Apakah Perlu Menunda Kehamilan Saat Pandemik COVID-19?

menunda-kehamilan-karena-covid-19
Foto: www.xframe.io

Hamil saat pandemik COVID-19. Hm. Jika ini adalah kondisimu sekarang, mungkin kamu sedang khawatir dan deg-degan sekarang. Untuk mengurangi rasa kecemasanmu dan membuat periode kehamilanmu lebih tenang di masa pandemik ini, LIMONE menghubungi Dr. Fella H. Pratami, Sp.OG, seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dari RS Karya Asih Charitas Palembang dan Klinik Marsya Plaju Palembang. Baca terus artikel ini untuk mengetahui apakah kamu perlu menunda kehamilan karena COVID-19.

Apakah Perempuan Perlu Panik saat Hamil di Masa Pandemik COVID-19?

menunda-kehamilan-karena-covid-19
Foto: www.rawpixel.com

Dokter Fella mengatakan bahwa kamu tidak perlu panik. Ah, leganya. “Tapi concern iya,” tambahnya. “Saat ini tidak ada bukti bahwa ibu hamil lebih berisiko tinggi sakit parah daripada masyarakat umum. Namun karena adanya perubahan bentuk tubuh dan sistem kekebalan dan imunitas tubuh, maka ibu hamil sangat rentan oleh beberapa infeksi pernapasan. Bila ibu hamil merasakan gejala yang mendukung ke arah COVID-19 seperti demam, batuk, sesak nafas, maka menurut WHO ia diprioritaskan untuk dilakukan pengujian tes. Dan prosedur selanjutnya sesuai arahan satgas COVID-19,” jelasnya.

Dan seandainya seorang ibu hamil terinfeksi virus ini (ketuk meja kayu tiga kali), apa yang harus dilakukan?

Menurut Fella, tidak ada ada bukti COVID-19 dapat meningkatkan angka keguguran. Dan belum ada bukti bahwa penularan bisa terjadi secara transmisi vertikal (penularan dari ibu hamil ke bayi yang dikandung). “Namun memang didapatkan data peningkatan persalinan prematur,” terangnya.

Jadi, Fella menegaskan bila ibu hamil mengeluh demam dan batuk terus menerus, “maka ia harus TETAP DI RUMAH selama kurang-lebih tujuh hari dan menghubungi dokter kandungan terdekat melalui tele-medicine,” tegasnya. “Bila keluhan tidak membaik, segera hubungi satgas COVID-10. Bila hasil pemeriksaan positif segera lapor ke bidan/dokter kandungan untuk pemeriksaan kehamilan dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari.”

Lantas kapan seorang ibu hamil dan positif terinfeksi COVID-19 dianjurkan ke rumah sakit? “Ketika dijumpai keluhan yang memberat dan/atau adanya keluhan DARURAT terkait janin atau kehamilan. Ibu hamil sebaiknya tidak dianjurkan menggunakan transportasi umum ke ruma sakit, dan wajib memberitahukan status orang terinfeksi ke petugas rumah sakit,” tekannya.

Di Masa Pandemik ini, Apakah Lebih Baik Melahirkan di Rumah?

menunda kehamilan karena covid 19 5 | | Apakah Perlu Menunda Kehamilan Saat Pandemik COVID-19?
Foto: www.freepik.com

Fella menerangkan bahwa melahirkan di rumah memang masih sering dilakukan dengan bantuan bidan. Akan tetapi, dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi kehamilan; apakah termasuk kehamilan berisiko tinggi atau tidak.

Kehamilan berisiko tinggi misalnya, posisi bayi sungsang, memiliki riwayat operasi sesar atau operasi miom sebelumnya, memiliki penyakit lain seperti penyakit jantung, dan lain sebagainya.  Oleh karena itu, “kehamilan berisiko tinggi sebaiknya ditangani di rumah sakit. Dan sebaiknya opsi pemilihan tempat bersalin dikonsultasikan kepada dokter kandungan sebelum memutuskan,” anjurnya.

Dengan kata lain, melahirkan di rumah hanya bisa dilakukan bila kondisi kehamilan normal. “Hal ini diputuskan oleh dokter kandungan, bukan berdasarkan persepsi sang ibu hamil,” tegasnya.

Jika melahirkan di rumah mendapat persetujuan dari dokter kandungan, pastikan semua persiapan sudah kamu lakukan.

√ Berkonsultasi sebelumnya dengan bidan yang akan membantu persalinan.

√ Miliki kontak bidan tersebut (sebaiknya ibu hamil dan suami juga memiliki kontaknya).

√ Persiapkan peralatan seandainya ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit. Seperti tas yang berisi perlengkapan ibu dan bayi, berkas-berkas penting seperti KTP, Kartu Keluarga, kartu asuransi kesehatan serta kendaraan.

Untuk poin yang terakhir ini wajib kamu lakukan. Soalnya, “proses persalinan tidak selalu berjalan lancar walaupun kondisi kehamilan normal dan baik sebelum persalinan. Misalnya, terjadi pembukaan jalan lahir tidak berlangsung sesuai harapan sehingga berefek pada kondisi ibu dan janin. Atau terjadi kondisi gawat janin yang memerlukan tindakan operasi sesar segera. Maka ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat,” anjurnya.

Apa yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil saat Pandemik COVID-19 agar Tetap Sehat?

menunda-kehamilan-karena-covid-19
Foto: www.freepik.com

Satu yang pasti, Fella menegaskan bahwa tidak ada perbedaan tindakan pencegahan saat social distancing pada ibu hamil dan tidak hamil. Sementara untuk memastikan kondisi kamu dan janin sehat, Fella menyarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini.

√ Tetap berada di rumah, hindari keluar rumah sebisa mungkin.

√ Terapkan social distancing yang konsisten.

√ Rajin cuci tangan dengan sabun menggunakan metode enam langkah yang sudah direkomendasikan para ahli.

√ Gunakan masker dengan tepat (cara pakai dan cara melepasnya pun harus benar).

√ Hindari menyentuh wajah termasuk mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan dengan sabun.

√ Berjemur selama sekitar 10-15 menit pada pukul 9 pagi untuk meningkatkan imunitas tubuh.

√ Terapkan etika batuk dan bersin yang baik dan benar.

√ Cukup istirahat, konsumsi makanan yang bergizi.

Apakah Perlu Menunda Kehamilan karena COVID-19?

pregnant 4 | | Apakah Perlu Menunda Kehamilan Saat Pandemik COVID-19?
Foto: www.rawpixel.com

Ah, ini mungkin yang membuat penasaran untuk kamu yang sedang mencoba untuk hamil.

“Belum ada panduan khusus mengenai ini karena penelitian mengenai pengaruh infeksi COVID-19 ke janin belum banyak dilakukan,” jelas Fella.

Akan tetapi, jika memungkinkan ada baiknya untuk “menunda kehamilan di saat pandemik COVID-19 seperti saat ini karena belum ada data yang kuat mengenai efeknya. Pasalnya, kehamilan dapat membuat imunitas seorang wanita melemah. Terlebih lagi ketika seorang wanita hamil, ia akan cenderung lebih sering ke pusat kesehatan, baik praktik pribadi dokter maupun puskesmas/rumah sakit sehingga meningkatkan risiko terpapar virus ini. Sehingga banyak dokter spesialis kandungan berpendapat bahwa lebih baik menunda kehamilan. Preventation is better,” tegasnya.

Selanjutnya: dan ini yang sebaiknya kamu lakukan jika merasakan gejala prenatal depression.

error: Konten dilindungi !!