Memiliki stuktur gigi yang tidak rapi memang dapat memengaruhi estetika. Oleh karena itu, banyak orang yang tertarik menggunakan kawat gigi untuk memperbaiki penampilan supaya lebih menarik.
Jika akhir-akhir ini kamu mulai tertarik untuk menggunakan behel, maka selamat karena LIMONE telah menghubungi drg. Vindira Putri Prastiti, Sp. Ort, seorang dokter gigi spesialis ortodonti dari Confidenta Clinic Pasar Minggu untuk menanyakan perihal pemasangan dan efek samping dari kawat gigi
Mengapa Seseorang Perlu Menggunakan Kawat Gigi?
Pada dasarnya, kawat gigi merupakan suatu alat ortodonti cekat yang dapat memperbaiki kondisi gigi dan rahang seseorang.
“Penyebab seseorang membutuhkan perawatan kawat gigi atau ortodonti karena setiap manusia pasti memiliki maloklusi yang berbeda-beda. Di mana maloklusi itu sendiri adalah kelainan oklusi pada gigi yang menyebabkan ketidaknyamanan fungsi mengunyah dan estetik pasien,” jelasnya.
Penggunaan behel inilah yang nantinya akan mengoreksi atau memperbaiki keadaan maloklusi tersebut secara perlahan.
“Manfaat dari menggunakan kawat gigi itu sendiri adalah untuk memperbaiki maloklusi pada setiap pasien, sehingga memiliki fungsi kunyah yang optimal dan estetik yang baik,” tuturnya.
Bagaimana Cara Memilih Perawatan Ortodonti yang Benar?
Dokter Gigi Spesialis Ortodonti ini memaparkan bahwa jenis kawat gigi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni peranti ortodonti lepasan dan cekat.
Sesuai namanya, peranti ortodonti lepasan ini dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien, sedangkan peranti ortodonti cekat menggunakan braket yang direkatkan di gigi.
“Cara yang tepat untuk memilih kawat gigi akan bergantung pada pemeriksaan klinis, rontgen, dan sefalometri. Biasanya untuk fase gigi geligi bercampur atau mixed dentition, akan menggunakan peranti ortodonti lepasan, sedangkan untuk fase gigi geligi tetap dapat menggunakan peranti ortodonti cekat,” jelasnya.
Adakah Usia Ideal untuk Melakukan Perawatan Ortodonti?
Sebenarnya tidak ada usia ideal untuk menggunakan behel, karena hal tersebut akan kembali pada kondisi pasien. “Jika pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi giginya, maka dapat segera dilakukan perawatan ortodonti,” ungkap Dokter Vindira.
“Pada usia fase gigi geligi bercampur, sudah dapat dilakukan perawatan ortodonti. Terutama pada pasien yang memiliki kebiasaan buruk seperti mengisap ibu jari, bernapas melalui mulut, menggigit kuku, itu harus dilakukan perawatan ortodonti sesegera mungkin agar maloklusi dan kebiasaan buruknya bisa dikoreksi,” katanya.
Bagaimana Proses Pemasangan Kawat Gigi?
Untuk proses pemasangan kawat gigi sendiri, pada jenis peranti ortodonti cekat pertama-tama akan dilakukan pembersihan keseluruhan gigi terlebih dahulu.
“Kemudian akan diberikan etsa – bonding – dan adhesive pada setiap permukaan gigi yang akan dipasang braces. Prosesnya sendiri akan dilakukan kurang lebih selama 60 menit,” ujarnya.
Sedangkan untuk jangka waktu seseorang mengenakan behel, Dokter Vindira mengungkapkan bahwa dirinya selalu menyarankan minimal tiga tahun sampai didapatkan hasil yang optimal.
“Namun ini akan tergantung dari kebersihan gigi dan kooperatif pasien atau kedisiplinan kontrol setiap bulannya,” paparnya.
Adakah Risiko Pemasangan Kawat Gigi?
Risiko dari pemasangan kawat gigi ini sendiri biasanya terjadi sariawan. “Ini disebabkan karena adanya gesekan kawat ke mukosa mulut,” katanya.
“Selain itu, bisa juga muncul rasa sakit selama beberapa jam setelah pemasangan kawat gigi yang diakibatkan karena gigi yang baru saja dipasang braces. Namun ini bisa diantisipasi dengan mengonsumsi obat nyeri,” terangnya.
Ketika timbul rasa sakit akibat perawatan ortodonti, Dokter Vindira menyarankan agar mengonsumsi obat nyeri yang biasa digunakan pasien.
“Kemudian cobalah untuk makan makanan yang halus terlebih dahulu, selama kurang lebih tiga hari. Hal ini bertujuan untuk tidak menimbulkan banyak gesekan antara gigi rahang atas dan bawah, sampai rasa nyerinya hilang,” ujarnya.
Bagaimana Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Mengenakan Behel?
Dokter Vindira mengungkapkan bahwa sesungguhnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut selama periode pemakaian behel sangatlah penting.
“Pasien harus menggosok gigi sebanyak tiga kali sehari, membersihkan sela-sela gigi, menggunakan dental floss, berkumur dengan obat kumur antiseptik sebanyak satu kali sehari, dan berkumur setelah makan. Tidak lupa untuk kontrol setiap bulannya ke dokter gigi spesialis ortodonti yang memasang kawat gigi,” jelasnya.
Adakah Perawatan yang Harus Dilakukan Setelah Melepas Behel?
Setelah pelepasan behel, terdapat perawatan yang harus dilakukan yakni fase retensi. “Di mana pasien harus menggunakan retainer minimal tiga tahun setelah perawatan ortodonti selesai,” ucapnya.
Retainer itu sendiri terdapat dia macam, yakni lepasan dan cekat. Untuk retainer lepas nantinya bisa dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien untuk dibersihkan. Sementara retainer cekat akan dipasang secara permanen dengan menempelkan kawat pada gigi bagian belakang.
Kesimpulan
Dokter Vindira berpesan bahwa untuk semua kalangan yang ingin menggunakan behel, hal ini wajib dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti. “Jangan pernah mencoba untuk memasang di salon atau tempat yang bukan dokter gigi spesialis ortodonti,” tegasnya.
“Karena, kompetensi perawatan ortodonti ini hanya dimiliki oleh dokter gigi spesialis ortodonti,” beliau mengingatkan.
“Selain itu, untuk pasien yang sudah memasang kawat gigi, sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut, agar perawatan ortodontinya dapat berjalan dengan baik, sehingga mendapatkan hasil yang optimal,” pesannya.
