Bagaimana Mengenali Gejala Maag dan Cara Mengatasinya?

maag
Foto: www.pexels.com

Ugh. Ketika perut terasa nyeri dan merasa tidak nyaman setelah makan, mungkin ini menjadi tanda bahaya bahwa kamu sedang mengalami sakit maag. Yup, penyakit ini menandakan bahwa adanya sesuatu yang bermasalah pada tubuh. Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasinya?

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, LIMONE  menghubungi dr. Kurnia Sitompul, M.Gizi, Sp.GK, dokter spesialis gizi Klinik Panacea Balikpapan dan anggota PDGKI untuk mencari tahu bagaimana mengetahui gejala sakit maag dan cara mengatasinya. 

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Sakit Maag?

maag
Foto: www.freepik.com

“Maag dalam bahasa medis disebut sebagai sindrom dispepsia, yang berarti sekumpulan gejala saluran pencernaan atas seperti adanya rasa nyeri di area ulu hati atau adanya rasa terbakar, penuh, cepat kenyang, mual atau muntah. Sesuai dengan pengertiannya, maag atau sindrom dispepsia ini adalah kumpulan gejala sehingga dianggap sebagai kata alert atau alarm bahwa ada sesuatu yang tidak benar di tubuh kita, khususnya saluran cerna. Kenapa khususnya? Karena ternyata gejala menyerupai maag juga bisa disebabkan oleh gangguan organ lainnya,” jelasnya. 

Dokter Kurnia menambahkan bahwa sindrom dispepsia terbagi atas dua golongan besar. Golongan pertama disebabkan karena adanya gangguan pada organ saluran certa seperti terjadinya lecet atau iritasi di lambung, refluks asam lambung, atau kanker lambung. Sementara golongan kedua disebut jenis fungsional yang penyebabnya sebagian besar tidak diketahui, namun sering dikaitkan dengan gaya hidup, psikologis, pola makan, gangguan tidur dan dismotilitas yakni gangguan gerak saluran cerna. 

“Selain itu ada infeksi bakteri Helicobacter pylori yang dinyatakan menjadi penyebab dispepsia baik organik ataupun fungsional,” tambahnya. 

Lantas, gaya hidup juga dapat menjadi bagian dari penyebab sakit maag?

“Ya, gaya hidup sebagian besar dikaitkan dengan sindrom dispepsia yang fungsional. Walaupun dengan hasil kontroversial, namun telah banyak penelitian yang menunjukkan hubungan kebiasaan merokok, makanan cepat saji, berlemak, makanan pedas, konsumsi sofa, kafein, alkohol, rendahnya makan serat, dan aktivitas fisik terhadap gejala sindrom dispepsia,” ungkapnya. 

Bagaimana Gejala dari Sakit Maag?

maag 4 | | Bagaimana Mengenali Gejala Maag dan Cara Mengatasinya?
Foto: www.rawpixel.com

“Gejala utama dari sindrom dispepsia ini adalah nyeri dan rasa terbakar di ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan, serta perasaan cepat kenyang,” tuturnya.

Munculnya gejala sakit maag akan memberikan dampak pada kesehatan, salah satunya yakni terganggunya kualitas hidup individu. Hal ini dapat ditandai dengan berkurangnya asupan makanan sehari-hari hingga muncul rasa cemas serta berkurangnya waktu tidur. Dampak yang ditimbulkan akan mengganggu kesehatan secara umum, sehingga Dokter Kurnia menyarankan untuk segera diatasi dan mencari penyebab sakit maag dengan berkonsultasi kepada dokter.

Terdapat beberapa gejala yang dikategorikan sebagai red flag atau sebagai tanda bahaya, yakni:

  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
  • Tidak bisa makan
  • Muntah berulang
  • Perdarahan
  • Anemia
  • Demam
  • Adanya massa atau benjolan di perut
  • Riwayat kanker pada keluarga

Bagaimana Cara Mengatasi Sakit Maag?

maag 3 | | Bagaimana Mengenali Gejala Maag dan Cara Mengatasinya?
Foto: www.unsplash.com

Untuk mengatasi sakit maag, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu gejala yang dialami termasuk ke dalam jenis dispepsia organik atau fungsional. Untuk dispepsia jenis organik, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan sebelum diberikan terapi obat-obatan.

“Sedangkan untuk yang fungsional, kita dapat lakukan perbaikan gaya hidup atau modifikasi diet dulu, yang diikuti dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi keluhan. Obatnya juga jenisnya macam-macam, ada yang mengurangi asam lambung, ada yang memperbaiki gerakan usus, ada pula yang melapisi lecet lambung tadi, dan antibiotik juga dapat diberikan,” tuturnya.

Tetapi, apakah sakit maag bisa dicegah?

“Ya, bisa. Terutama yang penyebabnya fungsional ya, misal karena stres psikologis dan gaya hidup yang kurang sehat. Tentu saja kita harus memperbaiki gaya hidup kita,” jawabnya.

Untuk memperbaiki gaya hidup, hal pertama yang dapat dipertimbangkan yakni dari segi konsumsi makanan. Dokter Kurnia menyarankan untuk sebaiknya melakukan modifikasi diet, mulai dari memperbaiki banyaknya asupan makanan, jenis makanan yang dikonsumsi, serta aturan jam makan. 

“Makan sebaiknya dengan komposisi seimbang, dengan mengurangi jenis yang tidak terlalu pedas, berlemak, dan asam. Kita juga perlu menghindari jam makan yang tidak teratur, terutama bagi mereka dengan riwayat gejala dispepsia sebelumnya. Selain itu, perlu diperhatikan makanan dan minuman yang mencetuskan gejalanya, ya. Lalu diperhatikan pula pikiran dan jam tidur, serta apakah sedang mengonsumsi obat-obatan yang bisa mencetuskan gejala,” paparnya.

Makanan Apa yang Perlu Dihindari Penderita Penyakit Ini?

maag
Foto: www.pexels.com

Makanan yang perlu dihindari sebagai penyebab sakit maag akan berbeda pada setiap individu. Namun, makanan yang pada umumnya dapat mencetuskan gejala maag di antaranya adalah makanan yang terlalu asam, pedas, dan tinggi akan kandungan lemak.

“Selain itu, beberapa penelitian menambahkan bahwa mengonsumsi alkohol, kafein, dan soda juga turut mencetuskan (sakit maag). Pengenalan akan jenis makanan ini penting dilakukan oleh mereka yang memang sudah didiagnosis dengan dispepsia, karena itu dapat membantu mereka untuk mencegah munculnya gejala. Misalnya pengalaman klinis seseorang saat makan terlalu tinggi serat akan membuatnya merasakan gejala, namun belum tentu pada individu yang lain,” tuturnya.

Untuk itu, kondisi ketika mengalami sakit maag akan berbeda pada setiap individu. Namun ketika merasakan adanya gejala sakit maag yang kemudian hingga mengganggu aktivitas, maka perlu segera dikonsultasikan dengan dokter. “Ini untuk menghindari konsumsi obat-obatan yang tidak pada tempatnya, konsultasi modifikasi gaya hidup lebih dini untuk mencegah terjadinya komplikasi dan perburukan,” sarannya.

Selanjutnya: Panduan Camilan Sehat dari Spesialis Gizi.

error: Konten dilindungi !!