hasil dari healing sendiri dapat bersifat jangka panjang,” ucap Zahrah.
Jika hasil yang didapat dari healing bisa jangka panjang, beda halnya dengan refreshing.
“Efek dari refreshing dapat dirasakan cepat, namun hanya bersifat sementara. Refreshing juga tidak mengatasi permasalahan yang sebenarnya, hanya menyegarkan pikiran dari permukaan saja,” jelas Zahrah.
Bagaimana Ciri-ciri Seseorang Memerlukan Healing?
Ada tanda-tanda seseorang butuh healing dari kegiatan sehari-hari.
“Healing diperlukan bagi seseorang yang memiliki pengalaman masa lalu yang traumatis atau memiliki luka batin yang kuat dan signifikan. Sehingga memengaruhi kehidupannya saat ini, seperti ia menjadi kesulitan untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari,” jelas Zahrah.
Seberapa Penting Melakukan Healing?
Setiap orang mempunyai cara untuk menyembuhkan dirinya sendiri, serta waktu yang diperlukan pun berbeda-beda.
“Luka yang ada terkadang menghambat kita, membatasi dalam mengambil keputusan, membatasi dalam berkembang untuk mengambil peluang, sehingga sangat penting bagi kita untuk dipulihkan agar bisa berkembang lebih optimal,” ucap Zahrah.
Apakah Stres atau Masalah Bisa Hilang dengan Melakukan Healing?
Menurut psikolog satu ini, untuk mengetahui apakah suatu masalah bisa hilang atau tidak dengan healing, perlu melihat terlebih dahulu mengetahui permasalahannya.
“Ada yang bisa dan ada yang tidak. Bisa ketika permasalahan tersebut berhubungan dengan luka atau emosi yang ada di dalam diri kita sendiri. Namun, terdapat juga permasalahan lain yang perlu proses menyelesaian masalah yang berbeda,” jelas Zahrah.
Bagaimana Cara Melakukan Healing yang Tepat?
Zahrah membeberkan bahwa healing bagi setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pulih dari luka-luka, emosional, yakni:
Berlatih self compassion atau berwelas asih pada diri sendiri
Berlatih self compassion bisa meningkatkan rasa sayang kepada diri sendiri. Proses bagaimana kita bisa menjadi teman baik untuk diri sendiri dan meyakini bahwa kita tidak sendirian dalam melalui hal-hal buruk atau tidak menyenangkan.
Journaling
Dengan menuliskan ke dalam jurnal atau diari mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan, kita bisa lebih mengenali dan menyadari emosi yang kita miliki. Serta dapat menyalurkan emosi-emosi yang masih tersangkut, sehingga di kemudian hari bisa merasa lebih nyaman dan lega.
Menulis surat
Coba tulislah surat, seakan-akan ditujukan pada seseorang tentang apa yang belum sempat disampaikan sebelumnya. Surat tersebut juga bisa berisi perasaan-perasaan yang kamu rasakan yang mungkin belum bisa tersampaikan pada orang tersebut secara langsung.
Tidak perlu khawatir, surat ini tidak perlu diberikan kepada orang tersebut. Tujuannya adalah agar emosi-emosi yang masih tersangkut pada seseorang dapat tersalurkan.
Berlatih meditasi atau mindfulness
Meditasi atau mindfulness bertujuan agar kita bisa membawa kesadaran pada saat ini dan di sini. Hal ini membantu kita untuk fokus pada apa yang kita kerjakan saat ini, daripada terbayang-bayang masa lalu atau terlalu cemas dengan hal yang belum terjadi di masa depan.
Mindfulness dapat membantu kita untuk bisa lebih sadar dan menikmati proses saat ini.
Mendapatkan bantuan dari profesional (psikolog atau psikiater)
Apabila merasa luka atau pengalaman yang dialami terlalu berat untuk diproses sendiri, kamu bisa meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk memfasilitasi dalam proses healing ini.
Kesimpulan
Setiap orang memiliki masalah dan masa lalu yang berbeda-beda. Cara dan waktu untuk menghadapinya pun juga berbeda. Meskipun masalah tersebut menciptakan luka, namun cobalah untuk mengobati luka tersebut dengan melakukan healing agar membuat perasaan menjadi lebih damai.
