Haruskah Panik Ketika Anak Telat Berbicara Terutama Setelah 2 Tahun?

anak telat berbicara 2 tahun
Foto: www.freepik.com

Si kecil belum lancar juga berbicara? Dibandingkan teman seumurannya, kamu menyadari bahwa kemampuan berkata-katanya sepertinya masih kurang. Haruskah panik ketika anak telat berbicara apalagi setelah dua tahun?

Berikut penjelasan dari psikolog anak dan apa yang bisa kamu lakukan ketika anak telat berbicara.

Kapan Orang Tua Perlu Khawatir tentang Anak Telat Berbicara?

anak telat berbicara
Foto: www.canva.com

Menurut psikolog, Susanthi Pradini, M.Psi, secara umum, anak dapat mengucapkan kata pertamanya di sekitar usia 1 hingga 1,5 tahun.

Setelah itu, perkembangan bahasa anak berkembang pesat karena anak sebenarnya sudah memahami kata-kata dalam bahasa ibunya jauh sebelum ia dapat mengucapkannya.

“Di usia 2–3 tahun anak sudah dapat menyusun kalimat berisi satu hingga dua kata seperti ‘ibu minum’ atau ‘makan roti’ meskipun artikulasinya belum terlalu jelas,” ucapnya.

Orang tua perlu khawatir jika, “hingga usia 3 tahun anak belum menunjukan tanda-tanda mengucapkan kata yang dapat dimengerti oleh orang di sekitarnya dan hanya menunjuk sesuatu yang diinginkannya.”

Hal praktis yang bisa kamu terapkan adalah ketika anak anak telat berbicara, dengan “mengecek melalui milestones perkembangan bahasa anak yang tersedia di kartu kembang anak yang diterbitkan BKKBN,” saran psikolog anak dan remaja ini.

“Jika anak secara konsisten berada di bawah rentang normal selama 2 tahun berturut-turut ibu, maka mulai perlu memeriksakan anak ibu kepada dokter atau psikolog.”

Bagaimana Mengenali Anak Telat Berbicara?

bagaimana mengenali anak telat bicara | | Haruskah Panik Ketika Anak Telat Berbicara Terutama Setelah 2 Tahun?
Foto: www.xframe.io

Perlu diketahui bahwa keterlambatan bicara bisa jadi merupakan gejala dari gangguan perkembangan tertentu.

Untuk mengetahui apakah anak telat berbicara merupakan gejala dari gangguan perkembangan atau disebabkan oleh kurangnya stimulasi dari pengasuh maka diperlukan “serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh professional,” papar Susanthi.

Pada LIMONE, Susanthi menyebutkan anak telat berbicara dapat dideteksi dimulai dari usia 3 tahun. Dengan tanda-tanda berikut.

  • Anak belum menunjukan tanda-tanda dapat mengucapkan kata pertama yang dapat dimengerti hingga ulang tahunnya yang kedua.
  • Si anak jarang mengeluarkan suara/bicara dan lebih banyak menunjuk sesuatu yang diinginkannya hingga usia 2 tahun.
  • Anak tampak kesulitan mengulangi kata yang diucapkan oleh orang tua
  • Si kecil memiliki kosakata yang sedikit dan masih banyak kata yang sulit dimengerti oleh orang lain selain ibu, hingga ulang tahunnya yang ketiga.
  • Setelah dicek dengan batuan tabel kartu kembang anak, anak secara konsisten berada di bawah kurva normal pada aspek bahasa.

Apa Penyebab Anak Telat Berbicara?

anak telat berbicara
Foto: www.xframe.io

Secara umum, anak terlambat bicara bisa dipengaruhi berbagai faktor. LIMONE menanyakan beberapa hal yang sering menjadi kekhawatiran para orang tua.

Makanan: apakah mempengaruhi kemampuan anak berbicara?

Menurut Susanthi, beberapa ahli berpendapat bahwa tekstur makanan akan berpengaruh terhadap kemampuan bicara anak. Berbicara melibatkan organ mulut, lidah, dan tenggorokan untuk dapat menghasilkan bunyi yang menjadi salah satu aspek dari bahasa.

Oleh karena itu, kematangan organ mulut juga menjadi salah satu penentu keterampilan berbicara pada anak.

“Inilah sebabnya tekstur makanan anak secara bertahap perlu ditingkatkan dari usia bayi agar organ mulut anak semakin kuat dan terlatih. Namun demikian, pendapat ini masih perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut,” ujar Susanthi.

Pola asuh: apakah berkontribusi pada anak telat berbicara?

Pola asuh orang tua tak hanya berperan menentukan kepribadian anak, juga sangat berpengaruh terhadap anak alami keterlambatan bicara.

Susanthi berpendapat bahwa tentu saja perkembangan anak selalui dipengaruhi oleh faktor genetis (nature) dan lingkungan (nurture). Begitu pula dengan perkembangan bahasa, dan kemampuan berbicara adalah bagian dari perkembangan bahasa anak.

“Anak belajar bicara dari interaksi yang dilakukan dengan lingkungan sekitarnya,” ungkap Susanthi. “Untuk anak usia dini, lingkungan terkecil dan dominan ada pada orang tuanya, termasuk di dalamnya bagaimana cara orang tua berkomunikasi dengan anak dan pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak.”

Faktor keturunan dan genetik: apakah ada hubungannya dengan anak telat bicara?

Seringkali berkembang pendapat di masyarakat, jika salah satu orang tua dari anak terlambat bicara maka anaknya pun terlambat bicara. Dan hal ini yang dikatakan sebagai genetik atau keturunan.

“Pendapat ini tidak sepenuhnya salah. Namun, yang dimaksud dengan genetik atau keturunan adalah adanya kondisi gen tertentu yang diwariskan kepada keturunannya,” imbuhnya.

Susanthi menerangkan lebih lanjut, “biasanya ini terkait dengan gangguan perkembangan yang dijelaskan sebelumnya.”

Gadget: apakah menyebabkan anak telat bicara?

Aha! Kamu pasti penasaran dengan hal ini, apalagi generasi sekarang disebut sebagai ‘digital generation‘.

“Ada, seperti yang kita ketahui gawai (gadget) diciptakan untuk memudahkan hidup manusia,” terang Susanthi.

Menurutnya, penggunaan gawai dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap kemampuan bicara anak tergantung cara penggunaan gawai tersebut oleh pengasuh kepada anak.

“Hal ini akan bergantung pada apa yang dilakukan anak dengan gawainya. Apakah ia didampingi atau tidak ketika bermain dengan gawainya,” jelasnya.

Kunci utama dalam keterampilan bicara anak adalah interaksi antara pengasuh dengan anak,” Susanthi menuturkan. “Semakin banyak anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan keinginan dan pendapatnya dengan bahasa, semakin baik keterampilan bicara pada anak.”

Lalu, Apa Dampaknya Bila Anak Telat Berbicara?

apa dampaknya bila anak telat bicara | | Haruskah Panik Ketika Anak Telat Berbicara Terutama Setelah 2 Tahun?
Foto: www.xframe.io

Susanthi berpesan bahwa salah satu dampak dari anak telat bicara, yakni dapat menjalar ke area sosio-emosi anak. Pasalnya, salah satu fungsi bahasa adalah komunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.

“Ketika anak memiliki kesulitan untuk mengungkapkan keinginan dan pendapatnya kepada lingkungan atau lingkungan sulit mengerti maksud dari keinginan anak, maka terjadi ketidakseimbangan yang mendorong munculnya masalah,” tambahnya.

Untuk dampak jangka panjangnya, “anak menjadi cenderung pendiam atau tampak seperti pemarah karena merasa tidak dimengerti oleh lingkungannya. Bahkan kebalikannya, lingkungan yang menjauh karena merasa tidak mengerti maksud anak.”

Agar tidak terpengaruh pada kemampuannya di sekolah, Susanthi menyarankan agar lingkungan termasuk orang tua harus mendukung perkembangan anak.

“Setiap anak istimewa dengan segala kemampuannya. Jika lingkungan dapat memfasilitasi dan mendukung perkembangan anak, maka anak dapat berkembang optimal dan menampilkan kemampuannya dengan baik. Termasuk anak yang pernah atau sedang mengalami keterlambatan bicara,” ujarnya.

Kesimpulan

bagaimana membantu anak yang telat bicara | | Haruskah Panik Ketika Anak Telat Berbicara Terutama Setelah 2 Tahun?
Foto: www.canva.com

Sekali lagi: anak yang mengalami keterlambatan bicara dapat berkembang keterampilan bicaranya menuju perkembangan yang semestinya, “iya, dengan penanganan dan stimulasi yang tepat,” kata Susanthi.

Bagaimana membantu sang anak telat berbicara?

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti terapi wicara, dengan didukung oleh peningkatan stimulasi kemampuan bahasa yang dapat dilakukan orang tua,” anjurnya.

“Misalnya dengan sering mengajak anak bicara dan mengusahakan mengubah bentuk pertanyaan yang diajukan dari pertanyaan yang hanya dapat dijawab dengan jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’, dengan pertanyaan yang memungkinkan anak untuk menjelaskan,” beber Susanthi.

Lebih lanjut Susanthi menerangkan bahwa stimulasi orang tua menjadi salah satu pendukung penting bagi perkembangan bahasa anak. Terdapat empat cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi anak telat berbicara antara lain:

  • Menyusun ulang (recasting): pengucapan makna suatu kalimat yang sama atau yang mirip dengan cara yang berbeda.
  • Menggemakan (echoing): mengulangi apa yang anak katakan, khususnya kalau perkataan itu adalah suatu ungkapan atau kalimat yang tidak sempurna.
  • Memperluas (expanding): menyatakan ulang apa yang telah anak katakan dalam bahasa yang secara linguistik lebih canggih.
  • Penamaan (labelling): mengidentifikasi nama-nama benda di sekitar anak.
error: Konten dilindungi !!