Apa Itu Introver—Dan Cara Survive Selama Pandemi

apa itu introver
Foto: www.freepik.com

Serius: apa itu introver? Dan yang lebih serius lagi: bagaimana caranya agar seorang ibu introver bisa survive saat semua anggota keluarga (pasangan, nenek, kakek, orangtua, anak) bekerja dan belajar dari rumah?

Di satu sisi, meski social distancing dan bekerja dari rumah merupakan berkah bagi para introver, tapi fakta bahwa semua orang hadir di rumah 24/7 adalah sebuah cobaan. Para ibu introver mungkin ingin berteriak (atau sudah dilakukan, hanya saja dalam hati?). Argh.

Sebagai salah satu orang yang termasuk dalam kategori ini (LIMONE sudah melakukan tes kepribadian, jadi bukan asumsi) dan paham betapa pentingnya mencari jawaban atas pertanyaan tersebut, kami menghubungi seorang psikolog.

Berikut penjelasan Diandra Ayu, M.Psi, Psikolog, seorang psikolog klinis dewasa, Co-Founder Sisi Psikologi tentang apa itu introver dan bagaimana agar ibu tetap waras saat semua orang ada di rumah.

Apa Itu Introver?

apa itu introver
Foto: www.canva.com

Masih ingat kehebohan beberapa waktu yang lalu saat seorang YouTuber mengklaim dirinya introver—dan banyak yang meragukannya? Oleh karena itu, mari menyamakan definisi apa itu introver.

Seseorang yang introver adalah seseorang yang lebih memiliki energi secara psikologis yang berasal dari dalam dirinya sendiri,” jelas Diandra.

Bayangkan handphone.

“Nah, setiap handphone pasti butuh baterai untuk bisa digunakan maksimal. Untuk mengisi baterai tersebut pasti perlu proses charging,” katanya.

“Nah, seorang introver itu akan lebih cepat proses chargingnya ketika sendiri, atau berada di lingkungan terdekatnya, hanya dengan orang-orang tertentu saja yang dirasa sudah dekat. Sedangkan seorang ekstrover akan lebih cepat proses charging-nya ketika berada di lingkungan yang lebih luas,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Diandra menerangkan bahwa seorang introver lebih memerhatikan hal-hal yang terjadi dalam dirinya sendiri, seperti sudut pandang dan perasaannya.

“Segala hal yang terjadi dalam dirinya akan sangat dipertimbangkan sendiri, sehingga terkesan seorang introver adalah pribadi yang ‘pemikir’ dan ‘pendiam,'” tambahnya.

Ciri-ciri lain introver: lebih nyaman dengan beberapa orang terdekatnya, dan merasa canggung ketika harus berhadapan dengan orang baru atau orang banyak.

“Ia akan mempersiapkan obrolan yang akan dibahas ketika bertemu orang baru, sehingga membuatnya mudah merasa lelah ketika bersama orang baru maupun orang banyak. Hal ini juga yang mengesankan seorang introver adalah seorang yang pemalu,” ujarnya. Padahal belum tentu.

Mengapa Ibu yang Introvert Bisa Mengalami Kesulitan Saat Social Distancing?

apa itu introver
Foto: www.rawpixel.com

Seperti yang disebutkan di atas, “keadaan pandemi seperti ini justru bisa menjadi kesenangan bagi seorang introver,” kata Diandra.

Pasalnya, pada dasarnya seorang introver merasa lebih nyaman berada di lingkungan terdekatnya sendiri, termasuk dengan keluarga di rumah.

Ini artinya, seorang introver tidak perlu untuk keluar rumah dan bertemu orang-orang baru secara lebih sering, seperti sebelum masa pandemi. Yeaaay!

Namun, situasi ini seperti pedang bermata dua. “Karena seorang introver lebih sering memikirkan hal-hal yang akan dikerjakan, ataupun mengenai apa yang akan dibicarakan, keadaan ini membuat seorang introver membutuhkan waktu untuk ‘jeda’, dan mulai charging dirinya,” jelasnya.

Waktu yang dibutuhkan seorang untuk ‘mengisi baterai’ bisa menjadi lebih panjang dan sering saat pandemik berlangsung dan semua orang ada di rumah.

Apa Ibu Introver Bisa Mengalami Stres Saat Semua Orang Ada di Rumah?

introvert mother 6 | | Apa Itu Introver—Dan Cara Survive Selama Pandemi
Foto: www.rawpixel.com

“Keadaan pandemi seperti saat ini memang berdampak pada semua orang. Tidak hanya pada orang dengan kepribadian introver, namun juga ekstrover, dan ambiver,” tegas Diandra.

Menurutnya, pada seorang ekstrover, kondisi yang mengharuskan seseorang berada di rumah dan tidak bisa bertemu orang-orang baru, orang-orang yang lebih banyak dari biasanya, akan membuat ekstrover rentang dengan stres.

Alhasil, seorang ekstrover perlu memutar otak agar merasa nyaman di rumah.

Sementara itu, introver akan merasa nyaman berada di rumah dengan orang terdekatnya, dan tidak perlu pusing bagaimana membuat obrolan dengan orang-orang baru.

“Namun terlebih dari itu, pada dasarnya semua orang butuh untuk berinteraksi dengan orang lain. Jadi ketika dihadapkan pada keadaan harus di rumah saja dalam waktu yang lama, dan tidak menentu sampai kapan, dan bertemu orang-orang yang di rumah saja, hal ini membuat stres juga,” ujarnya.

Intinya, pandemi ini mempengaruhi kondisi mental siapapun, tanpa mengenal batas kepribadian.

Bagaimana Cara Mengetahui Ibu Introver Butuh Waktu Sendiri?

introvert mother 8 | | Apa Itu Introver—Dan Cara Survive Selama Pandemi
Foto: www.freepik.com

Anak? √, ada di rumah. Pasangan? √√, sedang mengetik di depan laptop—dari rumah. Alhasil, mungkin pembicaraan sering terjadi.

Efeknya, seorang introver menjadi lebih sering memikirkan hal-hal yang akan diobrolkan atau dilakukan. Dan keadaan seperti ini bisa saja membuatnya merasa mudah lelah dengan pikirannya sendiri.

Bagaimana kamu mengetahui bahwa sudah saatnya mengisi baterai?

“Beberapa tanda yang bisa dikenali saat seorang introver sudah saatnya charging energinya adalah ketika ia merasa mudah lelah secara fisik. Juga mulai merasa sensitif, misalnya mudah marah, sedih, dan tidak bersemangat untuk beraktivitas. Bisa juga secara kognitif, ia akan mudah berpikiran negatif dan khawatir berlebihan,” jelas Diandra.

Jika ada mesin pendeteksi “charging time” untuk para introver, mungkin lampu kuning nyaris merah sudah menyala-nyala dan memperingatkan bahwa sangat krusial untuk mengisi baterai secepatnya.

Bagaimana menyampaikan kepada anggota keluarga bahwa kamu butuh waktu tersebut dan undur diri sejenak dari interaksi sosial?

“Sebenarnya yang terpenting adalah komunikasi dan pengertian satu sama lain, terutama dengan pasangan,” terangnya.

“Seorang introver bisa luangkan waktu untuk sharing dengan pasangan, sampaikan dan tanyakan apa yang sebenarnya dibutuhkan ketika di rumah. Diskusi dengan pasangan bagaimana bekerja sama untuk membuat masing-masing merasa nyaman dan senang di rumah,” anjurnya.

Hal ini termasuk mendiskusikan kira-kira kapan waktu yang kamu butuhkan untuk mengisi ulang baterai diri sendiri, sehingga perlu bantuan pasangan untuk bergantian menemani anak, misalnya. Begitu juga sebaliknya.

Oh, oh, jangan lupakan ini: Penting juga untuk saling memberi apresiasi pada pasangan atau anak, karena telah bekerja sama membuat nyaman dan senang selama di rumah.

“Beberapa studi telah mengatakan bahwa adanya kerjasama dan apreasiasi antar pasangan terbukti efektif meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kebahagiaan seseorang,” tambahnya.

Kesimpulan

apa itu introver
Foto: www.unsplash.com

Pandemi adalah sebuah hal yang sulit untuk semua orang, termasuk para introver. Apa aktivitas yang bisa dilakukan ibu introver untuk menjaga kesehatan mentalnya?

Mungkin kata ‘aktivitas’ di sini akan membuat seorang introver menghela nafas, tapi hei, ini adalah kegiatan yang akan membuatmu senang.

“Hal pertama dan paling penting adalah kita pahami dulu kondisi kita ini seperti apa. Kenali diri kita baik-baik, kira-kira kapan bisa merasa lelah, dan apa tanda-tanda yang muncul,” sarannya.

Selanjutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang introver ketika berada di rumah adalah dengan membuat schedule atau jadwal teratur tentang kegiatan kesehariannya. Misalnya dari bangun tidur, sarapan, bekerja, waktu istirahat, makan lagi, dan sebagainya.

“Dalam menyusun jadwal tersebut, luangkan waktu untuk charging diri sendiri. Biasanya bisa saat menjelang tidur,” ungkapnya.

Dan selama proses charging ini, kamu para introver dipersilakan melakukan apa saja yang bisa membuatmu lebih nyaman dan tenang.

Misalnya membaca buku, mendengarkan musik, menonton film, atau dengan menuliskan tentang aktivitas yang telah dijalani selama satu hari dan apa yang dirasakan.

“Penting juga meluangkan waktu guna berolahraga,” ujarnya. Intinya, “kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk sedikit merelaksasi kinerja pikiran dan perasaan yang telah ‘bekerja’ selama satu hari penuh.”

Plus, “meluangkan waktu untuk diri sendiri adalah bentuk mengapresiasi diri, sehingga bisa lebih menghargai dan bangga pada diri sendiri,” tegas Diandra.

error: Konten dilindungi !!